Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa transformasi usaha mikro dari informal ke formal merupakan program strategis yang akan terus dilanjutkan dan dikembangkan lewat Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro). Dimana dalam waktu empat bulan, Garda Transfumi telah menerbitkan lebih dari 17 ribu Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku usaha mikro.Â
"Dengan memiliki NIB, usaha mikro sudah bisa mengakses untuk mendapatkan sertifikat halal, ijin edar (BPOM), akses pembiayaan, dan sebagainya. Bahkan, bisa juga meraih akses pasar sebagai vendor pemerintah," kata Teten, pada acara Hari Apresiasi Garda Transfumi di Jakarta, Rabu (24/11).
Saat ini, lanjut Menkop UKM, belanja pemerintah baik pusat dan daerah, sebanyak 40% diperuntukkan bagi produk-produk yang dihasilkan pelaku koperasi dan UMKM.
Advertisement
Namun, untuk pengembangan bisnis, pelaku UMKM, tidak hanya harus memiliki NIB saja. Lebih dari itu, mereka harus sudah mulai membuat business plan.
"Tentunya, sesuai dengan skala usahanya, yaitu mikro, kecil, dan menengah. Kita akan siapkan aplikasinya," kata MenKop UKM.
Dengan memiliki business plan, lanjut Teten, akan memudahkan kalangan investor dan perbankan dalam membantu pengembangan usaha mereka. "Bagi UMKM sendiri, mereka mengetahui secara pasti kapasitas usaha yang dimiliki dan tahu bagaimana meningkatkannya," ulas Menkop UKM.
Dari sisi lain, pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan menyangkut UMKM, bisa lebih presisi lagi. Termasuk regulasi pembiayaan. "Di banyak negara, hal ini menjadi suatu yang fundamental dilakukan agar UMKM berkembang," tandas Teten.
Apalagi, Teten terus mendorong agar kredit UMKM dari perbankan bakal didorong hingga level 30% hingga 2024 mendatang.
Tak hanya itu, Teten juga meminta perbankan mengubah mindset dalam penyaluran kredit UMKM, tidak lagi mengedepankan besar kecilnya agunan dan aset yang dimiliki UMKM, melainkan lebih melihat dari sisi kelayakan usahanya.
Menkop UKM juga mengajak para pelaku UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil, untuk memanfaatkan teknologi digital tidak hanya untuk meluaskan pasar.
"Dari sisi keuangan, manajemen usaha, dan sebagainya, juga harus sudah menerapkan teknologi digital," kata Teten.
Â
Dampak Program Transfumi
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro, KemenKop UKM Eddy Satriya menjabarkan, pembentukan program Transformasi Formal Usaha Mikro (Transfumi) sebagai implementasi PP 7/2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUMKM. Â
Implementasinya, KemenKop UKM bersama Mercy Corps Indonesia menyediakan akses kemudahan berusaha bagi pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia melalui peran pendampingan dengan membentuk lebih dari 200 relawan Garda Transfumi di 5 wilayah utama. Yaitu, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.  Â
Eddy menjelaskan, Garda Transfumi membantu mendorong percepatan transformasi informal ke formal usaha mikro dengan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha mikro dalam pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui platform Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA).Â
"Termasuk akses terhadap mentoring bisnis digital melalui platform MicroMentor Indonesia," ucap Eddy. Â
Para pendamping Garda Transfumi berperan menjemput bola, mendampingi pelaku usaha mikro informal yang terkendala sulitnya mengajukan perizinan karena gagap teknologi dan informasi.Â
"Atau, tidak terjangkau layanan perizinan berusaha," ungkap Eddy.Â
Dalam waktu empat bulan sejak diluncurkannya OSS-RBA pada Agustus 2021, Garda Transfumi telah menerbitkan lebih dari 17 ribu NIB dan berhasil melakukan mentoring bisnis kepada 12.823 pelaku usaha mikro.
"Pencapaian ini melebihi target reguler KemenKopUKM sebanyak 5.000 penerbitan NIB di tahun 2021," tukas Eddy.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, secara virtual, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para relawan Garda Transfumi yang telah membantu mendampingi penerbitan perizinan berusaha bagi usaha mikro.Â
"Saya optimis jumlah perizinan yang akan diterbitkan akan terus bertambah dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat," tandas Bahlil.
Advertisement
Dukungan Pihak Swasta untuk UMKM
Sementara Country Manager Mastercard Indonesia Navin Jain mengungkapkan bahwa pihaknya turut mendukung rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan berkontribusi terhadap transformasi digital 30 juta UMKM sampai dengan 2024.Â
Sejak 2019, kerjasama Mastercard dengan Mercy Corps Indonesia telah membantu 38 ribu UMKM mendapatkan akses kepada para mentor dan ke perangkat-perangkat keamanan siber.  Â
President Director Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati juga menyambut baik sinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung UMKM Indonesia untuk terus bertahan dan berkembang melalui transformasi digital di SIGAP UMKM yang terus berlanjut melalui Garda Transfumi dan telah menjangkau banyak usaha mikro di Indonesia.Â
Melalui program MicroMentor Indonesia bersama Mastercard dan Mercy Corps Indonesia yang telah dimulai sejak 2019 lalu, Lauren berharap dapat terus mendorong pertumbuhan bisnis UMKM melalui pendampingan digital.
"Ini sejalan dengan purpose kami, Building a Brighter Future for All," pungkas Lauren.
Â
(*)