Lagi, Tesla PHK 200 Karyawan Autopilot dan Tutup Kantor di San Mateo California

Tesla memberhentikan sekitar 200 pekerja Autopilot dan menutup kantornya di San Mateo, California.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Jun 2022, 16:31 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2022, 16:31 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shangha. Tesla dikabarkan menutup kantornya di San Mateo, California, dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 200 pekerja di sana. (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla dikabarkan menutup kantornya di San Mateo, California, dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 200 pekerja di sana.

Kabar penutupan kantor dan PHK massal ini pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Bloomberg.

Sebagai informasi, di kantornya di San Mateo, ratusan karyawan Tesla ditugaskan untuk memberi label video dari mobil perusahaan untuk meningkatkan sistem bantuan pengemudi mereka, yang dipasarkan sebagai Autopilot.

Dikutip dari CNBC International, Rabu (29/6/2022) dua karyawan Tesla yang terdampak PHK namun enggan mengungkapkan identitas mereka mengatakan sudah mengetahui bahwa masa sewa perusahaan itu di San Mateo mendekati masa akhir.

Seorang karyawan juga menyebut banyak staf di San Mateo berharap akan dipindahkan ke Palo Alto atau ke kantor Tesla yang lain, agar tidak kehilangan pekerjaan mereka.

CNBC juga memperoleh rekaman audio yang diduga merupakan seorang manajer yang memberi tahu tim data Tesla Autopilot tentang keputusan PHK.

"Anda tahu sewa kami berakhir di sini di San Mateo," kata manajer itu, menurut audio teesebut.

Dalam audio itu, manajer tersebut juga menjelaskan bahwa perusahaan sudah melakukan yang terbaik untuk berusaha membawa seluruh tim Autopilot yang berada di kantor San Mateo ke lokasi baru di Palo Alto.

"Sayangnya, kami tidak bisa," ungkap manajer itu.

"Jadi artinya kami memiliki restrukturisasi dan posisi Anda terpengaruh," katanya.

Karyawan kantor Tesla di San Mateo kabarnya juga diberitahu bahwa mereka akan dibayar penuh selama 60 hari ke depan, tetapi 28 Juni  akan menjadi hari kerja terakhir mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tesla Tengah Memangkas 10 Persen Karyawan

Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Tesla sebelumnya dikabarkan memindahkan sejumlah karyawan data Autopilotnya ke kantor di Palo Alto, California.

Perusahaan mobil listrik itu juga telah merekrut dan melatih tim anotasi data di Buffalo, New York. Beberapa pegawai kantor San Mateo telah melatih tim di Buffalo, menurut keterangan para staf.

Pekerjaan anotasi data khas di Tesla melibatkan identifikasi dan deskripsi objek dalam klip pendek yang ditangkap oleh kamera dan sensor pada kendaraan Tesla.

Pelabel data terkadang perlu mengidentifikasi objek yang tumpang tindih, seperti roda di depan trotoar atau pejalan kaki yang menghalangi tampilan penuh tanda berhenti.

Mereka dinilai berdasarkan berapa banyak klip yang dapat mereka anotasi secara akurat dalam waktu yang singkat.

Diberitakan sebelumnya, Tesla menang berada di tengah-tengah pemotongan sekitar 10 persen karyawannya.

Namun, perusahaan itu berencana untuk menambah lebih banyak pekerja per jam dari waktu ke waktu.

CEO Tesla Elon Musk mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pekan lalu bahwa pabrik baru Tesla di Texas dan Berlin kehilangan "miliaran dolar" karena gangguan rantai pasokan yang menghambat perusahaan untuk meningkatkan produksi di kedua fasilitas.

"Baik pabrik Berlin dan Austin adalah tungku uang raksasa saat ini," kata Musk dalam sebuah wawancara  pada 30 Mei 2022, dengan klub Tesla Owners Silicon Valley.


Produksi Tesla Terhambat Karena Covid-19 di China

Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Elon Musk menyebut, pabrik Tesla di Austin saat ini memproduksi hanya sejumlah kecil mobil, sebagian karena beberapa komponen untuk baterainya masih terjebak di pelabuhan China "tanpa ada yang benar-benar memindahkannya".

"Ini semua akan diperbaiki dengan sangat cepat tetapi membutuhkan banyak perhatian," beber miliarder terkaya di dunia itu.

Dia pun mengakuit bahwa lockdown Covid-19 di Shanghai sangat sulit bagi Tesla, yang dilaporkan menghentikan sebagian besar produksinya di 'gigafactory' di kota itu selama berminggu-minggu.

Wawancara Musk bersama Tesla Owners of Silicon Valley sebenarnya sudah direkam pada akhir bulan lalu, tetapi percakapan ini baru diposting pada Rabu 22 Juni 2022.

Lockdown Covid-19 di China tahun ini termasuk di Shanghai, yang merupakan lokasi pabrik besar Tesla semakin mempersulit operasi dan produksi.

Dalam beberapa minggu terakhir, Musk juga telah memperingatkan tentang pemutusan hubungan kerja di Tesla.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya