Jurus BUMN Bangkitkan UMKM dari Hantaman Pandemi Corona

IUjung tombak dari upaya pemerintah menyelamatkan UMKM adalah dengan memberikan jaminan dari sisi pembiayaan

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Sep 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 16:30 WIB
Pertamina
PT Pertamina (Persero) siapkan bantuan modal usaha melalui Program Kemitraan untuk bantu UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Sampai dengan Agustus 2020, Kementerian BUMN mencatat realisasi restrukturisasi oleh bank Himbara telah mencapai lebih dari RP 1 triliun. Di mana sebagian besar didominasi oleh UMKM.

“Bank-bank Himbara, mereka menjadi terdepan dalam penanganan UMKM khususnya untuk restrukturisasi kredit dan kita tahu itu. Sampai Agustus itu sudah tembus sampai Rp 1 triliun restrukturisasi terhadap kredit. Dan itu UMKM nya cukup besar,” beber Staf Khusus Menteri BUMN Rya Sinulingga dalam webinar BUMN Energi di tengah pandemi, Sabtu (19/9/2020).

Menurut Arya, ujung tombak dari upaya pemerintah menyelamatkan UMKM adalah dengan memberikan jaminan dari sisi pembiayaan. Berupa keringanan bunga atau kelonggaran tenggat waktu pembayaran kredit.

“Di samping itu tadi Pak Erick (Menteri BUMN) menyiapkan program PaDi UMKM. Jadi setelah urusan kreditnya kita legakan maka berikutnya bagaimana produk mereka dibeli,” lanjut dia.

Melalui program PaDi, diharapkan bisa memberi ruang dan peluang pelaku UMKM agar bisa memperoleh kesempatan mendapatkan pembiayaan dari BUMN. Selain itu, PaDi juga berusaha menciptakan transparansi di lingkungan BUMN dalam proses pengadaan barang dan jasa.

“Program PaDi inilah yang akan menjadi pemicu offtaker terhadap UMKM. Jadi kita minta semua BUMN sampai level Rp 14 miliar proyek-proyeknya itu diberikan kepada UMKM. Ini adalah langkah yang real bagaimana bumn menjadi offtaker,” kata Arya.

“Jadi kami melihat bahwa dengan Rp 8,366 triliun aset BUMN, porsi pengadaan itu mencapai Rp 18,52 triliun. Sangat besar itu dengan lebih dari 72.000 penyedia jasa,” sambung Arya.

Dari sekitar 72.000 penyedia jasa tersebut, terbagi ke dalam 8 kelompok kegiatan. Ada kelompok material konstruksi, jasa konstruksi, jasa ekspedisi dan pengepakan, jasa sewa peralatan mesin, jasa advertising, jasa catering dan snack dan jasa persewaan furniture.

“Kita juga melakukan pendataan B2B dan B2C. Jadi secara komersial itu kita garap, secara bisnis juga kita garap. Nanti udah ada program aplikasi yang dibuat untuk mereka, dan mereka akan masuk untuk menjadi disamping offtaker, untuk B2B. Juga nanti mereka didorong untuk masuk marketplace,” kata Arya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Teten: Kalau UMKM Terganggu, Kita Khawatir Pengangguran Bertambah Banyak

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan sektor UMKM harus dijaga agar tidak makin terpuruk di tengah pandemi Covid-19. Alasannya sektor ini menyerap 97 persen tenaga kerja sehingga jika UMKM terganggu, angka pengangguran akan bertambah.

"Karena kalau UMKM ini terganggu maka kita khawatir angka pengangguran (bertambah) banyak," kata Teten dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman Kemenkop UKM dan BKPM, Jakarta, Kamis (17/9).

Masa pandemi ini jua menjadi ujian bagi para pelaku UMKM. Sebab, para pekerja formal yang kehilangan pekerjaan kemungkinan besar banting stir menjadi pelaku usaha mikro.

Akibatnya, persaingan antar pelaku usaha menjadi tinggi.

"Bahkan orang yang di PHK dari sektor formal juga akibatnya harus diserap juga oleh UMKM, sehingga tingkat persaingan UMKM tinggi," tutur Teten.

Maka, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini tengah berupaya untuk menjaga pelaku UMKM agar tidak tumbang. UMKM harus tetap bertahan meskipun dalam kondisi ekonomi sulit.

"Untuk itu kita harus berusaha agar UMKM kita ini bisa bertahan dalam kondisi yang cukup sulit," kata dia.

Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi penambahan jumlah angka pengangguran. "Karena faktor yang utama itu agar tidak menambah jumlah (pengangguran)," kata Teten mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya