Harga Emas Turun Tipis, Investor Menanti Data Inflasi AS

Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.824,90 per ounce

oleh Tira Santia diperbarui 11 Nov 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 07:30 WIB
Harga Emas Terus Bersinar di Tahun 2020, Penjualan Emas Antam Capai Rp 6,41 T
Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah pada perdagangan Rabu karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Harga emas turun di tengah penantian para investor terkait data inflasi utama AS yang dapat mempengaruhi langkah kebijakan Federal Reserve berikutnya.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/11/2021), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.824,90 per ounce, setelah mencatat rekor tertinggi sejak 3 September di sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,1 persemn menjadi USD 1.828,40.

Penguatan dolar AS yang naik tipis 0,1 persen membebani harga emas batangan dengan meningkatkan biayanya bagi pembeli yang memegang mata uang lain, 

Fokus sekarang beralih ke laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis nanti di mana pasar tenaga kerja yang ketat dan dislokasi dalam rantai pasokan global dapat menghasilkan angka yang tinggi.

"Kenaikan suku bunga mungkin tidak secepat yang diperkirakan pasar pada awalnya dan inflasi terus tinggi, menciptakan latar belakang makro yang mendukung untuk reli logam mulia," kata Harshal Barot, Konsultan Riset Senior untuk Asia Selatan di Metals Focus.

"Angka IHK konsensus di atas dapat, bagaimanapun, menyebabkan beberapa aksi ambil untung dalam emas karena ekspektasi akan meningkat bahwa Fed harus mulai menaikkan suku untuk mengendalikan inflasi," kata Barot.

Dia menambahkan bahwa harga emas juga menghadapi resistensi di USD 1.830.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Logam Lain

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Para ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 5,8 persen dalam CPI dalam 12 bulan hingga Oktober.

Laporan itu muncul setelah pembuat kebijakan The Fed menyarankan kenaikan suku bunga belum terjadi awal pekan ini, meskipun dua pejabat bank sentral yang paling dovish mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka mengharapkan untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang prospek ekonomi pada musim panas mendatang.

Harga emas cenderung mendapat manfaat dari suku bunga yang lebih rendah karena mengurangi biaya peluang logam yang tidak menghasilkan.

Di tempat lain, harga perak mendatar di USD 24,28 per ounce. Sementara itu, harga platinum turun 0,7 persen menjadi USD 1.052,00, dan harga paladium naik 0,5 persen menjadi USD 2.031,89.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya