Uang Beredar di April 2022 Capai Rp 7.911,3 Triliun

Bank Indonesia melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami peningkatan pada April 2022.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Mei 2022, 13:14 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 13:14 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami peningkatan pada April 2022.

Jumlah uang beredar pada April 2022 tercatat sebesar Rp 7.911,3 triliun. Itu tumbuh 13,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2022, yang tercatat sebesar 13,3 persen (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 20,8 persen (yoy) dan surat berharga selain saham sebesar 59,3 persen (yoy)," terang Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (27/5/2022).

Peningkatan pertumbuhan jumlah uang beredar pada April 2022 terutama dipengaruhi oleh berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada bulan itu naik 8,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4 persen (yoy).

Adapun kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Sementara ekspansi keuangan pemerintah melambat, tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat sebesar 22,3 persen (yoy). Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2022 sebesar 27,9 persen (yoy).

"Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 4,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 1,5 persen (yoy)," ujar Erwin.

Ekonomi RI Stabil, Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Jakarta pada Jumat pagi dibuka menguat ditopang perekonomian domestik yang membaik.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 22 poin atau 0,15 persen ke posisi 14.591 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.613 per dolar AS.

"Penguatan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di dalam negeri yang cukup stabil dan membaik, dan respons positif terhadap berbagai kebijakan pemerintah dan BI yang masih tetap fokus kepada pemulihan ekonomi," kata analis Bank Mandiri Rully Arya dikutip dari Antara, Jumat (27/5/2022).

Sementara itu, lanjut Rully, dari eksternal pergerakan rupiah dipengaruhi oleh dolar AS yang cenderung melemah.

Pada notula rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dirilis pada dini hari Kamis (26/5), menunjukkan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada beberapa bulan ke depan sebagai upaya menekan inflasi yang tinggi di AS.

 

Suku Bunga

dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Beberapa pejabat The Fed memandang target kenaikan suku bunga untuk jangka panjang dapat turun dari ekspektasi sebelumnya dengan level target suku bunga 2,5 persen menjadi target yang rasional menurut mereka.

"Pernyataan ini menyebabkan aksi beli pelaku pasar terhadap dolar AS nampak tertahan, selain pelaku pasar yang sudah melepas posisi beli dolar AS sejak Mei 2021 lalu," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya.

Rully memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran 14.610 per dolar AS hingga 14.665 per dolar AS.

Pada Rabu (25/5) lalu, nilai tukar rupiah ditutup menguat 43 poin atau 0,3 persen ke posisi 14.618 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.661 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya