Tesla Nekat Masuk Arab Meski Infrastruktur dan Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan Berat

Tesla secara resmi memulai penjualan kendaraan listriknya di Arab Saudi. Langkah ini menandai ekspansi jenama Amerika Serikat tersebut ke pasar Timur Tengah

oleh Arief Aszhari Diperbarui 11 Apr 2025, 10:35 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 10:16 WIB
Infrastruktur dan Cuaca Ekstrim Jadi Tantangan, Tesla Nekat Masuk Arab (Reuters)
Infrastruktur dan Cuaca Ekstrim Jadi Tantangan, Tesla Nekat Masuk Arab (Reuters)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tesla secara resmi memulai penjualan kendaraan listriknya di Arab Saudi. Langkah ini menandai ekspansi jenama Amerika Serikat tersebut ke pasar Timur Tengah, meskipun dihadapkan pada tantangan infrastruktur dan kondisi iklim yang ekstrem.

Beberapa sumber menyebutkan, penjualan kendaraan listrik di Arab Saudi masih tergolong rendah, dengan total hanya mencapai 2.000 unit pada tahun lalu.

Sebagai perbandingan, angka tersebut lebih sedikit daripada jumlah kendaraan yang dijual Tesla dalam satu hari di pasar lainnya. ​

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Tesla, adalah minimnya stasiun pengisian daya di negara tersebut. Sebagai contoh, di jalur utama sepanjang 900 kilometer yang menghubungkan Riyadh dan Mekah, tidak terdapat satu pun stasiun pengisian daya.

Selain itu, suhu musim panas di Arab Saudi yang bisa mencapai lebih dari 50 derajat Celsius, yang berpotensi mempengaruhi kinerja baterai kendaraan listrik. ​

Meskipun demikian, pemerintah Arab Saudi memiliki rencana ambisius untuk mengembangkan sektor kendaraan listrik.

Bahkan, negara Islam itu menargetkan adopsi roda empat bertenaga baterai sebesar 30 persen pada 2030, dan berencana menginvestasikan sekitar $39 miliar dalam sektor ini.

Namun, hingga kini Tesla belum sepenuhnya memanfaatkan peluang tersebut, sebagian karena perselisihan antara CEO Elon Musk dan kepala Dana Investasi Publik Arab Saudi, Yasir al-Rumayyan, yang terjadi sejak 2018. ​

Hubungan antara Musk dan pemerintah Arab Saudi mulai membaik setelah pria terkaya nomor 1 di dunia ini mengambil peran penting dalam kampanye pemilihan Presiden AS, Donald Trump, dan kemudian menjabat posisi tinggi dalam pemerintahannya.

Perbaikan hubungan ini membuka peluang baru bagi Tesla untuk memasuki pasar Arab Saudi.

 

Strategi Tesla

Selain itu, Arab Saudi telah membentuk Electric Vehicle Infrastructure Company, yang bertujuan meningkatkan jumlah stasiun pengisian daya menjadi 5.000 unit pada 2030, meningkat signifikan dari jumlah saat ini yang hanya 101 stasiun.

Ekspansi Tesla ke Arab Saudi bertepatan dengan rencana kunjungan Presiden Trump ke negara tersebut dalam beberapa minggu mendatang.

Langkah ini dipandang sebagai strategi Tesla, untuk memanfaatkan momentum politik dan ekonomi yang sedang berkembang di kawasan tersebut. 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya