Anak Usaha Pertamina Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Lewat Pertanian

PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) bangkitkan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah pencarian minyak dan gas bumi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Jan 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 17:00 WIB
Semester I 2014 Realisasi Produksi Minyak Nasional 796,5 MBOPD
Salah satu anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang ada di lepas pantai Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) bangkitkan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah pencarian minyak dan gas bumi, melalui Kegiatan yang menghasilkan produk Pertanian.

Field Manager PHE WMOSapto Agus Sudarmanto mengatakan, lahan tidur, tandus, tadah hujan di Desa Bandang Dajah Kecamatan Tanjung Bumi Bangkalan, Madura telah dipoles hingga menjadi lahan subur penghasil beragam tanaman holtikultura.

Seperti tanaman Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauly, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.

“Melalui program pertanian di Bandang Dajah ini kami berharap bisa memunculkan kemandirian dan potensi peningkatan ekonomi melalui pertanian organik dan hemat biaya. Selain itu serta mengenalkan potensi pertanian yang ada di Desa Bandang Dajah” kata Agus, di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Program ini dilakanakan oleh PHE WMO bekerjasama dengan pendamping program pertanian berawal dari potensi alam berupa ketersediaan lahan. Kesuburan tanah tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat yang enggan bertani.

Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan tentang pola pertanian, pemahaman tentang besarnya modal pertanian dan pangsa pasar yang tidak menjanjikan sehingga masyarakat melihat sektor pertanian di Desa Bandang Dajah tidak bernilai ekonomis.

Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah, Jazi mengungkapkan, sebelum ada bantuan dari PHE WMO, tidak ada yang menanam seperti ini. Kini mereka sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021.

"Adanya hanya tanaman jagung dan kacang ijo. Itu pun setahun sekali, menunggu masa hujan turun," ungkap Jazi.

Jazi menjelaskan, Program Eco Edufarming telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Sedangkan luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80 persen.

"Ada tiga warga mendatangi saya untuk bergabung berikut lahannya telah disiapkan," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Atasi Pengangguran

BI Prediksi Inflasi Capai 0,42 Persen pada Januari 2020
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hasil panen beragam tanaman holtikultura itu ke pasar-pasar kecil di Bangkalan."Alhamdulillah, saya sendiri mendapatkan ilmu. Ini bermanfaat bagi masyarakat Bandang Dajah. Para pemuda yang menganggur bisa bergabung," ujarnya.

Panen perdana di lahan demplot seluas sekitar 5.000 meter persegi itu mendapat perhatian dari Ketua Kelompok Bisnis Hortikultura Indonesia, Mohammad Maulid. "Ini bagus, mudah, dan menjanjikan. Semacam trigger bagi masyarakat agar semangat bercocok tanaman holtikultura," ungkap Maulid.

Ia menyarankan, para petani holtikultura lebih fokus pada satu tanaman saja. Semisal concern pada tanaman tomat. Ketika nantinya berkembang, lanjut, Desa Bandang Dajah bisa menjadi kawasan atau sentra penghasil tomat.

"Satu desa bisa jadi sentra tomat atau tanaman lainnya. Kami akan membantu dari segi market," sarannya. Selain membantu pemasaran, Maulid juga akan membantu dalam bentuk sarana produksi. "Seperti kebutuhan pupuk ataupun bibit. Petani fokus bertani," tutur Maulid. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya