Produk Fesyen UMKM asal Jakarta Berhasil Tembus Pasar Panama

Situasi pandemi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2022, 15:10 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2022, 15:10 WIB
Pelaku UMKM berorientasi ekspor asal Jakarta - yang juga mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), berhasil membawa produk fashion miliknya di bawah naungan UD Lavici menembus negara Panama
Pelaku UMKM berorientasi ekspor asal Jakarta - yang juga mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), berhasil membawa produk fashion miliknya di bawah naungan UD Lavici menembus negara Panama

Liputan6.com, Jakarta Situasi pandemi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia.

Kepiawaian dalam melihat peluang usaha dari perempuan bernama Viralea Hadiana, pelaku UMKM berorientasi ekspor asal Jakarta - yang juga mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), berhasil membawa produk fesyen miliknya di bawah naungan UD Lavici menembus negara Panama.

Negara Panama menjadi negara tujuan ekspor baru bagi UD Lavici yang berhasil mengekspor produk pakaian jadi (premium clothing) kategori anak-anak senilai USD10.350 atau setara 700.000 Kgm. Pelepasan ekspor dilakukan dari Jakarta pada tanggal 4 Maret 2022 yang lalu dan disaksikan langsung oleh pihak LPEI.

Viralea Hadiana mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan, jalan yang harus dilalui bukan hal yang mudah. Butuh perjuangan dan konsistensi untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan.

“Keberhasilan ini tidak lepas dari pelatihan yang saya ikuti di tahun 2019 melalui Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang diadakan oleh LPEI. Selama satu tahun saya diberikan berbagai program pelatihan dan pendampingan ekspor dari para mentor yang telah berpengalaman,” ucap Viralea dalam keterangannya, Rabu (18/5/2022).

Tidak hanya sekedar mendapatkan pelatihan, Viralea juga menuturkan ia pun pernah difasilitasi business matching dengan Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei yang dilakukan secara daring beberapa waktu lalu. Menurutnya, CPNE merupakan program komprehensif yang memberikan pendidikan ekspor terlengkap bagi para pelaku usaha.

“Saya merasa beruntung dan berterima kasih bisa bergabung menjadi peserta CPNE. Karena tidak hanya sekedar belajar secara teori dan diberikan pelatihan, namun saya di bantu langsung bahkan waktu itu diajak mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok dan mendapatkan pelatihan simulasi ekspor," tambah Viralea.

 

Peran Perempuan

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, keberhasilan Viralea Hadiana sebagai pelaku UMKM perempuan juga menunjukkan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam menggerakkan roda ekonomi nasional.

Pernyataan ini pun didukung data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.

Data menunjukan bahwa di tingkat usaha mikro, 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Sedangkan tingkat usaha kecil, terdapat 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya perempuan dan untuk usaha menengah, 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usahanya adalah perempuan.

Corporate Secretary Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Chesna F Anwar mengatakan, LPEI/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI melalui program-programnya selalu mendukung kaum perempuan dengan memperhatikan kesetaraan gender melalui kegiatan usaha yang melibatkan pemberdayaan masyarakat dan juga peningkatan ekonomi nasional.

Ekspor RI Diproyeksi Makin Kinclong Seiring Kenaikan Harga Komoditas

Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya serta tumbuh sebesar 47,76 persen (year on year). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 48,92 persen dan 47,7 persen (yoy).

“Potensi penguatan nilai ekspor masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus diimbangi dengan baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat. Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Meskipun dampak langsungnya diperkirakan relatif kecil bagi kinerja perdagangan Indonesia, Pemerintah terus memantau potensi dampak ketegangan Rusia-Ukraina salah satunya melalui transmisi volume dan harga komoditas global.

Di satu sisi, kenaikan harga komoditas global membawa dampak positif pada ekspor kita khususnya terkait komoditas energi, mineral dan logam dimana Indonesia mengekspor dalam jumlah yang besar sehingga menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

“Menguatnya ekspor diharapkan terus menopang surplus neraca perdagangan sehingga terus memberikan dampak positif bagi aktivitas sektor riil. Likuiditas yang meningkat yang diperoleh dari aktivitas ekspor akan berdampak positif bagi aktivitas konsumsi dan investasi domestik, sehingga diharapkan dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi”, lanjut Febrio.

Namun demikian, Pemerintah akan terus mewaspadai dampak tak langsung dari konflik Rusia-Ukraina, baik terkait pelemahan kinerja ekonomi global maupun terkait dengan lonjakan harga komoditas. Disrupsi perdagangan global akan menekan laju pemulihan ekonomi global yang diproyeksikan semakin melambat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya