Kementerian ESDM Temukan Harta Karun di Lumpur Lapindo

Berdasarkan kajian, lumpur Lapindo ternyata punya potensi critical raw material yang lebih besar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 17:00 WIB
Wisata Lumpur Lapindo Tarik Minat Turis Mancanegara
Wisatawan mancanegara mengabadikan patung pengharapan di wisata lumpur lapindo, Sidoarjo, Senin (30/03/2015). Sudah 9 tahun kawasan ini terendam oleh lumpur, tidak terhitung kerugian yang diderita warga sekitar. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginformasikan adanya temuan harta karun logam lain yang tertanam di lumpur Lapindo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Bukan hanya kandungan logam tanah jarang yang sebelumnya ditemukan, namun juga kandungan logam lainnya yang disebut critical raw material.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono memyampaikan, penelitian soal kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo sudah dilakukan sejak 2020.

Berdasarkan kajian yang dilakukan Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, ditemukan lumpur Lapindo ternyata punya potensi critical raw material yang lebih besar.

"Selain logam tanah jarang ada logam lain termasuk critical raw material, yang jumlahnya lebih besar," jelas Eko dalam sesi teleconference, dikutip Sabtu (22/1/2022).

Tahun ini, Badan Geologi bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (TekMIRA) akan terus melanjutkan penelitian terkait kandungan logam tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Potensi

Wisata Lumpur Lapindo Tarik Minat Turis Mancanegara
Seniman membuatkan patung bagi warga korban kepada pemerintah di wisata lumpur lapindo, Sidoarjo, Senin (30/03/2015). Sudah 9 tahun kawasan ini terendam oleh lumpur, tidak terhitung kerugian yang diderita warga sekitar. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Menurut Eko, kajian yang dilakukan pada 2020 lalu masih bersifat umum. Sehingga pada tahun ini akan dilakukan penelitian dengan lebih detil dan sistematis.

"Hasilnya masih dalam proses. Ini kan baru selesai akhir tahun 2021 kemarin. Saat ini sedang diintegrasikan, mudah-mudahan bisa tahu seberapa besar potensi logam tanah jarang di Sidoarjo," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya