Fintech Modalku Kembali Dapat Suntikan Dana USD 144 Juta

Modalku didirikan pada tahun 2015 oleh Kelvin Teo dan Reynold Wijaya lulusan dari Harvard Business School untuk memberdayakan UMKM di Asia Tenggara.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Feb 2022, 14:50 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 14:50 WIB
FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Modalku memperoleh suntikan dana USD 144 juta. Ini adalah pendanaan Seri C+ yang dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2. investor baru yang terlibat dalam pendanaan Modalku ini antara lain VNG Corporation yang merupakan perusahaan teknologi raksasa dari Vietnam, Rapyd Ventures, investor global berbasis di Asia, EDBI; Indies Capital, K3 Ventures, dan Ascend Vietnam Ventures.

Modalku juga menerima fasilitas dana pinjaman sebesar USD 150 juta dari pendana institusi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia yang sebagian telah dicairkan sejak 2021. Pendanaan ini menyusul Seri C senilai USD 45 juta yang diperoleh antara 2020 dan 2021.

Dana akan digunakan untuk mengelola pengeluaran serta meningkatkan layanan B2B payments bagi UMKM di Asia Tenggara. USD 16 juta atau sekitar Rp 229 miliar dari pendanaan terbaru ini akan digunakan untuk berkontribusi ke opsi rencana saham perusahaan dalam bentuk pembelian kembali saham bagi karyawan terdahulu maupun saat ini.

Co-founder Funding Societies Modalku Reynold Wijaya mengatakan, sebuah kehormatan karena terus dapat dipercaya oleh investor baru maupun yang sudah mendukung sejak awal. Setelah berhasil membuktikan kapabilitas kredit MOdalku selama krisis finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya, Modalku akan memperluas bisnis menuju neobanking.

"Kami berkomitmen untuk dapat mendukung UMKM lebih baik, memperkuat kehadiran kami di Asia Tenggara, dan membawa dampak positif yang lebih besar ke masyarakat." jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (16/2/2022).

Managing Partner SoftBank Investment Advisers, Greg Moon, menambahkan, UMKM di seluruh Asia Tenggara secara historis telah berjuang untuk mendapatkan akses pinjaman dari institusi keuangan, tetapi mereka justru terpaksa mengandalkan pendanaan pribadi untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka.

Grup Modalku hadir dan menjembatani para pengusaha ini untuk mengakses pendanaan yang lebih sesuai kebutuhan mereka dan lebih terjangkau dengan membangun sistem data yang menilai suatu usaha dari kinerjanya dan menggunakan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) agar proses menjadi lebih efektif.

"Kami senang dapat mendukung misi mereka berkontribusi bagi Asia Tenggara dengan mendanai UMKM yang layak namun belum terlayani.” kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Total Pendanaan

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Grup Modalku didirikan pada tahun 2015 oleh Kelvin Teo dan Reynold Wijaya lulusan dari Harvard Business School untuk memberdayakan UMKM di Asia Tenggara. Grup Modalku berupaya untuk memecahkan tantangan-tantangan utama UMKM yang menghambat pertumbuhan mereka, dimulai dari adanya financial gap sebesar USD 300 miliar (sekitar Rp 4,6 kuadriliun*) di kawasan Asia Tenggara.

Setelah tujuh tahun berlalu, Grup Modalku saat ini sudah memiliki lisensi di empat negara ASEAN, yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan sudah beroperasi di Vietnam. Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan usaha lebih dari Rp 29,4 triliun kepada lebih dari 4,9 juta transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara.

Pendanaan tahunan Grup Modalku, telah melebihi USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,3 triliun pada Kuartal 4 2021. Selain itu, sebagian dari fasilitas dana pinjaman yang didanai Grup Modalku tersebut berasal dari pendana institusi yang berbasis di Eropa. Sejak 2019, Grup Modalku telah memperluas layanan keuangannya di luar pinjaman dan berencana untuk melakukan ekspansi ke lebih banyak lokasi di Asia Tenggara dalam 12 bulan ke depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya