Ketua OJK: Pasar Modal Berpotensi Bantu Pemulihan Ekonomi Nasional

Kinerja pasar modal mulai mengalami pemulihan setelah terkontraksi di 2020.

oleh Athika Rahma diperbarui 14 Jun 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2021, 17:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, kinerja pasar modal mulai mengalami pemulihan setelah terkontraksi di 2020.

Pemulihan pasar modal ini diyakini dapat membantu pemulihan ekonomi nasional karena saat ini, penyaluran kredit masih mengalami kontraksi.

"Selain dari kredit, ada potensi yang besar dari pasar modal. Setelah mengalami tekanan, aliran modal non residen ke pasar saham dan mencatatkan net buy sebesar Rp 21,09 triliun year to date," ujar Wimboh dalam rapat kerja dengan Kommisi XI DPR RI, Senin (14/6/2021).

Secara rinci, net buy terdiri dari Rp 16,44 triliun year to date di pasar saham dan Rp 4,65 triliun year to date di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlahan kembali setelah mengalami tekanan besar di awal tahun. "Angka terakhir di atas 6.000, 6.095, bahkan minggu lalu menguat 2,47 persen month to date dan naik 1,95 persen year to date," jelasnya.

Penguatan ini didukung jumlah investor yang naik 96 persen menjadi 5,37 juta per Mei 2021, yang 99 persennya berasal dari investor ritel.

Lalu, penghimpunan dana melalui penawaran umum mencapai Rp 56,5 triliun dengan 59 penawaran umum dengan 17 diantaranya adalah emiten baru, sedangkan dalam pipeline, terdapat rencana 80 penawaran baru dengan total nilai Rp 78,22 triliun.

"Ini potensi yang cukup besar untuk mendukung perekonomian melalui pasar modal. Kami akan terus mendukung masyarakat dan usaha untuk menghimpun dana di pasar modal, termasuk start up, bahkan kita akan menyiapkan rancangan RPOJK terkait multiple voting share, juga rancangan aturan Bursa Efek Indonesia terkait ekonomi khusus untuk mendorong ekonomi ramah lingkungan," katanya.

Investor Pasar Modal Meningkat 96 Persen hingga Mei 2021

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, peningkatan investor di pasar modal terjadi hingga 96 persen secara year on year. Hal itu disampaikan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan ini didominasi oleh investor ritel.

"Penguatan ini di dukung investor yang naik 96 persen secara year on year di bulan Mei 2021. 5,7 juta investor di mana 99 persen investor tersebut adalah retail," kata Wimboh.

Tak hanya itu, Wimboh juga menuturkan, bila aliran dana non resident sudah kembali ke pasar modal dengan mencatat net buy atau aksi beli sebesar Rp16,44 triliun year to date.  

"IHSG sudah secara perlahan kembali setelah ada tekanan yang cukup besar di awal tahun dan juga bisa kami sampaikan angka terkahir sudah di atas 6.000 yakni 6.095 dan bahkan minggu lalu menguat 2,49 persen secara mouth to date," ujarnya.

Penghimpunan dana melalui penawaran umum juga ditegaskan Wimboh tetap terjaga di pasar modal. Hingga 8 juni 2021, terdapat Rp56,5 triliun dari 59 penawaran umum dengan 17 di antaranya adalah emiten baru.

"Sedangkan in the pipeline penawaran umum tercatat 80 penawaran umum dengan nilai Rp78,22 triliun. Jadi ini potensi yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di antaranya melalui pasar modal," tuturnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya