Perkantoran Kembali WFO, Konsumsi Listrik di Jakarta Naik

Kenaikan konsumsi listrik terdiri dari kenaikan pemakaian listrik sektor bisnis di Jakarta sebesar 8,7 persen sejak Januari sampai Maret 2022 atau sebesar 2.758 Giga Watt hour (GWh).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Apr 2022, 11:45 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 11:45 WIB
Jakarta PPKM Level 1, Pekerja Sektor non Esensial WFO 75 Persen
Sejumlah pengendara melintas di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (2/11/2021). Sektor non-esensial kini boleh mempekerjakan hingga 75 persen karyawannya dari kantor. Sebelumnya, angka ini dibatasi hingga 50 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mencatat kenaikankenaikan konsumsi listrik sebesar 6,4 persen sampai dengan Maret 2022 (YoY). Hal ini merupakan sinyal positif kebangkitan ekonomi yang ditandai dengan menggeliatnya sektor bisnis.

General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan mengatakan, kenaikan konsumsi listrik tersebut terdiri dari kenaikan pemakaian listrik sektor bisnis di Jakarta sebesar 8,7 persen sejak Januari sampai Maret 2022 atau sebesar 2.758 Giga Watt hour (GWh).

"Konsumsi listrik untuk bisnis ini sudah mulai naik, bisa jadi karena banyak perkantoran yang mulai menerapkan Work From Office kembali, event offline mulai digelar, okupansi hotel yang meningkat, serta kegiatan di pusat perbelanjaan yang mulai banyak," kata Doddy, Selasa (26/4/2022).

Menurut Doddy, meskipun jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis ini hanya 6,08 persen dari total 4,9 juta pelanggan di PLN UID Jakarta Raya, tetapi konsumsi listriknya 33,3 perden dari total konsumsi listrik Jakarta yang mencapai 8,2 TWh.

"Ini merupakan konsumsi listrik tertinggi sejak diumumkan Pandemi Covid-19 pada Maret tahun 2020," ujarnya.

Kenaikan pemakaian listrik yang signifikan di Jakarta dan sekitarnya terdapat pada sektor sosial sebesar 16,2 persen sampai dengan Maret dibandingkan tahun lalu (YoY). Konsumen sektor sosial diantaranya sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan swasta, rumah ibadah, panti sosial, asrama pelajar, pusat pendidikan keagamaan (pesantren), museum milik Pemda, rumah sakit, dll.

"Banyaknya sekolah atau kampus yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka secara penuh maupun terbatas kami kira menjadi faktor meningkatnya konsumsi listrik di sektor sosial, tambahan lagi maayarakat juga sudah bisa ibadah di rumah ibadah langsung," jelas Doddy.

Sedangkan untuk rumah tangga, konsumsi listrik dari awal tahun sampai Maret 2022 naik 4,39 persen dari tahun lalu.

PLN juga mencatat kenaikan jumlah pelanggan rumah tangga di Jakarta dan sekitarnya sampai Bulan Maret sebesar 3,3 persen dibanding tahun lalu (YoY). Kini total pelanggan rumah tangga PLN UID Jakarta Raya sebesar 4,5 juta pelanggan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Konsumsi Listrik Jawa, Madura dan Bali Turun 22.000 MW saat Idul Fitri 2022

20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
PT PLN (Persero) memprediksi akan terjadi penurunan konsumsi listrik untuk wilayah Jawa-Madura-Bali menjelang hari raya idul fitri 2022.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) memprediksi akan terjadi penurunan konsumsi listrik untuk wilayah Jawa-Madura-Bali, dari biasanya 28-29 Megawatt diprediksi turun menjadi 22 ribu Megawatt menjelang hari raya idul fitri 2022

"Jadi kita melihat tren di masing-masing Jawa, Madura, Bali beban puncak biasanya sekitar 28-29 ribu MW, khusus untuk Lebaran memang menurun menjadi sekitar 22 ribu MW, prediksinya menurun," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, saat ditemui di PLTU Suralaya, Banten, Rabu (20/4/2022).

Hal ini disebabkan karena adanya hari libur panjang, baik itu kantor maupun industri. Selain itu, tahun ini banyak sekali penduduk di daerah Jakarta, Jawa bagian Barat yang bergerak mudik.

"Sehingga kita melihat memang ada penurunan pemakaian listrik pada saat H-7 sampai H+7 lebaran. Untuk itu kami mempersiapkan sistem agar pasokan listrik kami disesuaikan menyeimbangkan antara pasokan dengan kebutuhan, kami siap dalam hal ini," ujarnya.

Dia pun memastikan PLN akan memaksimalkan operasional pembangkit di seluruh Indonesia untuk mendukung masyarakat merayakan Idul Fitri 1443 H.

Saat ini, total kapasitas pembangkit terpasang di Indonesia mencapai 64,3 gigawatt (GW) dengan total beban puncak diperkirakan mencapai 34,27 GW pada saat Idul Fitri. Untuk mendukung operasional pembangkit, PLN memastikan pasokan energi primer seperti batu bara, gas dan bahan bakar minyak dalam kondisi aman dengan HOP di atas 15 hari.

Personel Siaga

PLN
PLN juga menerjunkan 48.442 personel di 2.915 posko siaga yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.

Di samping itu, PLN juga menerjunkan 48.442 personel di 2.915 posko siaga yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air, dengan menerapkan sistem piket bagi petugas operasional selama 24 jam demi menjaga keandalan pasokan listrik.

Sementara dari sisi pasokan daya di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali), saat ini PLN mempunyai total daya terpasang mencapai 45,1 GW. Adapun beban puncak selama Idul Fitri diperkirakan mencapai 21,07 GW.

Demikian, dalam rangka memastikan pasokan listrik aman, PLN tak hanya memaksimalkan operasional pembangkit listrik eksisting, tetapi juga menyiapkan suplai cadangan dengan menyiagakan 918 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), genset maupun unit gardu bergerak (UGB).

Infografis Vonis Bebas Eks Dirut PLN Sofyan Basir
Infografis Vonis Bebas Eks Dirut PLN Sofyan Basir
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya