3 Desainer Indonesia Pikat Pengunjung Melbourne Fashion Festival, Usung Prinsip Berkelanjutan dan Kekayaan Budaya RI

Tiga desainer ternama Indonesia menampilkan karya yang mengedepankan warisan budaya dan tren berkelanjutan di ajang bergengsi Melbourne Fashion Festival di Melbourne, Australia.

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 16 Mar 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2025, 17:00 WIB
Desainer Fesyen Indonesia Bergabung di Melbourne Fashion Festival (embassy.gov.au)
Desainer Fesyen Indonesia Bergabung di Melbourne Fashion Festival (embassy.gov.au)... Selengkapnya

Liputan6.com, Melbourne - Tiga desainer fesyen ternama asal Indonesia berkesempatan menampilkan koleksi mereka di ajang bergengsi Melbourne Fashion Festival, yang digelar pada 22 Februari hingga 8 Maret 2025. 

Kesempatan ini mereka dapatkan melalui Australian Alumni Grant, yang mendukung para alumni institusi pendidikan Australia untuk memamerkan karya mereka di kancah internasional.

Desainer Indonesia yang terpilih adalah Auguste Soesastro dari (Kraton), Lia Mustafa dari (House of LMAR), dan Nonita Respati dari (Purana). Ketiganya menghadirkan koleksi yang memikat penonton Australia dengan desain yang tidak hanya inovatif, tetapi juga mengusung prinsip keberlanjutan dan kekayaan budaya Indonesia.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian para desainer tersebut.

"Para desainer Indonesia yang mengesankan ini adalah contoh luar biasa dari pencapaian yang dapat diraih dengan pendidikan kelas dunia di Australia. Senang sekali melihat desainer fesyen Australia dan Indonesia membantu mengembangkan ekonomi kreatif kita dan membangun hubungan antara kedua sektor fesyen kita," ujarnya dalam keterangan tertulis dari Kedubes Australia di Jakarta, yang dikutip pada Minggu (16/3/2025).

Pameran ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan 'Emerging Designers Bootcamp', sebuah program inisiatif Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia pada 2024, bekerja sama dengan RMIT University.

Acara tersebut memberi kesempatan bagi desainer alumni Australia untuk menunjukkan bakat mereka di Melbourne.

Selain menampilkan koleksi mereka, para desainer juga menjadi pembicara dalam sebuah panel diskusi mengenai pentingnya budaya batik dan fesyen dalam industri mode global. Mereka juga mengikuti rangkaian kegiatan yang berfokus pada keberlanjutan dan hubungan budaya dalam fesyen dari perspektif Australia. Salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah pertemuan dengan para desainer dari First Nations Australia.

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya