Ekonomi Pulih, Jumlah Pengangguran Indonesia Perlahan Turun

Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mengalami penurunan dari sebelumnya 9,7 juta orang di tahun 2020, menjadi 9,1 juta orang pada Agustus 2021.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Feb 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 15:30 WIB
Job Fair
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan saat acara Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Seiring dengan pemulihan ekonomi, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,58 persen dari sebelumnya  7,07 persen atau 9,7 juta orang di tahun 2020, menjadi 6,49 persen atau 9,1 juta orang pada Agustus 2021.

“Seiring dengan pemulihan ekonomi jumlah pengangguran terbuka tersebut sudah menurun sebanyak 0,58 persen pada Agustus 2021 ke angka 6,49 persen. Angka ini turun 0,67 juta orang sekarang menjadi 9,1 juta orang pengangguran terbuka,” kata Kepala BKF Febrio Kacaribu, dalam webinar Dampak Kartu Prakerja sebagai Program Pemulihan Covid-19, Rabu (9/2/2022).

Dalam paparannya, Febrio menyebut, pemulihan ekonomi juga berhasil membuka lapangan pekerjaan baru untuk menyerap sejumlah penambahan angkatan kerja baru, serta pekerja yang sempat terkena PHK di masa pandemi.

“Pembukaan lapangan kerja ini juga ditandai dengan peningkatan proporsi pekerja formal yang pada saat pandemi cukup terpengaruh,” ujarnya.

Febrio menegaskan, pemulihan perlu terus diperkuat untuk menyerap bahan angkatan kerja baru kedepannya, maupun pekerja yang sebelumnya terdampak pandemi.

Indikator-indikator ekonomi yang ada memang pemulihan ekonomi terus berlanjut on track hingga saat ini. Laju pemulihan yang diperkirakan menguat secara berkelanjutan dan inklusif tahun ini, akan menjadi krusial bagi pengembangan ekonomi di masa depan.

“Sebagaimana diketahui bersama pemerintah telah mencanangkan agenda reformasi struktural yang dilakukan secara untuk mengatasi isu-isu fundamental Negeri Ini. Tantangan di sektor tenaga kerja terus menjadi fokus realitas pemerintah ke depan demi menyongsong visi Indonesia 2045,” katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Digitalisasi

Ilustrasi digital marketing
Ilustrasi digital marketing. Dok: oracle.com

Disisi lain, perkembangan teknologi yang pesat termasuk lonjakan digitalisasi di masa pandemi menjadi satu tantangan yang perlu segera disikapi dengan strategis, terutama apabila kita melihat profil angkatan kerja Indonesia yang masih dipenuhi oleh kelompok masyarakat muda dan berpendidikan rendah.

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia nasional perlu diakselerasi untuk dapat bersaing dan memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja di masa kini dan masa depan. Kemampuan dan latar belakang pendidikan keahlian dan kebutuhan industri perlu segera diselaraskan, agar fenomena bonus demografi nasional dapat diserap dengan baik dan layak.

“Selain itu dampak pandemi covid kepada kualitas hasil pendidikan usia dini, juga perlu diatasi demi meminimalisir dampak dari scaring efek dari pandemi,” ujarnya.

Oleh karena itu, agenda reformasi struktural memiliki nilai strategis yang sangat tinggi, dalam mengatasi sejumlah tantangan. Saat ini Pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.

“Upaya ini dilakukan melalui perbaikan birokrasi, deregulasi, pembangunan infrastruktur secara masif dan pemberian fasilitas insentif fiskal,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya