Digempur Pandemi, PMI Manufaktur Indonesia Masih di Level Ekspansif

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari dengan menempati posisi 50,9.

oleh Andina Librianty diperbarui 01 Mar 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2021, 20:15 WIB
Penggunaan robot di industri manufaktur
Penggunaan robot di industri manufaktur (dok: Universal Robot)

Liputan6.com, Jakarta - Industri manufaktur Tanah Air masih menunjukkan geliat positif di tengah gempuran dampak pandemi Covid-19. Ini tercermin dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari dengan menempati posisi 50,9.

Indeks di atas 50 menandakan bahwa industri manufaktur berada dalam level ekspansif sesuai yang dirilis oleh IHS Markit.

"Kami masih bersyukur PMI Februari tetap berada di level ekspansif. Kami sangat memberikan apresiasi kepada pelaku industri di Indonesia yang masih terus berjuang dalam menjalankan usahanya di tengah tekanan pandemi saat ini," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangannya pada Senin (1/3/2021).

Menperin optimistis dengan berbagai kebijakan dan stimulus yang telah diluncurkan pemerintah untuk membangkitkan kembali gairah pelaku usaha dan pemulihan ekonomi nasional, PMI Manufaktur Indonesia bakal terus tembus di level ekspansif. "PMI Manufaktur Indonesia selama enam bulan ini sudah berturut-turut di level ekspansif. Kami akan terus pertahankan dan tingkatkan," ungkapnya.

Apalagi, pemerintah baru saja memberikan insentif fiskal berupa penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor. "Kebijakan ini tentu akan meningkatkan confidence kepada pelaku industri dan mendorong daya beli masyarakat. Kami yakin PMI bulan berikutnya bisa meningkat, mudah-mudahan bisa di atas indeks 51," jelas Agus.

Merujuk hasil survei IHS Markit, output dan permintaan baru terus meningkat dan aspek pekerjaan mendekati stabil. Di samping itu, perusahaan masih sangat optimis bahwa output akan naik selama 12 bulan mendatang.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Produksi Meningkat

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Catatan positif lainnya, yakni produksi meningkat selama empat bulan berturut-turut dan perusahaan terus meningkatkan output sesuai dengan pertumbuhan permintaan baru yang berkelanjutan. Bahkan, permintaan baru meningkat tajam pada Februari atau setidaknya dalam tiga bulan terakhir.

Peningkatan output dan permintaan baru yang berkelanjutan saat ini, mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas pembelian dan membatasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun demikian, beberapa perusahaan mencatat gangguan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Menanggapi hasil PMI Manufaktur Indonesia pada Februari, Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker mengatakan, jumlah kasus Covid-19 yang meningkat saat ini menunjukkan bahwa pandemi terus mengganggu operasional. "Namun demikian, sektor manufaktur masih relatif tangguh pada bulan Februari," tuturnya.

Sementara itu, aktivitas pekerjaan terus bergerak mendekati stabil. Meskipun ada gangguan yang disebabkan pandemi, optimisme perusahaan terkait perkiraan tahun depan masih tidak berkurang di tengah harapan bahwa pandemi akan segera berakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya