Liputan6.com, Jakarta Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) membagikan dividen interim BBRI senilai Rp8,63 triliun atau Rp57 per lembar saham. Pembagian itu dilakukan pada Senin (9/1) saat cumulative date (cum date) pasar reguler dividen.
Ya, cum date dividen adalah tanggal terakhir bagi para investor yang ingin membeli saham untuk mendapatkan dividen perusahaan berdasarkan jadwal pembagian dividen. Sementara Cum Date Pasar Tunai dan Recording Date dilaksanakan Rabu (11/1) dan Payment Date ditetapkan pada Jumat (27/1).
Baca Juga
Berkaitan dengan hal tersebut, diketahui senilai kurang lebih Rp4,59 triliun dividen di antaranya akan masuk ke kas negara dan sisanya dibagikan kepada investor publik. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, aksi korporasi di pasar modal yang ditempuh BRI sebagai langkah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah melalui kontribusi dividen dan pajak.
Advertisement
"Saya mau tekankan BRI adalah banknya rakyat. BRI berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Keuntungan BRI dikembalikan ke rakyat lewat pajak dan dividen. Sudah semestinya BRI adalah bank yang selalu didukung oleh rakyat. Semua prestasi yang dicapai tak lepas dari dukungan seluruh pihak dan seluruh rakyat," jelas Sunarso.
Dividen tersebut, kata Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu juga merupakan bentuk nyata komitmen BRI untuk memberikan economic value kepada seluruh stakeholders, terutama kontribusi bagi penerimaan negara. Menurut Viviana, dengan sumber pertumbuhan baru yang terus diciptakan saat ini, BRI memiliki potensi untuk terus memberikan dividen yang optimal bagi pemegang saham.
"Hal ini dimulai dengan menetapkan 85% dividen payout ratio di tahun 2022 atas laba tahun 2021," ujar Viviana.
Untuk diketahui, pertumbuhan berkelanjutan BRI digambarkan dari kinerja impresif perseroan, selama sembilan bulan pertama tahun 2022. Tercatat, BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp.39,31 triliun atau tumbuh 106,14% Year on Year (YoY).
Kinerja positif BRI tersebut juga terlihat dari total pembiayaan BRI Group yang tercatat mencapai Rp1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% yoy. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp935,86 triliun di akhir September 2022.
Tentunya hal tersebut menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%. Tak hanya itu saja, kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%.
(*)