Liputan6.com, Jakarta Presidensi G20 Indonesia membawa banyak apresiasi dari negara lain di dunia. Alasannya adalah banyak kepentingan yang dibawa ditengah situasi global yang sedang sulit.
Sebut saja, upaya negara-negara dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global yang jadi tantangan presidensi, hingga bauran digitalisasi dalam berbagai aspek termasuk keuangan.
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijodo Moegiarso mengungkap sedikit bukti Indonesia diapresiasi dunia. Mengaca pada Presidensi G20, Indonesia tak hanya mampu menggelar event akbar tersebut, tapi mampu membawa substansi kepada negara-negara maju.
Advertisement
"Pelaksanaan KTT G20, selama 1 minggu kami awali di Sherpa yang sebenarnya cukup membanggakan dengan leadership, tak hanya penyelenggaraan tapi substansi materi pada akhirnya menghasilkan kesepakatan global yang berasal dari inisiatif kita," kata dia dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com bertajuk 'Jadikan G20 Bali Declaration Pijakan Ekonomi Bangkit', Jumat (9/12/2022).
Susiwijono menyontohkan pada inisiatif Indonesia membawa forum Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) yang membawa komitmen untuk keduanya. Walau hal ini sudah jadi wacana di jajaran G7 sejak tahun lalu, tapi baru bisa muncul pada Presidensi G20 Indonesia.
PGII menghasilkan momitmen investasi sebesar USD 600 miliar dari negara G7 untuk investasi dan infrastruktur. Maka, ini perlu dimanfaatkan kedepannya.
"Kalau jalan (investasi) USD 600 miliar ini, semuanya fokus untuk infrastruktur dan investasi, Ini yang harus kita ceritakan (kepada dunia)," kata dia.
Capaian Lainnya
Sementara itu, di jalur keuangan yang dibawa oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia juga menghasilkan beberapa poin penting. Misalnya, penghimpunan dana untuk persiapan pandemi (Pandemic Fund) serta skema restrukturisasi pembiayaan.
"Pada prinsipnya beberapa yang kita hasilkan kemarin sebagian besar inisatif pemikiran kita, program besar banyak, seperti skema pembiayaan termasuk finance track," ujar Susiwijono.
Melalui capaian ini, dia menegaskan banyak negara yang mengapresiasi Indonesia. Bahkan, di beberapa forum internasional lainnya, masih banyak negara yang memberikan apresiasi.
"Sampai saat ini kalau kita bertemu teman-teman negara lain, mereka tidak berhenti memuji Indonesia, dan itu (membawa hasil) konkret dan berdampak kepada mereka," sambungnya.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemerintah masih tetap optimistis Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen. Mengingat tren pertumbuhan yang terjadi selama 2022 ini.
Sekretaris Kementeria Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijowo Moegiarso mengungkap hal tersebut. Dia melihat juga ada peran dari Presidensi G20 Indonesia yang ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Susiwijono tak memungkiri ada berbagai tantangan yang perlu diahadapi. Mulai dari berkurangnya permintaan di ranah global, hingga inflasi yang terus meningkat di berbagai negara.
"Menghadapi berbagai tantangan global ini pemerintah siap mengantisipasi, kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita di 2022, ini sampai kuartal III sampai 5,72 persen, kita bisa yakin 5,3 5,4 persen (di akhir tahun). Di 2023 mengacu indikator makro dan leading indicator lain, kami masih yakin bisa diatas 5 persen," ujarnya dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com bertajuk 'Jadikan G20 Bali Declaration Pijakan Ekonomi Bangkit', Jumat (9/12/2022).
Bahkan dia meyakini kalau Indonesia bisa mencatatkan pertumbuhan lebih baik dari negara lain. Ini juga sejalan dengan prediksi berbagai lembaga dunia seperti IMF dan Bank Dunia.
Optimismenya ini tak terlepas dari peran Indonesia menjadi presidensi G20 dan ketua ASEAN Summit di 2023 mendatang. Selain Indonesia, dia juga meyakini kalau kawasan Asia akan mencatatkan pertumbuhan yang sama baiknya.
"Prinsipnya, kita jauh lebih baik dari negara lain. Ditengah ketidakpastian global, kita optimis ekonomi kita masih baik," sambungnya.
Inflasi Bisa Terkendali
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga menjamin bisa tetap menjaga tingkat inflasi. Kendati dalam beberapa waktu belakangan tingkat inflasi Indonesia mengalami sedikit kenaikan.
Susiwijono tak menampik hal itu. Namun, menurutnya ada sederet langkah yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Sebut saja, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terus bergerak.
"Inflasi, saya sih sangat yakin di 2023 bisa kembali ke rentang sasaran kita. Mungkin tahun ini kita bisa kejar di bawah 6 persen, tahun depan tetap di kisaran 3 plus-minus 1 persen (2-4 persen)," ujarnya.
Advertisement