Ini Pengertian, Manfaat dan Dampak Globalisasi versi IMF

Globalisasi menciptakan pasar global sehingga masyarakat bisa mengakses lebih banyak investasi dan teknologi, serta membuat kegiatan impor dan ekspor menjadi lebih besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2021, 18:28 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 18:28 WIB
Ilustrasi peta dunia atau globalisasi. Foto: Unsplash/ Brett Zeck
Ilustrasi peta dunia atau globalisasi. Foto: Unsplash/ Brett Zeck

Liputan6.com, Jakarta International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional menggunakan istilah globalisasi untuk menggambarkan kemudahan dalam penyelesaian transaksi internasional, baik arus perdagangan maupun keuangan karena peran kecanggihan teknologi. Artinya, pasar semakin luas dan mengglobal.

Saat ini, interaksi antarnegara dalam melakukan aktivitas perdagangan semakin dipermudah. Adanya kecanggihan teknologi masa kini membantu mengurangi hingga menghapuskan berbagai hambatan terutama pada proses pergerakan barang, jasa, dan investasi.

Pasar global membantu masyarakat untuk mengakses lebih banyak investasi dan teknologi, serta membuat kegiatan impor dan ekspor menjadi lebih besar.

Meskipun demikian, tidak semua masyarakat bisa mendapatkan keuntungan ini dengan mudah. Contohnya adalah negara miskin yang membutuhkan dukungan dari komunitas internasional.

Melansir dari laman imf.org, Jumat (3/9/2021), Pakar ekonomi Joseph Stiglitz mengatakan bahwa globalisasi telah mengurangi perasaan terisolasi yang dirasakan sebagian negara berkembang. Negara tersebut setidaknya sudah memiliki akses ke dalam ilmu pengetahuan.

Manfaat Globalisasi

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Inti dari globalisasi terletak pada perluasan perdagangan dunia atau perdagangan internasional. Kegiatan impor yang lebih besar memberikan pilihan beragam kepada masyarakat dengan harga yang lebih rendah. Impor juga mendorong industri dalam negeri agar berkompetisi menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik lagi.  

Selanjutnya, kegiatan ekspor pun menjadi sumber pendapatan negara berkembang dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, keterbukaan sangat dibutuhkan dalam melihat peluang dalam perluasan perdagangan ini.

Namun, dampak negatif dapat dialami oleh negara yang justru tidak terbuka dan membatasi perluasan perdagangan dunia. Ketika sebuah negara menaikkan harga barang-barang impor, langkah tersebut bisa merugikan masyarakat miskin. Lalu, variasi barang juga menjadi terbatas.

Selain perluasan perdagangan dunia, globalisasi membuat aliran investasi global terus berfluktuasi. Aliran investasi terus meningkat menjadi 14,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 1995 dan jumlahnya mencapai USD 7,2 triliun (Rp 102,7 triliun) pada 2006.

Meskipun memiliki banyak manfaat, negara diharapkan tetap mempertimbangkan kemungkinan risiko yang terjadi saat membuka peluang aliran investasi tersebut. Hal ini juga termasuk mempertimbangkan kondisi tertentu, seperti kebijakan yang berlaku di dalam dan luar negeri, serta kondisi pasar keuangan.

Harus Dirasakan Semua Populasi Dunia

Peta Dunia. Foto: Unsplash/ Timo Wielink
Peta Dunia. Foto: Unsplash/ Timo Wielink

Globalisasi akan memberikan manfaat kepada pihak yang memiliki keterampilan karena tingginya permintaan terhadap tenaga kerja yang terampil. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan yang memadai berperan untuk memastikan kualitas keterampilan pekerja sesuai dengan perkembangan ekonomi global.

Kemudian, kebijakan untuk memperluas akses keuangan bisa membantu masyarakat miskin merasakan globalisasi. Hal ini dapat diwujudkan dengan mendorong ekspor pertanian dari negara-negara berkembang.

Harapannya, dua langkah di atas bisa membuat seluruh populasi di dunia memanfaatkan dan merasakan globalisasi secara merata.

Beberapa fakta di lapangan menunjukkan negara yang menerima globalisasi merasakan peningkatan ekonomi yang signifikan. Sebaliknya, negara yang menolak globalisasi justru tertinggal.

Studi yang dilakukan seorang ekonom Bank Dunia, David Dollar dan Aart Kraay melihat bahwa globalisasi berkontribusi untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan mengurangi ketimpangan pendapatan global sejak 1980.

Mereka menemukan globalisasi yang terjadi di negara berkembang membuat pendapatan tiap-tiap individu bertumbuh tiga setengah kali lebih cepat dibandingkan negara-negara yang belum menerima globalisasi pada 1990-an.

Kerja sama yang baik antara masyarakat dan institusi dalam memanfaatkan globalisasi memiliki kemungkinan untuk meningkatkan standar hidup di seluruh dunia. Adapun beberapa aspek yang harus dimaksimalkan, antara lain stabilitas makroekonomi, transparansi dalam pemerintahan, sistem hukum yang sehat, infrastruktur yang modern, pendidikan yang berkualitas, hingga ekonomi yang tidak lagi dibatasi.

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya