Liputan6.com, Jakarta- Agus Triyanti sudah memulung sejak sebelum pandemi Covid-19 menghantam Tanah Air. Sampah yang berhasil dikumpulkannya biasa dia jual begitu saja. Namun suatu hari, terbersit ide untuk mengolah limbah yang ada.
Berbagai limbah koran dan bungkus plastik makanan lalu Agus kumpulkan untuk dikreasikan menjadi bingkai foto maupun pajangan. Dia pun bisa mendapat hingga Rp 1.500.000 per bingkai foto yang dibuatnya.
"Nah, Rp1.500.000 per bingkai foto itu dikirim ke Jakarta. Itu pertama kali saya dapat pesanan. Nah, dari situ saya terinspirasi untuk ini menjadi nilai jual," ungkap dia kepada Tim Berani Berubah.
Advertisement
"Yang penting diamankan dulu dari pinggir jalan yang berserakan saya bawa pulang dulu, cuci bersih, setelah itu mau diolah jadi apa entar aja setelah terkumpul," lanjut dia.
Saat pandemi akhirnya terjadi, terlintas lagi ide untuk mendaur ulang masker bekas. Agus mengumpulkan sampah masker, merebusnya, lalu mencucinya. Setelah itu, dia setrika masker tersebut untuk kemudian diolahnya menjadi hiasan bunga.
"Setelah saya rebus, saya cuci di mesin cuci, saya giling. Setelah itu saya jemur seterika, terus saya olahlah menjadi bunga masker," tutur Agus.
Pandemi ini mengajarkan Agus untuk gigih dalam bekerja dan tidak takut kotor. Sebab, untuk memiliki lingkungan yang bersih dan bisa berpenghasilan baik, Agus harus berani kotor terlebih dahulu.
"Itu saya bangga sekali dengan pekerjaan saya. Jadi saya nggak mikir mau kotor, mau apa saya bismillah," sambungnya.
Prinsip Bermata Lalat
Selain itu, Agus juga memiliki prinsip yang cukup unik. Yaitu, bermata lalat, dimana artinya dia harus jeli melihat sampah dan potensinya untuk bisa diolah menjadi benda lain yang memiliki nilai lebih.
"Saya bilang mata lalat kalau saya jalan itu kemana-mana mata saya liar untuk melihat sampah yang bisa saya olah menjadi suatu barang yang indah atau bernilai jual," ucap Agus.
"Mengelola sampah menjadi berkah dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar saya. Tak perlu menjadi orang pandai tapi jadilah orang tekun dan Berani Berubah!" dia mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement