Liputan6.com, Jakarta- Dianawati adalah salah satu dari banyaknya warga yang merasakan dampak pandemi. Meski kini kasus COVID-19 sudah semakin melandai, namun dia ingin tetap bisa memiliki kegiatan tambahan yang mampu menghasilkan sumber rezeki lain.
Tak lama, terbersit ide untuk menggeluti budi daya jamur tiram. Dimulai sekitar 4 bulan lalu, ide ini muncul karena Dianawati ingin menjual sebuah produk yang target pasarnya adalah semua kalangan, tak hanya menengah ke atas.Â
Baca Juga
"Yang membuat kami terjun ke budi daya jamur tiram, pertama sebelumnya kami punya usaha, namun target pasarnya lebih menuju ke ekonomi menengah ke atas," ungkap Penggagas UMKM Jamur Tiram, Dianawati kepada Tim Berani Berubah.
Advertisement
"Sehingga kami berpikir untuk membuat suatu usaha yang target pasarnya itu semua kalangan," sambungnya.
Dianawati pun belajar cara budi daya jamur tiram ini bersama dengan teman-teman UMKM lainnya, baik itu dari Lombok Timur, Lombok Tengah, maupun Lombok Barat. Soal tingkat kesulitan, dia mengaku mengalami banyak sekali tantangan.
Terutama, karena modalnya pun atas dasar nekat dan dengan sumber daya manusia yang semuanya perempuan. Meski begitu, Dianawati dan teman-temannya terus memberikan usaha yang terbaik, apalagi karena usaha ini memiliki prospek yang sangat membantu keluarga dan orang sekitar.
"Prospeknya untuk jamur tiram ini sangat membantu, saya pribadi, keluarga maupun orang-orang di sekitar kami. Karena dari sini kita bisa dapat pemasukan baru," ujar Dianawati.
"Harapan saya kedepannya, semoga usaha jamur tiram ini bisa semakin berkembang, bukan hanya di sekitar sini, bahkan bisa ke tingkat nasional," lanjut dia.
Pasarkan Produk dengan Dua Metode
Dalam dua minggu lagi, Dianawati akan segera memanen hasil produksi keduanya yang berjumlah sekitar 4.000 baglog. Untuk penjualannya, dia memanfaatkan 2 metode, yakni online dan offline.
"Untuk penjualan jamur ini di awal-awal, kami menggunakan dua metode, baik itu yang online maupun offline," ucap Dianawati
"Untuk yang offline-nya itu, kami modalnya itu door to door, dan menawarkan langsung ke tempat penjualan sayur-sayur," dia mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement