PGN Mulai Bangun 15 Titik Jaringan Gas Bumi, dari Jakarta sampai Lampung

Subholding Gas PT Pertamina (Persero) memulai pembangunan 15 titik jaringan gas bumi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Agu 2022, 21:10 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 21:10 WIB
Jaringan Gas PGN Merambah Rusunawa Jakarta
Petugas membersihkan area dekat instalasi jaringan gas PGN di Rusunawa Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pada tahun 2020, Kementerian ESDM melalui PGN menargetkan 266.070 rumah tangga dan industri kecil di 49 kabupaten/kota tersambung jaringan gas bumi. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas PT Pertamina (Persero) memulai pembangunan 15 titik jaringan gas bumi. Hal ini wujud komitmen dalam mengakselerasi pemanfaatan energi bersih ramah lingkungan yang dapat membantu pemerintah dalam menekan subsidi.

CEO Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk M Haryo Yunianto mengatakan, pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) GasKita di 15 titik melalui skema investasi internal PGN untuk 4 Provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat meliputi 11 Kabupaten Kota yaitu Lampung, Bekasi, Cilegon, Cirebon, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Karawang, Kota Tanggerang, Kab Tanggerang, dan Bogor.

“Hal ini merupakan bagian dari komitmen nyata PGN dalam mengembangkan pemanfaatan energi domestik nasional melalui skema investasi internal PGN," kata Haryo di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Haryo mengungkapkan, pembangunan jaringan gas ini merupakan tahap awal jargas GasKita, dengan total sambungan sekitar 92.000 sambungan rumah tangga (SR) yang merupakan bagian dari upaya pencapaian target 400 ribu SR pada 2022. Program merupakan upaya mengurangi subsidi energi dan impor yang menjadi salah satu beban APBN.

"Program jargas juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target 4 juta Sambungan Rumah tangga (SR) di seluruh Indonesia,“ jelas Haryo.

Menurut Haryo, dalam pembangunan ini Subholding Gas Pertamina berkomitmen memanfaatan sumber daya dalam negeri secara optimal.

 

Pipa Produksi Dalam Negeri

20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sambungan jargas GasKita akan menggunakan jenis Pipa Polyethylene (PE) yang diproduksi di dalam negeri, sehingga dapat mencapai TKDN minimal sebesar 45 persen.

Haryo melanjutkan, dengan adanya pembangunan jargas ini diharapkan dapat mendorong manfaat dmapak berganda dalam menggerakan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja lokal dan pelibatan mitra-mitra kerja daerah di lokasi pembangunan.

"Subholding Gas Pertamina berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan gas bumi nasional diseluruh sektor demi peningkatan utilisasi energi bersih ramah lingkungan sebagai solusi nyata di masa transisi energi," tandasnya.

PGN Siap Pasok Gas Bumi 51 MMSCFD ke Kilang Cilacap

RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). RU IV Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk siap memenuhi kebutuhan gas bumi RU IV Kilang Cilacap dengan total volume kontrak tahunan gas sekitar 51 MMSCFD, hal ini dapat menghemat bahan bakar pengoperasian fasilitaa tersebut.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, mengatakan, PGN dan PT Kilang Pertamina Intenasional (KPI) selaku Subholding Refinery & Petrochemical menyepakati volume kontrak tahunan berdasarkan kebutuhan kilang eksisting RU IV Cilacap sebesar 36 MMSCFD mulai 2024 dan kebutuhan untuk proyek New Diesel Hydrotreating (New DHT ) sebesar 15 MMSCFD mulai 2026.

"Pertamina juga mendukung penuh proyek ini, sehingga untuk kebutuhan RU IV Cilacap, PGN akan memanfaatkan LNG portofolio milik Pertamina sebanyak delapan kargo per tahun,” kata Achmad, Rabu (27/7/2022).

Penyaluran gas bumi ke Kilang Cilacap dalam rangka optimasi proyek Land Based LNG Regasification Terminal RU IV Cilacap, dengan kesepakatan periode kontrak selama 30 tahun. Periode kontrak ini ditujukan untuk mengoptimasi keekonomian proyek dan memenuhi target strategis yakni efisiensi biaya bahan bakar di Kilang.

“Mengacu pada upaya pencapaian penghematan biaya bahan bakar di RU Cilacap merupakan dasar pemilihan opsi penyaluran gas menggunakan skema small land based regasification," ujarnya.

Proses Pengiriman

Achmad melanjutkan, untuk penyaluran gas ke RU IV Cilacap akan menggunakan LNG Carrier (LNGC) berukuran 19.000 M³ pada Fase 1 (2024 – 2025) dan new build LNGC berukuran 35.000 M³ pada Fase 2 mulai tahun 2026.

Proyek Terminal LNG Regasifikasi RU IV Cilacap juga akan mengoptimasi Kilang Bontang sebagai LNG Hub.

PGN terus berkoordinasi mengenai skema pengaliran gas ke RU IV Cilacap, pemanfaatan jetty dan lahan bersama PT KPI, PT PIS, PT Badak NGL serta pihak terkait lainnya sesuai kaidah keproyekkan, serta tetap mengutamakan aspek sinergi Pertamina Grup.

Sinergi antar Sub Holding ini akan memberikan benefit konsolidasi yang optimal untuk Pertamina Grup.

Potensi pasar dari penyaluran LNG ke RU IV Cilacap juga cukup besar, sekaligus bisa menjadi pintu masuk pengembangan LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan.

“PGN memberikan layanan terbaik pada kesepakatan antara PGN dan KPI untuk bisa saling menguntungkan di Pertamina Group. Gasifikasi Kilang sekaligus menjadi kontribusi PGN terhadap perekonomian nasional, optimasi sumber energi domestik, dan pencapaian bauran energi nasional di masa transisi energi,” pungkas Achmad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya