PLN Tawarkan Waralaba SPKLU dan SPBKLU, Minat?

PT PLN (Persero) buka potensi untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk dengan BUMN lainnya

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 19 Okt 2022, 13:20 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 13:20 WIB
SPKLU ultra fast charging mampu mengisi penuh 2 mobil listrik dengan kapasitas di atas 80 kilo Watt (kW) secara bersamaan hanya dalam waktu singkat. (Dok PLN)
SPKLU ultra fast charging mampu mengisi penuh 2 mobil listrik dengan kapasitas di atas 80 kilo Watt (kW) secara bersamaan hanya dalam waktu singkat. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) buka potensi untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk dengan BUMN lainnya.

Selain untuk memangkas ketergantungan BBM impor, komitmen ini juga searah dengan rencana pemerintah menuju Net Zero Emission pada 2060 serta mendukung Indonesia pemain utama kendaraan listrik dunia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, PLN berkolaborasi dengan banyak pihak. Tidak hanya sinergi BUMN, PLN juga berkolaborasi dengan produsen mobil ataupun motor listrik.

“Kami berkolaborasi dengan banyak pihak. Kami membangun sistem pengisian baterai kendaraan listrik, dan juga memberi layanan untuk pemasangan home charging. Ini kami lakukan untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

PLN juga mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan gencar menciptakan skema kerja sama bersama mitra melalui franchise pembangunan SPKLU dan SPBKLU.

Dengan begitu, lanjut Darmawan, ke depan ekosistem terwujud seiring dengan banyaknya SPKLU dan SPBKLU yang difasilitasi PLN.

Selain menyiapkan suplai listrik, PLN juga telah meluncurkan Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang terintegrasi dengan PLN Mobile untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait kendaraan listrik.

"Sektor transportasi perlu menjadi perhatian sebagai upaya memangkas emisi karbon. Tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Kalau dibiarkan, maka pada pada 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2e per tahun," terang Darmawan.

 

Kehadiran IBC

2025, Pemerintah Kejar Target 10 Ribu SPKLU
Mobil listrik saat mengisi daya listrik di SPKLU di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Senin (9/11/2020). Pemerintah mendorong peningkatan ketersediaan SPKLU hingga 2025 ditargetkan terbangun 3.465 unit SPKLU dan lima tahun kemudian menjadi 7.146 unit SPKLU. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara Direktur Utama Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho mengatakan, kehadiran IBC sudah membuktikan bahwa BUMN punya komitmen untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik. Pasalnya, pemegang saham IBC adalah PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, MIND ID, dan PT Pertamina (Persero).

"Kita mendukung ekosistem kendaraan listrik dari motor listrik hingga mobil listrik. Arah bisnis kami tidak hanya bicara baterai tetapi juga ekosistemnya," sebut dia.

Toto menjelaskan, arah pengembangan ekosistem kendaraan listrik tidak sekadar transisi energi dan memangkas emisi karbon, tetapi juga mendorong lapangan pekerjaan baru.

"Kenapa kita harus mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik? Ya, karena kita punya bahan baku, realisasi pertumbuhan industri otomotif dan kita punya kapasitas supply chain otomotif di indonesia," pungkasnya.

Ini Dia Kekuatan Indonesia jadi Raja Kendaraan Listrik Dunia

Toyota Resmi Serahkan 2 Mobil Listrik ke Pemerintah (Arief A/Liputan6.com)
Toyota Resmi Serahkan 2 Mobil Listrik ke Pemerintah (Arief A/Liputan6.com)

Indonesia digadang-gadang menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global. Salah satunya dengan membangun Indonesia Battery Company (IBC).

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengungkap pendirian perusahaan menjadi salah satu upaya besar mendukung program pemerintah mencapai Net Zero Emission di 2060. IBC punya peran mendukung penguatan ekosistem kendaraan listrik seperti mobil listrik.

Enam+00:00VIDEO: RON Pertalite Cuma 86, Pertamina Angkat Suara "IBC dibentuk untuk mendukung ekosistem industri kendaraan listrik di indonesia, dan ditargetkan bisa menjadi pemain global di ekosistem ini," kata dia dalam SOE Commitment on Net Zero Emission, SOE International Conference, Selasa (18/10/2022).

Dia pun mengungkap sejumlah alasan Indonesia bisa menjadi pemain global. Mulai dari merajai bahan baku nikel, hingga menjadi salah satu pangsa pasar terbesar untuk mobil dan motor.

"Kenapa? karena sumber daya alam yang dimiliki indonesia sangat berlimpah, kita punya nikel, lalu aluminium. Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang besar untuk industri otomotif, kita punya (pangsa pasar) mobil 1,5 juta kendaraan per tahun, lalu motor 8 juta unit per tahun," terangnya.

"Kita jupa punya suplai chain, hub produksi batre di ASEAN," tambahnya.

Kendati begitu, Toto mengungkap dalam membangun ekosistem ini bukan perkara mudah. Tapi memerlukan kolaborasi untuk menghasilkan produk yang mencakup hulu - hilir.

"Kita juga bermitra dengan produsen baterai terbesar di China untuk membentuk ekosistem EV (electric vehicle) di indoneisa, juga mitra global dari Korea Selatan, LG," paparnya

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya