Harga Kripto Ambruk Gara-Gara Staking Kraken dan Suku Bunga The Fed Labil

Bitcoin dan sejumlah aset kripto sempat melemah pada pekan lalu, imbas dari Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) yang menutup layanan Staking Kraken, crypto exchange yang berbasis di Negeri Paman Sam.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Feb 2023, 20:15 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2023, 20:15 WIB
Crypto Bitcoin
Bitcoin dan sejumlah aset kripto sempat melemah pada pekan lalu, imbas dari Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) yang menutup layanan Staking Kraken, crypto exchange yang berbasis di Negeri Paman Sam.

Liputan6.com, Jakarta Bitcoin dan sejumlah aset kripto sempat melemah pada pekan lalu, imbas dari Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) yang menutup layanan Staking Kraken, crypto exchange yang berbasis di Negeri Paman Sam.

Selain kabar dari SEC yang menyebabkan menurunya harga aset kript9, The Federal Reserve (The Fed) menguraikan mengenai proses disinflasi. Meski tidak disebutkan kapan kenaikan suku bunga akan dihentikan, namun indikasinya mungkin diperlukan waktu hingga 2024 agar inflasi mencapai tingkat yang dianggap memuaskan oleh The Fed.

Target inflasi bank sentral adalah 2 persen, tetapi berdasarkan beberapa indikator, saat ini tingkat inflasi secara signifikan lebih tinggi dari angka tersebut. Kabar mengenai SEC dan The Fed tentu memberikan pengaruh terhadap harga kripto

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengungkapkan, sellama sepekan terakhir bisa dibilang harga aset kripto relatif stabil.

"Tapi adanya berita SEC menjelang akhir minggu lalu mempengaruhi harga aset crypto Bitcoin (BTC) yang turun 5 persen dan Ethereum (ETH) juga ikut mengalami penurunan hingga 6 persen, begitu pula dengan token lainnya," ungkapnya, Sabtu (18/2/2023).

Timo menambahkan, faktor lain turunnya harga BTC dan ETH adalah berita mengenai Paxos Trust Company, perusahaan penerbit stablecoin yang berbasis di New York yang bertanggung jawab atas Binance USD (BUSD) dan Paxos Dollar (USDP). Saat ini Paxos sedang diselidiki oleh Departemen Jasa Keuangan New York (NYDFS).

 


Penurunan Harga

llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik
llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Padahal, di balik penurunan harga BTC, ETH dan aset kripto lainnya dan peristiwa yang terjadi pekan lalu. Justru baru-baru ini, aktivitas di jaringan Bitcoin telah mencapai puncaknya sejak Mei 2021.

Jumlah transaksi harian di jaringan ini telah melonjak menjadi 345 ribu, tertinggi sejak April 2021. Mengakibatkan peningkatan aktivitas jaringan secara keseluruhan. Bahkan harga non-fungible token (NFT) Bitcoin Punks pada Rabu pekan lalu (8/2/2023), satu NFT Ordinal Bitcoin Punks, Punk 94, terjual seharga 9.5 BTC, atau sekitar 214.000 dolar AS.

"Bisa dibilang, industri kritpo terus berakselerasi di tengah kondisi apa pun. Sebagai investor tidak ada salahnya untuk terus mengasah pengetahuan dan mengikuti perkembangan market ke depan," tutup Timo.


Miliarder Charlie Munger soal Kripto: Cryptocurrency Perjudian Gila dan Bodoh

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Berbeda dari beberapa investor lain, miliarder berusia hampir seabad Charlie Munger bukanlah penggemar cryptocurrency.

Wakil ketua Bershire Hathaway sekaligus direktur perusahaan penerbitan Daily Journal Corporation ketika rapat pemegang saham itu mengatakan bahwa bentuk mata uang virtual “tidak berharga”.

 “Terkadang saya menyebutnya crypto ‘crappo’, terkadang saya menyebutnya ‘crypto s---.’ Sangat konyol bahwa ada orang yang akan membeli barang ini,“ tutur dia seperti dilansir CNCB, Jumat (17/2/2023).

“Ini benar-benar gila, perjudian bodoh,” tambahnya.

Pendukung cryptocurrency berpendapat bahwa aset digital menawarkan privasi, keamanan, kecepatan transaksi yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah daripada lembaga keuangan tradisional. Akan tetapi, investor saham dengan kekayaan bersih USD 2,3 miliar satu ini memilih tidak membelinya.

Dia mengatakan, “Saya pikir orang-orang yang menentang posisi saya adalah orang-orang bodoh, jadi menurut saya tidak ada argumen yang rasional terhadap posisi saya.”

Akhirnya argumen Munger tersebut muncul di tengah banyaknya masalah bagi investor kripto selama setahun terakhir.

Seperti yang diketahui, pasar crypto kehilangan sekitar USD 2 triliun tahun lalu. Bitcoin, salah satu cryptocurrency paling populer, kehilangan lebih dari 60 persen nilainya pada 2022.

Adapun ledakan FTX , platform perdagangan crypto yang sekarang bangkrut yang pernah bernilai USD 32 miliar, telah mengguncang kepercayaan investor karena industri merasakan riaknya. Hal itu menimbulkan dampak bangkrutnya perusahaan.

“Banyak orang Amerika menyadari bahwa cryptocurrency hanyalah mania spekulatif dan industri ini penuh dengan penjahat,” ucap reporter utama Bankrate James Royal. Memang, hanya 8 persen orang Amerika yang memiliki pandangan positif tentang cryptocurrency pada November, menurut CNBC All-America Economic Survey.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya