Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Serang Panimbang siap mengoperasikan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 (Serang-Rangkasbitung) sepanjang 26,5 km untuk mendukung arus mudik Lebaran 2025.
Jalan tol ini dirancang untuk mengurangi waktu perjalanan dari Jabodetabek menuju wilayah Banten Tengah dan Selatan, yang sebelumnya memerlukan waktu 3-4 jam, kini dapat ditempuh hanya dalam waktu 1-2 jam.
Advertisement
Baca Juga
Untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat selama melewati Tol Serang-Panimbang selama arus mudik, WIKA menyediakan berbagai fasilitas penting, antara lain empat unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di lokasi strategis, sebuah unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) portable, layanan operasional dan transaksi yang siap melayani 24 jam, serta sepuluh unit kendaraan operasional seperti unit rescue, ambulance, derek, patroli, dan PJR.
Advertisement
"Kami berkomitmen untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas tol yang kami operasikan, sehingga perjalanan mudik Masyarakat dapat berlangsung dengan aman, lancar dan menyenangkan,” ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung BW, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (20/3/2025).
Selain itu, setiap gerbang tol (GT Cikeusal, GT Tunjung Teja & GT Rangkasbitung) juga dilengkapi dengan dua mobile reader untuk layanan transaksi, serta terdapat tiga posko di Exit Tol Rangkasbitung, yaitu posko keamanan bekerja sama dengan TNI, posko keselamatan bekerja sama dengan Polri, dan posko kesehatan bekerja sama dengan PMI.
Pembangunan Jalan Tol
Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang terdiri dari tiga seksi yang saling terintegrasi. Seksi 1 Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 km telah beroperasi sejak Desember 2021. Seksi 2 Rangkasbitung-Cileles yang memiliki panjang 24,1 km saat ini sedang dalam tahap konstruksi dan direncanakan akan mulai beroperasi pada Oktober 2025.
Sementara itu, Seksi 3 Cileles-Panimbang sepanjang 33 km terbagi menjadi dua sub-seksi: Seksi 3A Cileles-Bojong yang sepanjang 17,46 km dan Seksi 3B Bojong-Panimbang sepanjang 15,54 km, keduanya ditargetkan dapat beroperasi pada September 2025 dan April 2026. Sehingga diperkirakan tol ini dapat terhubung 100% pada kuartal kedua tahun 2026
Dalam jangka panjang pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang diperkirakan memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan biaya logistik di Indonesia.
Berdasarkan studi kelayakan ekonomi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR pada 2016, Jalan Tol Serang Panimbang diproyeksikan dapat menurunkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) hingga 30% dan memangkas waktu tempuh transportasi barang hingga 50%. Dengan demikian, pengiriman barang dari Jabodetabek ke Banten Tengah-Selatan akan menjadi lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.
Advertisement
WIKA: Progres Pembangunan Tol Probowangi Paket 3 Sentuh 74,9%
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengungkapkan salah satu proyek yang digarapnya, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) Paket 3 telah mencapai progres 74,9%.
Proyek ini ditargetkan rampung pada 2025. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) menuturkan, proyek Tol Probowangi merupakan salah satu komitmen perseroan dalam mendukung Asta Cita Pemerintah.
"Pembangunan infrastruktur ini mampu meningkatkan efisiensi logistik, memperkuat konektivitas antar wilayah, dan mendukung perekonomian nasional. WIKA yakin dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memfasilitasi transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan." ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Jumat (14/3/2025).
Jalan Tol Probowangi dibangun untuk menambah akses antara wilayah Probolinggo dan Banyuwangi yang selama ini hanya memiliki akses jalur arteri.
Perseroan berharap, hadirnya Jalan Tol Probowangi dapat mengurangi kepadatan di jalur arteri, menurunkan biaya logistik, serta meningkatkan daya saing ekonomi daerah Probolinggo, Banyuwangi dan sekitarnya.
Melalui Tol Probowangi, waktu tempuh diperkirakan akan berkurang sekitar 30-50% sehingga mengefisiensikan konsumsi bahan bakar, ungkap WIKA. Secara keseluruhan, Tol Probowangi ini juga diproyeksikan mampu menurunkan biaya logistik sebesar 10-20%.
Dalam pembangunan proyek ini, WIKA mengimplementasikan teknologi mutakhir, yaitu penerapan Building Information Modeling (BIM) untuk efisiensi perencanaan dan desain.
WIKA juga melakukan penerapan teknologi geoteknik melalui pemanfaatan drone dan pemetaan 3D untuk survei tanah yang lebih akurat.
Selain itu, Perseroan juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan tenaga kerja lokal dan subkontraktor lokal.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Sebagai penerapan ESG unggul, WIKA menyampaikan, perseroan memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam proses pembangunannya.
Hal ini dilakukan melalui Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL), dimana WIKA terlibat dalam bantuan pembangunan fasilitas desa, penanaman pohon, serta pencegahan banjir untuk daerah sekitar proyek.
WIKA menegaskan komitmennya dalam menyediakan infrastruktur berkualitas untuk mendukung konektivitas antar wilayah dan pengurangan biaya logistik di Indonesia. Sebagai perusahaan EPCC terdepan, WIKA berkomitmen terus menghadirkan solusi inovatif yang ramah lingkungan dan berdampak sosial positif.
Advertisement
