Penyebab Keputihan Banyak dan Kental, Ketahui Cara Mengatasinya

Pelajari penyebab keputihan banyak dan kental, gejala yang perlu diwaspadai, serta cara mengatasinya. Ketahui kapan harus berkonsultasi ke dokter.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 09 Apr 2025, 07:38 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 07:38 WIB
penyebab keputihan banyak dan kental
penyebab keputihan banyak dan kental ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Keputihan

Liputan6.com, Jakarta Keputihan merupakan kondisi keluarnya cairan atau lendir dari vagina yang dialami oleh sebagian besar wanita. Secara umum, keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan tidak normal (patologis). Keputihan normal biasanya tidak berwarna atau sedikit keputihan, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan. Sementara keputihan tidak normal ditandai dengan perubahan warna, bau tidak sedap, rasa gatal, atau nyeri.

Keputihan normal memiliki fungsi penting untuk menjaga kebersihan dan kelembapan vagina serta melindunginya dari infeksi. Namun, keputihan yang berlebihan atau disertai gejala tidak normal perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan reproduksi.

Penyebab Keputihan Banyak dan Kental

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan keputihan menjadi lebih banyak dan kental antara lain:

1. Perubahan Hormonal

Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi dapat mempengaruhi produksi cairan vagina. Menjelang ovulasi, kadar estrogen meningkat sehingga keputihan cenderung lebih banyak dan encer. Sementara setelah ovulasi, keputihan bisa menjadi lebih kental karena pengaruh hormon progesteron.

2. Kehamilan

Selama kehamilan, terjadi peningkatan produksi estrogen yang menyebabkan keputihan lebih banyak. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi janin dari infeksi. Keputihan pada ibu hamil biasanya berwarna putih susu dan bertekstur kental.

3. Infeksi Jamur (Candidiasis)

Infeksi jamur Candida albicans dapat menyebabkan keputihan berwarna putih seperti susu, kental, dan menggumpal. Biasanya disertai rasa gatal dan kemerahan pada area vagina. Faktor risiko infeksi jamur antara lain penggunaan antibiotik, diabetes tidak terkontrol, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

4. Vaginosis Bakterial

Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri di vagina. Keputihan akibat vaginosis bakterial biasanya berwarna abu-abu atau putih, encer, dan berbau amis. Faktor risiko meliputi penggunaan douching, merokok, dan berganti-ganti pasangan seksual.

5. Infeksi Menular Seksual

Beberapa infeksi menular seksual seperti trikomoniasis, gonore, dan klamidia dapat menyebabkan keputihan abnormal. Keputihan akibat IMS biasanya berwarna kuning atau hijau, berbau tidak sedap, dan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil.

6. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

Pil KB dan alat kontrasepsi hormonal lainnya dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan menyebabkan perubahan pada keputihan. Beberapa wanita mengalami peningkatan jumlah keputihan setelah menggunakan kontrasepsi hormonal.

Gejala Keputihan Tidak Normal

Penting untuk mengenali gejala keputihan tidak normal agar dapat segera ditangani. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Perubahan warna keputihan menjadi kuning, hijau, abu-abu, atau kecoklatan
  • Bau tidak sedap atau amis yang menyengat
  • Tekstur keputihan yang sangat kental, menggumpal, atau berbusa
  • Rasa gatal, panas, atau nyeri pada area vagina
  • Kemerahan, pembengkakan, atau luka pada area genital
  • Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
  • Jumlah keputihan yang sangat banyak dan tidak normal

Cara Mengatasi Keputihan Banyak dan Kental

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan yang berlebihan:

1. Jaga Kebersihan Area Kewanitaan

Membersihkan area vagina dengan air bersih secara teratur sangat penting untuk mencegah infeksi. Gunakan sabun khusus area kewanitaan yang lembut dan tidak mengandung pewangi. Hindari membersihkan bagian dalam vagina karena dapat mengganggu keseimbangan pH alami.

2. Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat

Pilih celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Hindari penggunaan pakaian ketat atau celana dalam berbahan sintetis yang dapat meningkatkan kelembapan dan memicu pertumbuhan jamur. Ganti pakaian dalam secara teratur, terutama setelah berolahraga atau berenang.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Perbanyak konsumsi makanan kaya probiotik seperti yogurt untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina. Kurangi asupan gula berlebih yang dapat memicu pertumbuhan jamur. Penuhi kebutuhan vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

4. Hindari Douching

Pembilasan vagina atau douching dapat mengganggu keseimbangan pH dan flora normal vagina. Vagina memiliki mekanisme pembersihan alami, sehingga douching justru dapat meningkatkan risiko infeksi.

5. Gunakan Kondom saat Berhubungan Seksual

Penggunaan kondom dapat membantu mencegah penularan infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan keputihan abnormal. Hindari berganti-ganti pasangan seksual untuk mengurangi risiko infeksi.

6. Atasi Stres

Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan keseimbangan hormon. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengelola stres dengan lebih baik.

7. Konsultasikan ke Dokter

Jika keputihan tidak membaik setelah perawatan mandiri atau disertai gejala yang mengganggu, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab keputihan.

Diagnosis Keputihan Tidak Normal

Untuk mendiagnosis penyebab keputihan tidak normal, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan antara lain:

1. Anamnesis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, aktivitas seksual, dan penggunaan obat-obatan. Informasi ini penting untuk menentukan kemungkinan penyebab keputihan.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa area genital untuk melihat tanda-tanda infeksi atau kelainan. Pemeriksaan menggunakan spekulum dapat dilakukan untuk melihat kondisi vagina dan serviks.

3. Tes pH Vagina

Pengukuran pH vagina dapat membantu menentukan apakah ada ketidakseimbangan bakteri yang menyebabkan vaginosis bakterial.

4. Pemeriksaan Mikroskopis

Sampel cairan vagina akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya jamur, bakteri, atau parasit penyebab infeksi.

5. Kultur Vagina

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan kultur untuk mengidentifikasi jenis mikroorganisme penyebab infeksi dan menentukan pengobatan yang tepat.

6. Tes Infeksi Menular Seksual

Pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, atau trikomoniasis mungkin dilakukan jika dicurigai sebagai penyebab keputihan.

Pengobatan Keputihan Tidak Normal

Pengobatan keputihan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pilihan pengobatan antara lain:

1. Antijamur

Untuk infeksi jamur, dokter dapat meresepkan obat antijamur seperti flukonazol oral atau krim mikonazol yang diaplikasikan langsung ke vagina.

2. Antibiotik

Infeksi bakteri seperti vaginosis bakterial atau infeksi menular seksual diobati dengan antibiotik oral atau topikal sesuai dengan jenis bakterinya.

3. Antiparasit

Infeksi parasit seperti trikomoniasis diobati dengan obat antiparasit seperti metronidazol.

4. Terapi Hormonal

Jika keputihan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, dokter dapat merekomendasikan terapi hormonal atau perubahan metode kontrasepsi.

5. Probiotik

Suplemen probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina dan mencegah infeksi berulang.

Pencegahan Keputihan Berlebihan

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah keputihan berlebihan antara lain:

  • Jaga kebersihan area kewanitaan dengan cara yang benar
  • Hindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras
  • Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari pakaian yang terlalu ketat
  • Kurangi konsumsi makanan manis berlebihan
  • Kelola stres dengan baik
  • Hindari douching atau pembilasan vagina
  • Gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah infeksi menular seksual
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala keputihan tidak normal seperti:

  • Perubahan warna, bau, atau tekstur keputihan yang signifikan
  • Rasa gatal, panas, atau nyeri yang mengganggu
  • Keputihan disertai demam atau nyeri perut bagian bawah
  • Keputihan yang tidak membaik setelah perawatan mandiri selama 1-2 minggu
  • Keputihan yang muncul setelah berhubungan seksual tanpa proteksi
  • Keputihan disertai perdarahan di luar masa menstruasi

Penanganan dini dapat mencegah komplikasi dan membantu mengatasi masalah keputihan dengan lebih efektif.

Mitos dan Fakta Seputar Keputihan

Mitos: Keputihan selalu menandakan adanya infeksi

Fakta: Keputihan dalam jumlah normal merupakan hal yang wajar dan memiliki fungsi untuk menjaga kebersihan vagina. Hanya keputihan dengan perubahan warna, bau, atau disertai gejala lain yang perlu diwaspadai.

Mitos: Douching dapat membersihkan vagina dan mengatasi keputihan

Fakta: Douching justru dapat mengganggu keseimbangan pH dan flora normal vagina, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Vagina memiliki mekanisme pembersihan alami yang tidak memerlukan douching.

Mitos: Menggunakan pantyliner setiap hari dapat mencegah keputihan

Fakta: Penggunaan pantyliner terus-menerus justru dapat meningkatkan kelembapan dan memicu pertumbuhan bakteri atau jamur. Sebaiknya gunakan pantyliner hanya saat diperlukan dan ganti secara teratur.

Mitos: Keputihan hanya dialami oleh wanita yang aktif secara seksual

Fakta: Keputihan normal dapat dialami oleh semua wanita, termasuk yang belum pernah berhubungan seksual. Perubahan hormonal dan faktor lain dapat mempengaruhi produksi cairan vagina.

Kesimpulan

Keputihan yang banyak dan kental bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian. Penting untuk mengenali perbedaan antara keputihan normal dan tidak normal agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Menjaga kebersihan area kewanitaan, menerapkan pola hidup sehat, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter merupakan langkah-langkah penting dalam mencegah dan mengatasi masalah keputihan. Jika mengalami gejala keputihan yang mengganggu atau tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya