Yakin Aman, Dahlan Iskan Daftar Jadi Peserta Uji Klinis II Vaksin Nusantara

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengajukan diri menjadi peserta uji klinis II vaksin Nusantara.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2021, 10:30 WIB
Senyum Dahlan Iskan Seusai Diperiksa Kasus Korupsi
Mantan Dirut PT PLN Dahlan Iskan memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Jumat (5/6/2015). Dahlan diperiksa sebagai saksi terkait korupsi proyek pembangunan 21 Gardu Listrik Jawa-Bali-Nusa Tenggara.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengajukan diri menjadi peserta uji klinis II vaksin Nusantara.

Vaksin Covid-19 yang digagas oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini telah mengalami uji coba pertama dan hasilnya, kata Dahlan, aman.

"Uji coba tahap I sudah pula selesai. Hasilnya sudah dilaporkan ke BPOM. Juga sudah dilaporkan ke badan kesehatan dunia WHO. Dari uji coba tahap I itu terlihat tidak satu pun relawan yang terkena efek samping. Berarti vaksin ini aman," kata Dahlan, mengutip tulisan pribadinya DI's Way: Vaksin Nusantara, Jumat (19/2/2021).

Dahlan melanjutkan, diharapkan Badan POM mengizinkan uji coba vaksin Nusantara tahap II minggu ini, dengan jumlah dan variasi relawan lebih banyak serta variasi dosis yang lebih luas.

Tidak hanya Dahlan dan istri, rencananya, Terawan akan turut menjadi relawan uji coba tahap II vaksin Nusantara nanti.

"Untuk uji coba tahap II nanti dokter Terawan sendiri akan menjadi relawan. Demikian juga beberapa pengusaha terkemuka. Termasuk Tomy Winata. Saya dan istri juga minta dimasukkan daftar itu," tandasnya. Jika sukses, BPOM akan mengizinkan uji coba lagi. Dengan demikian, izin pemakaian darurat vaksin Nusantara bisa didapat awal Mei 2021.

Dahlan sendiri mengakui kelebihan vaksin Nusantara dibandingkan vaksin impor yang saat ini digunakan Indonesia untuk vaksinasi massal. Tidak hanya lebih kuat karena membentuk antibodi tubuh selamanya, penyuntikannya juga hanya dilakukan sekali dan vaksinnya tidak perlu disimpan di suhu dingin, cukup suhu ruangan saja.

"Puskesmas yang kulkasnya sudah penuh pun tidak harus beli kulkas baru. Pun kalau listrik mati. Tidak membuat Vaksin Nusantara sampai rusak. Berarti cocok sekali dengan kondisi Indonesia," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terawan: Vaksin Nusantara Bisa Diproduksi 10 Juta Dosis per Bulan

Menkes Terawan Tinjau Kondisi Dua Pasien Positif Corona di RSPI Saroso
Menkes Terawan Agus Putranto memberikan keterangan usai menjenguk dua pasien positif terinfeksi Corona di RSPI Prof. DR. Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). Kedua pasien merupakan ibu (64) dan anak (31), kini mereka dirawat di ruangan khusus. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Inisiator Vaksin Nusantara Terawan Agus Putranto mengatakan, uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara dilakukan secara terbuka. Vaksin Covid-19 yang digagas pihaknya tersebut diklaim menjadi sebuah revolusi vaksin, di mana Vaksin Nusantara dibuat berdasarkan individual.

"Kita sangat berbahagia karena ini sangat terbuka dan menarik. Sebuah revolusi di dalam vaksin yang tadinya konservatif menjadi sebuah yang individual," kata Terawan, Selasa (16/2/2021).

Mantan Menteri Kesehatan ini juga berharap Vaksin Nusantara nantinya bisa diproduksi secara massal bila dinyatakan lolos uji klinis di semua tahap. Hingga mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bahkan dia menargetkan, Vaksin Nusantara bisa diproduksi hingga 10 juta dosis setiap bulannya. "Dan individual ternyata di kemudian hari bisa produk massalnya bisa mencapai 10 juta per bulan dan diperkirakan akan membuat kemandirian vaksin," ujarnya.

Menurut dia, bangsa Indonesia juga harus mampu dan mandiri dalam memproduksi vaksin Covid-19. Rumah Sakit Kariadi Semarang dijadikan sebagai lokasi penelitian uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara.

Vaksin Covid-19 ini disebut-sebut menggunakan bahan serum darah dan antigen yang diambil dari setiap penerima vaksin.

Menurut mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andi, pengembangan Vaknus bermula dari perintah lisan Presiden Jokowi ke Terawan Agus Putrato saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

“Waktu itu Pak Terawan diperintah Presiden Jokowi untuk mendapatkan menvaksin COVID-19 yang aman bagi anak – anak dan pasien COVID-19 yang punya penyakit penyerta,” katanya.

Andi memaparkan, Presiden Jokowi memberi perintah pada Agustus 2019 dan satu bulan kemudian Terawan membentuk tim untuk mengembangkan Vaknus.

“Seperti kita tahu, saat ini Vaknus sudah sampai uji klinis tahap kedua,” katanya.


Vaksin Buatan Anak Bangsa

FOTO: Jepang Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Seorang pekerja medis memegang vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Tokyo Medical Center, Tokyo, Jepang, Rabu (17/2/2021). Jepang memulai kampanye vaksinasi COVID-19 dengan suntikan COVID-19 pertama diberikan kepada petugas kesehatan. (Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

Sebelumnya, untuk memastikan perkembangan uji klinis tahap kedua vaksin Covid 19 terbaru yang diberi nama vaksin Nusantara, Komisi IX DPR RI berkunjung ke RSUP dokter Kariadi Semarang. Vaksin buatan anak bangsa ini, hanya satu kali suntik dan berlaku untuk semua tanpa terkecuali, baik lansia, komorbid, penderita hipertensi, ataupun autoimun.

Kunjungan Komisi IX DPR ke RSUP dr Kariadi Semarang ini dipimpin langsung Wakil Ketua Komisi IX, Emanuel Melkiades Laka Lena. Kedatangan Komisi IX ini untuk memastikan perkembangan uji klinis tahap kedua vaksin Nusantara.

Wakil Ketua IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menyambut baik adanya vaksin Covid-19 produk lokal ini. Oleh karena itu, dia berharap dengan adanya vaksin Nusantara bisa membantu pemerintah membebaskan wabah Covid-19 yang sudah hampir setahun di Indonesia.  


Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya