Milenial Mendominasi Pinjaman di Fintech Modalku

Selain Indonesia, Modalku telah beroperasi di Singapura dan Malaysia, dan yang terbarunya Modalku telah melakukan ekspansi ke Thailand.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2021, 16:20 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 16:20 WIB
Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Liputan6.com, Jakarta - Modalku merupakan platform peer to peer (P2P), yang berfokus pada pembiayaan UMKM. Selama 5 tahun berjalan sejak 2016, total pembiayaan yang sudah dikeluarkan Modalku sebesar Rp 22,36 triliun, meliputi empat negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Thailand.

Selain itu, total transaksi pinjaman mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan total pinjaman sekitar Rp 4 juta. Kemudian untuk total lender sebanyak 200 ribu, naik dua kali lipat dari yang sebelumnya hanya sebesar 100 ribu lender.

“Jadi ini progresnya luar biasa sekali, karena progres ini yang kami dapat selama Covid-19. Walaupun ada tantangan yang luar biasa, Modalku tetap berjuang untuk bantu UMKM, untuk support lender yang ingin kasih pinjam ke UMKM dan juga berikan dampak yang positif kepada masyarakat,” jelas Co-Founder & COO Modalku, Iwan Kurniawan, pada siaran virtual Selasa (30/3/2021).

Selain Indonesia, Modalku telah beroperasi di Singapura dan Malaysia, dan yang terbarunya Modalku telah melakukan ekspansi ke Thailand ditandai dengan didapatkannya lisensi oleh Securities and Exchange Commision (SEC).

Adapun, Modalku bersama DSInnovate yang merupakan konsultan dan lembaga riset, melakukan penelitian untuk mendapatkan pemahaman dan perspektif mengenai bagaimana layanan fintech P2P lending Modalku dapat berkontribusi terhadap sektor UMKM, terutama pada sisi ekonomi dan sosial.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pemilik usaha yang meminjam modal berasal dari kaum milenial dengan rentang usia 24 hingga 39 tahun. Hasil ini didapatkan berdasarkan survei online dan telepon kepada 350 pelaku UMKM peminjam.

Untuk kategori usaha UMKM, perdagangan ritel sebesar 29 persen, sektor tekstil, perlengkapan, dan produk kulit 17 persen, serta produk makanan, minuman, dan tembakau 17 persen.

Kemudian dari periode waktu pendirian usaha, 83 persen pendirian usaha berusia berusia 7 tahun. Jika dilihat, hal ini menunjukkan bahwa sektor UMKM memiliki potensi berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belum Punya PT

Dari penelitian ini ditemukan bahwa 82 persen pelaku UMKM belum memiliki PT atau CV dalam menjalankan usahanya. Dan hal inilah yang menjadi hambatan ketika mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional. Total yang berhasil mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional hanya 27 persen.

Adapun dari alasan pinjaman modal yang dilakukan pelaku UMKM kepada Modalku, adalah meminjam tanpa syarat agunan dan pencairan dana yang cepat.

Sebagai platform P2P Modalku telah memberikan dampak positif bagi bisnis pelaku UMKM, pertama dari sisi pengelolaan arus kas, dalam hal ini dapat mendukung dalam mengelola aliran kas untuk kebutuhan operasional usaha. Kedua, pengembangan usaha, dapat meningkatkan alur produksi dan keuntungan usahanya.

Reporter: Anisa Aulia

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya