Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona telah berlangsung lebih dari 1 tahun di Indonesia. Tak hanya memakan korban nyawa, wabah penyakit ini juga melumpuhkan hampir seluruh sektor usaha.P
Pria bernama Soedarmadi (51) yang akrab disapa Bone pun terpaksa ikut merasakan ganasnya pandemi dari Pandemi Covid-19. Pagebluk ini menyebabkan usaha pembuatan dan servis gitar itu nyaris tanpa pemasukan.
Soedarmadi yang akrab disapa Bone menyelesaikan pembuatan gitar di workshop Bone's Costum Guitar, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ayah dari 4 anak ini mencari sampingan dengan membuka ternak cupang hias sembari menunggu pelanggan gitar. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Bone memproduksi gitar di workshop yang diberi nama Bone's Costum Guitar. Dirintis sejak 1989, workshop ini terletak di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.Â
Potret Bone di sela aktivitasnya di workshop Bone's Costum Guitar, Jatinegara, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Pandemi virus Corona menyebabkan usaha pembuatan dan servis gitar yang dirintis sejak 1989 itu nyaris tanpa pemasukan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Untuk pembuatan gitar atau bass costum, Bone membanderol Rp1,5 juta sampai Rp6 juta per buah, tergantung jenis bahan dan model.
Potret Bone di sela aktivitasnya di workshop Bone's Costum Guitar, Jatinegara, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Bone berharap Covid-19 segera hilang agar usahanya dapat kembali bangkit dan menciptakan produk gitar dalam negeri yang membanggakan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Lantaran usaha produk gitarnya seret selama pandemi, ayah dari 4 anak ini mencari sampingan dengan membuka ternak cupang hias sembari menunggu pelanggan gitar. Hal tersebut dilakukan agar mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.Â
Bone bermain gitar di sela merawat ternak ikan cupang hias di workshop Bone's Costum Guitar, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ayah dari 4 anak ini mencari sampingan dengan membuka ternak cupang hias sembari menunggu pelanggan gitar. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Bone berharap Covid-19 segera hilang agar usahanya dapat kembali bangkit dan menciptakan produk gitar dalam negeri yang membanggakan.