Realisasi B30 Capai 9,3 Juta KL di 2021, Nyaris 100 Persen dari Target

Realisasi penerapan B30 mencapai 9,3 juta kilo liter sampai dengan akhir Desember 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2022, 10:15 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2022, 10:15 WIB
Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penerapan B30 mencapai 9,3 juta kilo liter sampai dengan akhir Desember 2021. Angka ini setara dengan 99,9 persen dari target realisasi 9,4 juta kilo liter.

"Ini hampir 100 persen dari target yang sempat direvisi," Kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Dadan mengatakan, untuk tahun ini pihaknya menargetkan realisasi implementasi Biodiesel B30 meningkat menjadi 10,1 juta kilo liter. Target ini dipatok mengingat capaian di 2021 hampir menyentuh daripada target ditetapkan.

"Targetnya 10,1 juta kilo liter ini meningkat daripada sebelumnya," kata dia.

Saat ini ada lima keuntungan dari adanya program B30, pertama, akan menghemat devisa negara sebanyak Rp66,54 triliun, kemudian peningkatan nilai tambah dari crude palm oil (CPO) ke biodiesel sebesar Rp11,26 triliun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tenaga Kerja

Realisasi Pemanfaatan Biodiesel untuk Dalam Negeri
Petugas mengisi bahan bakar jenis Biosolar pada kendaraan di SPBU Pertamina di Jakarta, Rabu (17/2/2021). Pemerintah terus berupaya menekan impor bahan bakar minyak, di antaranya melalui program mandatori biodiesel yang ditingkatkan menjadi B30 sejak awal tahun lalu. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketiga, program ini akan meningkatkan tenaga kerja on-farm sebanyak 1,15 juta tenaga kerja dan off farm sebanyak 8,68 ribu tenaga kerja. 

Keempat, adanya program ini menurutnya akan menurunkan emisi karbondioksida (CO2) sebesar 24,7 juta ton di tahun 2021. Terakhir, program ini dinilai akan menstabilkan harga CPO.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya