Uang Beredar di Desember 2022 Capai Rp 8.525 Triliun

Pertumbuhan uang beredar pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Jan 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2023, 12:30 WIB
Antusiasme Warga Tukar Uang Rupiah Tahun Emisi 2022
Warga menukarkan uang rupiah kertas tahun emisi 2022 di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (21/8/2022). Uang baru TE 2022 memiliki kualitas lebih baik yang menjamin masa edar lebih lama serta teknologi unsur pengamanan semakin sulit untuk dipalsukan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2022 tumbuh positif. Posisi M2 tercatat sebesar Rp 8.525,5 triliun, atau tumbuh 8,3 persen (yoy), setelah tumbuh 9,6 persen (yoy) pada November 2022.

Dikutip dari laman Bank Indonesia, Selasa (24/1/2023), perkembangan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan komponen Uang Beredar Sempit (M1) dan uang kuasi. Pada Desember 2022, uang beredar sempit tumbuh 9,5 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 11,7 persen (yoy).

Sementara, komponen giro rupiah tercatat tumbuh 17,9 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 21,5 persen (yoy). Dana float uang elektronik pada Desember 2022 tercatat sebesar Rp10,0 triliun dengan pangsa sebesar 0,2 persen terhadap M1, atau terkontraksi 10,2 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh positif sebesar 17,1 persen (yoy) pada November 2022.

Lebih lanjut, BI menjelaskan bahwa tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,0 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.225,8 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh sebesar 4,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,5 persen (yoy).

Sedangkan, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Desember 2022 tercatat sebesar Rp897,8 triliun, atau tumbuh 8,0 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 8,4 persen (yoy) pada November 2022.

Untuk Uang kuasi, BI mencatat pangsa 43,0 persen dari M2 sebesar Rp3.666,3 triliun pada Desember 2022, atau tumbuh 6,8 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,9 persen (yoy).

Perkembangan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 1,9 persen (yoy) pada Desember 2022, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 2,1 persen (yoy). Selain itu, tabungan lainnya juga tercatat tumbuh 13,1 persen (yoy), setelah tumbuh 15,4 persen (yoy) pada November 2022.

Di sisi lain, giro valas tumbuh sebesar 29,0 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh sebesar 27,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Kemudian, untuk Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 8,3 persen (yoy), setelah tumbuh 21,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

 

Faktor yang Mempengaruhi

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar:

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M2 pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit. Aktiva luar negeri bersih pada Desember 2022 tumbuh sebesar 4,9 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1,0 persen (yoy).

Pada Desember 2022, penyaluran kredit tumbuh 11,0 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 10,9 persen (yoy) sejalan dengan perkembangan penyaluran kredit produktif dan konsumtif.

Untuk tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 13,8 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 17,2 persen (yoy) pada November 2022. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan kewajiban sistem moneter kepada Pempus sebesar 26,8 persen (yoy) pada Desember 2022, setelah bulan sebelumnya tumbuh 37,7 persen (yoy).

Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya