Proyek Kabel Bawah Laut Australia-Singapura Bantu Indonesia Tekan Emisi Karbon

Proyek bentangan kabel yang menyalurkan energi listrik hasil produksi panel surya dari Darwin, Australia ke Singapura disebut-sebut juga membantu Indonesia kejar target penurunan emisi karbon.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Sep 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 15:10 WIB
Peta kabel telekomunikasi bawah laut dunia
Peta kabel telekomunikasi bawah laut di dunia. (Doc: Submarine Cable Map)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi proyek bentangan kabel yang menyalurkan energi listrik hasil produksi panel surya dari Darwin, Australia ke Singapura disebut-sebut juga membantu Indonesia kejar target penurunan emisi karbon.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta. Adanya investasi ini akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di Asean yang mampu meraih target penurunan emisi karbon.

“ASEAN memiliki target 23 persen bauran energi dari sektor energi terbarukan,” sebutnya dalam konferensi pers, Kamis (23/9/2021).

Selain itu, nilai investasi sebesar USD 2,5 miliar yang digelontorkan Sun Cable ke Indonesia adalah bukti bahwa Indonesia adalah mitra investasi yang terpercaya. Hal ini, kata Menko Luhut, sebagai peran dari Undang-undang Cipta Kerja.

“Keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari USD 2 miliar di Indonesia ini membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang terpercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional,” ujar Menko Luhut.

Dengan masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia.

“Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan,” tutur Menko Luhut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perangi Perubahan Iklim

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto perbaikan kabel internet bawah laut IndiHome
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto perbaikan kabel internet bawah laut IndiHome

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Australia untuk Indonesia HE. Ms. Penny Williams mengatakan bahwa Australia percaya pada pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi perubahan iklim.

 “Saya senang Pemerintah Indonesia telah mendukung proyek Sun Cable untuk memanfaatkan dan berbagi kekuatan energi surya. kami menantikan Sun Cable untuk investasi, berbagi pengetahuan, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi Indonesia-Australia,” ujarnya.

Hadir secara virtual, CEO Sun Cable, David Griffin berterima kasih kepada pemerintah indonesia dan Menko Luhut atas kepemimpinannya yang kuat.

“Sun Cable berharap menjadi rekan jangka panjang di Indonesia, dan memberikan kontribusi yang besar di bidang ekonomi. Kami berterima kasih kepada Menteri Luhut, Kemenko Marves KKP, Hubla, Pushidrosal dan instansi lain di Indonesia atas dukungannya terhadap proyek AA PowerLink,” jelasnya.

Dengan demikian, ia mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menarik penanaman modal asing serta keinginan kuat untuk mengurangi emisi karbon di kawasan.

“Sun Cable juga berharap dapat melanjutkan keterlibatannya dalam hal yang positif dengan Pemerintah dan provinsi-provinsi setempat, sementara kami bekerjasama untuk memaksimalkan manfaat ke seluruh Indonesia,” kata Griffin.

 

Investasi USD 2,58 Miliar

[Fimela] Investasi
Ilustrasi investasi | unsplash.com/@precondo

Lebih jauh, ia menjabarkan total investasi yang digelontorkan perusahaan di Indonesia adalah sekitar USD 2,58 miliar.Nilai ini termasuk investasi langsung senilai USD 530 juta sampai USD 1 miliar.

“Selama instalasi proyek, ditambah dengan investasi USD 1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek,” beber Griffin.

Kemudian di sisi lain, dengan potensi materi baterai lithium yang ada di Indonesia, menurutnya, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 8.5 triliun.

Selain itu, Griffin juga menegaskan bahwa dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable telah mematuhi alur sebagaimana diatur dalam Kepmen KP No. 14/2021 Tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut

Sebelumnya, secara terpisah, Chairman Fortescue Future Industries dan Investor Sun Cable, Andrew Forrest mengatakan dekarbonisasi planet adalah tantangan yang harus dihadapi semua negara. Ia mengatakan, upaya itu perlu tindakan nyata dari berbagai pihak yang terlibat.

“Saya memuji kepemimpinan Menteri Luhut atas komitmennya terhadap tujuan ini dan untuk menarik investasi ke Indonesia dan memanfaatkan kolaborasi sektor swasta dengan perusahaan-perusahaan Australia seperti Sun Cable dan Fortescue Future Industries,” katanya.

“Pengumuman (investasi) ini merupakan bukti hubungan dekat kedua negara dan sebagai investor yang bangga, saya mengucapkan selamat atas pencapaian Sun Cable dalam bekerja sama dengan Indonesia untuk mengamankan tonggak sejarah ini. Saya berharap dapat mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luhut secara langsung dalam waktu dekat,” tukasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya