Bahan Renungan dari Gus Baha: Begini Rasanya Orang Korupsi, Ada yang Menyenangkan tapi..

Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun bagi sebagian orang korupsi terasa menguntungkan karena mendapatkan uang dalam jumlah banyak, pada kenyataannya, korupsi membawa akibat yang sangat menyakitkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jan 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 18:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Korupsi sering kali dipandang sebagai tindakan yang memberikan keuntungan bagi pelakunya. Namun, pandangan tersebut tidak berlaku dalam ajaran Islam, seperti yang diungkapkan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam salah satu ceramahnya.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Demengusbaha, Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun bagi sebagian orang korupsi terasa menguntungkan karena mendapatkan uang dalam jumlah banyak, pada kenyataannya, korupsi membawa akibat yang sangat menyakitkan.

Gus Baha mengingatkan bahwa meskipun korupsi terasa mengenakkan pada awalnya, akibatnya jauh lebih menyakitkan. "Mengambil uang negara, korupsi itu kata yang baru keturutan. Nafsu enak, punya uang banyak, mengenakkan," katanya dengan tegas.

Namun, Gus Baha menambahkan, "Tapi kata yang sudah ketangkap, menyakitkan." Pernyataan ini mengingatkan bahwa mereka yang terjerat korupsi harus menghadapi konsekuensi yang sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat.

Korupsi, menurut Gus Baha, bukan hanya masalah hukum yang dapat dikenakan sanksi oleh negara, tetapi juga akan dihitung dalam hisab di akhirat. "Faktanya, korupsi itu dihisab sampai akhirat. Statusnya itu menyakitkan," tegasnya.

Kehidupan di dunia mungkin memberikan kenikmatan sementara bagi pelaku korupsi, tetapi hukuman yang menanti di akhirat jauh lebih berat. Gus Baha menekankan bahwa dosa yang ditimbulkan oleh korupsi tidak hanya dirasakan di dunia, melainkan juga akan dibalas di akhirat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pemahaman yang Benar soal Korupsi

Ilustrasi Korupsi (Istimewa)
Ilustrasi Korupsi (Istimewa)

"Korupsi itu bukan sesuatu yang mengenakkan, karena setelah itu akan ada balasan yang menyakitkan. Andaikan orang menilai korupsi itu menyakitkan, pasti mereka akan menjauhinya," ujar Gus Baha dengan serius.

Menurutnya, seharusnya korupsi dipandang sebagai sebuah tindakan yang harus dijauhi, bukan sesuatu yang dicari-cari karena keuntungan sesaat. Jika masyarakat sadar akan konsekuensi buruk dari korupsi, maka mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa bagi orang yang telah memahami akibat-akibat dari korupsi, tindakan tersebut akan menjadi sangat tidak menarik lagi. "Kalau orang tahu bahwa korupsi itu menyakitkan, pasti mereka akan menjauh dari itu," tambahnya.

Bagi Gus Baha, pemahaman yang benar tentang akibat korupsi adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih jujur dan adil. "Kesadaran tentang akibat korupsi itu sangat penting untuk menciptakan perubahan," ujarnya.

Gus Baha menyebutkan bahwa pada dasarnya, semua orang yang terlibat dalam korupsi pada akhirnya akan merasakan akibatnya. "Di akhirat, tidak ada yang bisa lolos dari pertanggungjawaban," katanya.

Korupsi tidak hanya merusak integritas dan moralitas seseorang, tetapi juga berdampak besar pada masyarakat dan negara. "Korupsi itu bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga merusak tatanan masyarakat," jelas Gus Baha.

Ingin Selamat ya Jauhi Korupsi

korupsi eks bupati mimika
ilustrasi korupsi (ilustrasi)

Bagi Gus Baha, orang yang ingin selamat di dunia dan akhirat seharusnya menjauhi segala bentuk tindakan yang dapat merugikan orang lain, termasuk korupsi. "Hanya orang yang memiliki niat baik dan menjaga amanah yang akan mendapatkan kebahagiaan sejati," ujarnya.

Ceramah ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang betapa bahayanya korupsi bagi individu, masyarakat, dan negara. Gus Baha menegaskan bahwa tindakan korupsi harus dihindari karena dampaknya yang sangat merugikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai seorang ulama, Gus Baha terus mengajak umat Islam untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam hidup sehari-hari. "Kejujuran adalah landasan utama dalam berbuat baik," katanya.

Dalam ceramah ini, Gus Baha juga mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan akan mendapatkan balasannya. "Setiap tindakan, baik atau buruk, pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Tidak ada yang bisa lari dari balasan Allah," tambahnya.

Gus Baha menutup ceramahnya dengan menegaskan pentingnya menjaga hati dan niat dalam setiap perbuatan. "Jika niat kita baik dan kita menjaga amanah, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati," pungkasnya.

Renungan Gus Baha ini menjadi pengingat bagi semua orang untuk menjauhi korupsi dan terus berusaha menjalani hidup dengan cara yang lebih jujur dan amanah.

"Korupsi itu memang mengenakkan pada awalnya, tetapi pada akhirnya itu hanya akan membawa penderitaan. Jadi, mari kita semua berusaha menjauhi korupsi dan hidup dengan cara yang lebih baik," tutup Gus Baha.

Pesan ini mengajak kita semua untuk berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas dari korupsi, dengan meningkatkan kesadaran akan akibat buruk yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya