Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengungkapkan pertimbangan membangun jalan tol Manado-Cibitung. Pertimbangan pembangunan tol tersebut karena pembangunan jalan tol Manado-Bitung harus dilakukan sebelum pengembangan pelabuhan Bitung dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Hal tersebut disampaikan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.
"Memang Manado-Bitung ini waktu kita bangun feasibility study nya untuk tol yang sepanjang 40 km itu sudah termasuk pengembangan pelabuhan bitung dan KEK. Kita suruh cepat membangun dulu sebelum nanti dikembangin, ternyata jalannya jadi duluan,” kata Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur dalam RDP Komisi VI DPR RI secara virtual, Senin (27/6/2022).
Advertisement
Dia menambahkan, ternyata jalan tol yang dibuat Jasa Marga selesai sebelum pelabuhan Bitung dan KEK dikembangkan. "Sehingga ini jadilah jalan tol yang termasuk paling merugikan di Jasa Marga," kata Subakti.
Kini, Jasa Marga evaluasi dan membicarakan dengan regulator untuk ada kompensasi. “Kita akan meminta kompensasi seperti apa,” ujar dia.
Adapun infrastruktur KEK akan dibangun oleh Kementerian PUPR. Seperti yang diketahui, total panjang jalan tol usai dioperasikannya ruas Tol Manado - Bitung hingga kuartal I 2022 ini menjadi 1.259 Km.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Realisasi Belanja Modal Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) baru merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 844,3 miliar hingga kuartal I 2022. Jasa Marga merencanakan belanja modal hingga Rp 9,11 triliun pada 2022.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menuturkan, total belanja modal konsolidasi terdiri dari belanja modal di level induk maupun anak perusahaan Jasa Marga sebesar Rp 9,11 triliun pada 2022.
"Penyertaan capex konsolidasi sampai dengan triwulan I 2022 lebih rendah yaitu 36,9 persen dari rencana karena disesuaikan dengan kebutuhan setoran modal anak perusahaan capex induk serta penyesuaian terhadap investasi bisnis prospektif,” kata Subakti Syukur dalam RDP Komisi VI DPR RI secara virtual, Senin, 27 Juni 2022.
Adapun uraian rencana belanja modal Jasa Marga, yaitu belanja modal induk Rp 5,6 triliun, belanja AP konsesi jalan tol Rp 4,07 triliun, serta belanja modal AP Pengoperasian Jalan Tol dan Prospektif Rp 1,79 triliun.
Advertisement
Belanja Modal
Total belanja modal sebelum konsolidasi sebesar Rp 9,54 triliun dan total belanja modal konsolidasi sebesar Rp 9,11 triliun.
“Berbagai program kerja yang direncanakan di 2022, ini target pendapatan usaha di luar konstruksi adalah sebesar Rp 13,381 triliun dengan beban usaha di luar konstruksi sebesar Rp 7,75 triliun,” ujar Subakti.
Dia menambahkan, laba bersih yang diatribusikan ke induk dalam RKAP 2022 sebesar Rp 98,2 miliar dan hingga kuartal I 2022 diperoleh laba bersih sebesar Rp 392,8 miliar yang cukup jauh melebihi rencana. Hal ini karena disebabkan oleh pendapatan tol yang terealisasi sebesar 3,2 persen di atas rencana seiring dengan peningkatan volume lalu lintas.
Beban usaha di luar konstruksi terdapat efisiensi sebesar 9,2 persen sebagai upaya perseroan dalam melakukan pengendalian beban usaha.
Beban bunga berhasil ditekan sebesar 26,5 persen dari rencana karena keberhasilan Jasa Marga dalam melakukan refinancing kredit investasi serta belum terealisasinya kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia (BI).
Kinerja Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencatatkan kinerja positif untuk periode tiga bulan pertama 2022. Perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 392,8 miliar.
Raihan itu naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 161,84 miliar. Pada kuartal I 2022, Jasa Marga mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,67 triliun, naik 5 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 3,49 triliun.
Rinciannya, terdiri dari pendapatan tol yang naik 15,65 persen menjadi Rp 2,94 triliun. Kemudian pendapatan usaha lainnya naik 19,6 persen menjadi Rp 257,83 miliar, serta pendapatan konstruksi yang sayangnya mengalami penurunan 35,8 persen menjadi Rp 472,9 miliar pada kuartal I 2022.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan naik tipis menjadi Rp 1,86 triliun dari Rp 1,84 triliun di kuartal I 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba bruto Rp 1,81 triliun pada kuartal I 2022. Naik 9,6 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 1,65 triliun.
Pada periode ini, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 32,8 miliar dan penghasilan lain-lain Rp 8,63 miliar. Di saat bersamaan, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 284,46 miliar, beban lain-lain Rp 18,05 miliar, dan beban pajak atas penghasilan keuangan Rp 6,05 miliar.
Advertisement
Selanjutnya
Dari rincian tersebut diperoleh laba usaha Rp 1,56 triliun. Naik tipis dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,53 triliun. Setelah dikurangi beban keuangan dan pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 279,26 miliar. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 17,11 miliar.
Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 142,72 persen menjadi Rp 392,6 miliar di kuartal I 2022 dari Rp 161,84 miliar di kuartal I 2021.Laba per saham tercatat Rp 54,12 dari sebelumnya Rp 22,30 per lembar.
Aset perseroan sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 98,86 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 101,24 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 8,15 triliun dan aset tidak lancar Rp 90,71 triliun.
Liabilitas perseroan sepanjang kuartal I 2022 juga turun menjadi Rp 73,16 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 75,74 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,23 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 61,93 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2022 tercatat naik tipis menjadi Rp 25,7 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 25,5 triliun.