Liputan6.com, Jakarta Banyaknya pinjaman online (pinjol) ilegal membuat sejumlah masyarakat terdampak negatif. Namun, ternyata salah satu penyebab banyaknya korban pinjol ini diprediksi karena tingkat literasi keuangan yang masih rendah.
Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah menyampaikan tingkat literasi keuanga jauh lebih rendah dari inklusi keuangan. Artinya, dari banyaknya yang telah mendapatkan akses keuangan, tapi masih sedikit yang mengerti.
Baca Juga
"Perkembangan fintek ini luar biasa mendorong tingkat inklusi keuangan yang sudah mencapai 76 persen, tapi di sisi literasi masih belum sampai 40 persen," kata Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSoc) Rudiantara, dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2021, Kamis (9/12/2021).
Advertisement
Ia menilai, ujung dari banyaknya korban dari fintek lending adalah sisi literasi keuangan yang masih rendah tadi.
"Masalah pinjol kalau diurut-urut korban pinjol ini ujung-ujungnya literasi keuangan, saat pinjam kurang tau (aturannya), yang penting cepet dapat pinjaman," kata dia.
Ia menyebutkan di sisi ini, peningkatan edukasi dari platform dipandang penting untuk dilakukan kepada msyarakat. Tujuannya menumbuhkan pemahaman sehingga tak ada lagi korban dari pinjol ilegal.
"Ini salah satu contoh, harus dilakukan bersama-sama, kalau misal dikejar masalah kriminal (penipuan pinjol ilegal), ini satu hal, tapi gak selesaikan masalah literasi keuangan di masyarakat," ujarnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kerja Sama
Dalam mengatasi hal ini, ia memandang perlu ada keterlibatan dari berbagai pihak. Di satu sisi IFSoc sendiri berkomitmen untuk fokus pada permasalah literasi keuangan ini.
"gimana literasi keuangan tadi lebih cepat berjalan mendekati dari inklusi keuangan itu sendiri. Bukan hanya tugas media, itu tugas dari semuanya termasuk pemerintah, termasuk komite inklusi keuangan nasional yg dipimpin Kemenko Perekonomian, ada banyak pihak yang berperan," kata dia.
"Harapannya kerja sama yang semakin erat dan signifikan akan dilakukan pada 2022 untik inklusi keuangan melalui fintek terakselerasi," imbuh Rudiantara.
Advertisement