Kadin: Menko Luhut Sukses Tarik Investasi USD 750 Juta dari AS Berkat UU Cipta Kerja

Investasi senilai USD 750 juta dari Amerika Serikat (AS) dapat memacu peningkatan aktivitas ekonomi di Tanah Air.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 24 Nov 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 18:45 WIB
Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) terkait pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai USD 750 juta.

Kesepakatan ini didapat saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertandang ke Negeri Paman Sam untuk bertemu Presiden Donald Trump beberapa waktu lalu.

Mengomentari hal tersebut, Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan SDM Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Dandung Sri Harninto mengatakan, secara detail pihaknya belum mengetahui isi perjanjian.

Namun secara umum dirinya turut memberi komentar bahwa investasi besar tersebut merupakan keberhasilan dari pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja yang diundangkan dalam UU Nomor 11 Tahun 2020.

"Jadi sesuai dengan nafas atau intensi atau maksud dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja, dimana salah satunya ingin memperbaiki iklim investasi, ini saya menduga, mungkin Menko Maritim dan Investasi mencoba mengimplementasikan semangat dari undang-undang itu. Sehingga mencoba menarik investasi sebanyak-banyaknya ke Indonesia dalam waktu dekat ini," tuturnya, Selasa (24/11/2020).

Keberhasilan tersebut disebutnya jadi kabar menggembirakan bagi pengusaha di Indonesia. Sebab, geliat usaha di tengah pandemi Covid-19 akan lebih menyulitkan jika hanya bergantung pada alokasi belanja negara dan daerah.

"Bagi pengusaha ini ada kabar menyenangkan. Tentunya dengan masuknya investasi dengan mohon maaf segala keterbatasan APBN dan APBD, kita tentunya ini jadi kabar baik," kata Dandung.

Dandung pun berharap, investasi senilai USD 750 juta tersebut dapat memacu peningkatan aktivitas ekonomi di Tanah Air.

"Ketika meningkat tentunya bagi pengusaha ini adalah suatu opportunity untuk mendapatkan gain yang lebih besar. Dengan gain yang lebih besar, pajak yang bisa kita setorkan pada negara tentunya lebih besar juga," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Luhut Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Dipuji AS hingga Sebut Bisa Dicontoh

Menko Luhut Bertemu Donald Trump
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Presiden Amerika Serikat Trump di Gedung Putih, Selasa, 17 November 2020 waktu setempat.Foto: Biro Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bercerita soal kunjungannya ke Amerika Serikat pekan lalu.

Pertemuan penting digelar saat itu, salah satunya kunjungan kerja ke White House, istana presiden AS Donald Trump. Luhut bilang, AS mengapresiasi banyak hal dari Indonesia.

"Salah satu yang diapresiasi adalah kepemimpinan Jokowi dan penanganan Covid-19 yang dianggap sangat bisa untuk dicontoh," kata Luhut dalam webinar CEO Networking, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, dari aspek ekonomi, Luhut berbincang soal pemeliharaan sisi fiskal dan moneter Indonesia. Dirinya juga berbincang dengan Wakil Presiden AS Mike Pence soal vaksin.

"Tadi malam kami sudah follow up dengan video call dengan Secretary of Health-nya dia Bob dan dengan Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin dan juga BPOM untuk mereka juga untuk membuat Pfizer kerja sama dengan PT Bio Farma kita," ujar Luhut.

Lebih dari itu, Luhut juga mengungkapkan maksud dan tujuannya datang ke White House, yaitu untuk memberikan ucapan terima kasih dari Jokowi terhadap Trump atas dedikasi dan kerja sama selama 4 tahun.

"Saya bilang, itu adalah budaya kami menyampaikan rasa terima kasih, penghargaan terhadap teman kerja yang sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya," katanya.

Tak lupa, Jokowi juga berterima kasih atas kesepakatan Generalized System of Preferences (GSP). Untuk Sovereign Wealth Fund, Luhut bilang Indonesia telah menandatangani kerja sama dengan IDFC dengan nominal USD 2 miliar. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya