Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP) sebagai entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menandatangani perjanjian kredit sindikasi dan line fasilitas pembiayaan sindikasi senilai Rp 6 triliun.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama WSP Mulyana dengan 11 perwakilan perbankan, yakni Bank Mandiri, Bank Jateng, Bank Papua, Bank Sumut, Bank BJB, Bank Sulselbar, Bank Syariah Indonesia (BSI), Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Syariah, Bank Aceh, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Sumut Syariah.
Baca Juga
Selain selaku kreditur dalam transaksi ini, Bank Mandiri dan BSI bertindak juga sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) dan disaksikan oleh Direktur Keuangan Wika Ade Wahyu dan Mursyid selaku Direktur HC dan Pengembangan Wija.
Advertisement
Direktur Utama WSP Mulyana mengungkapkan, penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dan line fasilitas pembiayaan sindikasi ini merupakan bentuk dukungan perbankan terhadap pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang.
"Dana yang dihimpun akan digunakan untuk fase konstruksi sekaligus persiapan operasi Jalan Tol Serang-Panimbang," kata Mulyana, Jumat (18/6/2021).
Mulyana mengatakan, pada 2021 ini Jalan Tol Serang–Panimbang Seksi 1 yang membentang sepanjang 26,5 km antara Serang–Rangkasbitung akan segera beroperasi. Sementara pengerjaan seksi 2 sepanjang 24,2 km antara Rangkasbitung-Cileles kini mulai dilaksanakan.
Sedangkan untuk pengerjaan seksi 3 Cileles-Panimbang sebagai porsi pemerintah diperkirakan akan dimulai pada pertengahan semester II 2021 mendatang.
"Progres pembangunan seksi 1 Serang-Rangkas 26,5 km telah mencapai 97 persen. Sedangkan pembangunan seksi 2 Rangkasbitung-Cileles saat ini sudah dimulai dengan pekerjaan land clearing, galian, timbunan dan pekerjaan struktur lainnya," terang Mulyana.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Paket Pekerjaan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 Dimulai Tanpa Seremoni
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai persiapan pembangunan Jalan Tol Serang–Panimbang Seksi 3 Ruas Cileles-Panimbang sepanjang 33 km.
Hal ini ditandai dengan penandatangan Kontrak paket pekerjaan pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 senilai Rp 4,5 triliun antara Kementerian PUPR dengan kontraktor Sino Road and Bridge Group Co. Ltd.
Pasca penandatanganan kontrak, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta kontraktor pelaksana untuk dapat mempercepat pembangunan konstruksi Ruas Cileles–Panimbang. Pemerintah tidak memiliki agenda khusus untuk melakukan groundbreaking tanda dimulainya pembangunan jalan tol tersebut.
"Kita harus memakai langgam (ritme kerja) Kementerian PUPR yang cepat. Pembebasan lahan sudah siap sekitar 78 persen untuk 33 km, sehingga tidak ada alasan untuk menunda pembangunan. Tidak perlu ada seremoni groundbreaking, yang penting pembangunan bisa segera kita mulai dan selesaikan" tegas Menteri Basuki, Rabu (25/11/2020).
Seksi 3 ruas Cileles–Panimbang merupakan bagian terakhir dari paket pekerjaan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,67 km. Tol ini secara keseluruhan terbagi menjadi 3 Seksi, yakni Seksi 1 Ruas Serang–Rangkasbitung (26,50 km), Seksi 2 Ruas Rangkasbitung-Cileles (24,17 km), dan Seksi 3 Ruas Cileles-Panimbang (33 km).
Untuk seksi 3, porsi badan usaha jalan tol (BUJT) terbagi menjadi 55 persen milik Sino Road & Bridge Co. Ltd, masing-masing 22,5 persen milik PT Wijaya Karya (Tbk) dan PT Adhi Karya ( Tbk).
Pembangunan ruas tol ini dikerjakan lewat skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi sebesar Rp 5,33 triliun. Terdiri dari Seksi 1-2, porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang.
Sementara Seksi 3 menjadi porsi pemerintah dengan target seluruhnya beroperasi pada 2023. Saat ini progres pembangunan pada ruas Serang–Rangkasbitung hingga November 2020 mencapai 84,18 persen.
"Kita perlu bekerja lebih keras, lebih cepat, dan lebih fokus, supaya bisa selesaikan dengan sebaik-baiknya. Kita ingin turut menggerakkan ekonomi nasional yang mempunyai tantangan lebih berat ke depan," imbuh Menteri Basuki.
Advertisement