Pasar Perikanan Dunia USD 160 Miliar, Indonesia Cuma Kuasai 3,5 Persen

Potensi lahan perikanan budidaya begitu luas mencapai 17,9 juta hektare yang terdiri dari budidaya laut, budidaya air payau di pesisir, dan budidaya air tawar di daratan (pedalaman).

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Nov 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 19:15 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok KKP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak nelayan tradisional untuk ambil bagian dalam mengoptimalkan potensi perikanan budidaya di Indonesia.

Dia meyakini, kegiatan budidaya dapat mendorong peningkatan pendapatan para nelayan, karena tingginya permintaan terhadap produk perikanan di pasar dunia.

"Besarnya pasar perikanan dunia begitu luar biasa, sekitar USD 160 miliar. Namun di pasar internasional itu tidak semua, hanya komoditas yang spesifik. (Penyediaan) komoditas ini hanya bisa dilakukan melalui budidaya,” ujar Menteri Trenggono saat mengisi diskusi publik secara daring yang digelar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) bertajuk Masa Depan Perikanan Budidaya di Indonesia, Selasa (9/11/2021).

Ia mengatakan, Indonesia baru mengisi 3,5 persen atau senilai USD 5,2 miliar dari kebutuhan pasar dunia terhadap produk-produk perikanan.

Padahal potensi lahan perikanan budidaya begitu luas mencapai 17,9 juta hektare yang terdiri dari budidaya laut, budidaya air payau di pesisir, dan budidaya air tawar di daratan (pedalaman).

Menteri Trenggono juga menyebut KKP memiliki dua program terobosan untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya di Indonesia.

Diantaranya meliputi peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor, yakni udang, lobster, kepiting, dan rumput laut, serta membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal. 

Lebih jauh Menteri Trenggono memaparkan, pada program kampung budidaya akan mengutamakan komoditas bernilai ekonomi tinggi yang populasinya terus berkurang.

Sebagai contoh ikan belida, semah, dan ikan bilih yang cocok untuk kegiatan budidaya di wilayah pedalaman. Kemudian ada pula nila salin dan patin untuk kegiatan budidaya di pesisir. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menyelamatkan dari Kepunahan

Menteri Trenggono Dorong Penguatan SDM KP untuk Dongkrak Industri Perikanan Bitung
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang menggencarkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan politeknik.

Lebih lanjut, Menteri Trenggono menyebut, melalui program terobosan kampung budidaya, KKP memiliki tujuan menyelamatkan komoditas perikanan lokal dari kepunahan. Selain itu, mendorong peningkatan penghasilan masyarakat pembudidaya,  menambah pendapatan asli daerah, serta menyerap banyak tenaga kerja.

Sementara untuk kegiatan budidaya berorientasi ekspor khususnya komoditas udang, KKP sudah memiliki langkah strategis dengan target produksi 2 juta ton pada 2024.

Tahapannya melalui evaluasi tambak  eksisting, revitalisasi tambak tradisional sehingga produksinya naik dari 0,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare, serta membangun modelling tambak udang modern yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

“Agar bisa berhasil, maka harus memenuhi syarat tambak yang sehat, yaitu air yang bersih, memiliki instalasi IPAL, memiliki instalasi tandon yang baik,” ujar Menteri Trenggono.

Ia mengatakan, siapa saja bisa terlibat dalam program terobosan KKP, termasuk para nelayan tradisional. Bahkan KKP melalui BLU LPMUKP siap memberikan bantuan permodalan dengan bunga yang cukup ringan sekitar 3 persen per tahun. 

"Target Pemerintah bagaimana bisa meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan nelayan tradisional," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya