Harga Nikel hingga Batu Bara Melambung, Indonesia Panen Untung

Harga beberapa komoditas meningkat di pasar global beberapa waktu terakhir

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 16:50 WIB
Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Pemerintah resmi melarang ekspor batu bara sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022 mendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu mengatakan, sejumlah harga komoditas meningkat di pasar global beberapa waktu terakhir. Hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia.

"Harga komoditas ini membawa kabar baik, khususnya bagi komoditas unggulan Indonesia. Dalam konteks ini kami tunjukkan ada nikel, CPO, karet bahkan juga batu bara," kata Febrio, Jakarta, Rabu (12/1).

Febrio mencontohkan, harga CPO misalnya sudah naik hampir 200 persen dibandingkan sebelum pandemi. Batu bara juga hampir 200 persen, jadi ini menghasilkan ekspor revenue dan juga mendorong penciptaan lapangan kerja karena ini uang kemudian mengalir.

"Konsumsi juga kemudian meningkat, ini yang kita lihat di 2021 kemarin. Jadi ini akan masih berlanjut untuk nikel, CPO, karet bahkan batu bara ini masih akan kita lihat cukup kuat," jelasnya.

Febrio mengatakan, keuntungan Indonesia dari beberapa komoditas ini masih akan terjadi hingga akhir tahun.

"Untuk energi seperti batu bara, gas, minyak itu masih akan cukup tinggi sampai pertengahan tahun ini. Tapi setelah lewat winter mungkin akan berkurang," jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Nikel

Harga Nikel Naik 28 Persen, Ini Strategi Antam Agar Kompetitif
Nikel lagi-lagi mencatatkan trend kenaikan harga yang positif selama tahun 2017.

Sementara itu, untuk nikel, CPO dan karet akan sangat menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dunia. Di mana, saat ini pertumbuhan ekonomi dunia terua mengalami perbaikan usai lumpuh selama dua tahun terakhir.

"Nikel, CPO, karet ini akan ngikutin pertumbuhan ekonomi dunia. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi dunianya masih kuat maka kita akan melihat ini masih cukup berpeluang. Jadi kita masih ada peluang untuk nilai tambah dari sana," jelas Febrio.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya