Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan penerapan pinjaman atau kredit tanpa bunga atau bunga 0 persen bagi usaha mikro. Aturan mengenai usulan ini ditarget rampung dalam 1 bulan ke depan.
Erick Thohir berujar, usulan bunga pinjaman ke bank 0 persen itu telah sampai ke meja Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Sebagai tindak lanjut, dia mengutus Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury dan Kartika Wirjoatmodjo untuk membahas dengan BI.
Baca Juga
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Keduanya akan membahas pendanaan BUMN di sektor pangan dan perluasan pendanaan untuk program Mekaar.
Advertisement
"Saya sudah mengutus dua Wamen (Wakil Menteri BUMN) Pak Pahala dan Pak Tiko untuk membahas ini dengan BI. Kita berharap satu bulan bisa tuntas," ujar Erick dalam keterangannya, Senin (20/2/2023).
Erick ingin pemberian bunga pinjaman 0 persen untuk pelaku usaha mikro dapat terealisasi sesegera mungkin. Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan usulan ini juga telah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
"Usulan ini sudah mendapat dukungan dari Bapak Presiden karena memang sudah ada rapat terbatas. Tinggal bagaimana sekarang kita mendorong hal ini menjadi kenyataan, jangan sampai kesannya yang besar dapat bunga jauh lebih murah dari yang mikro. Ini yang selalu kita coba seimbangkan," ucap Erick.
Topang Ekonomi
Erick menyampaikan sektor usaha mikro yang masuk dalam UMKM punya andil besar dalam menopang perekonomian nasional. Erick menyampaikan sektor UMKM ini memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 62,55 persen dan juga menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97,22 persen.
Namun, ucap Erick, porsi pembiayaan lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM saat ini baru 21 persen atau lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Sementara, perusahaan pelat merah mengejar target minimal 30 persen porsi pembiayaan untuk UMKM di 2024 mendatang.
"Sejak awal, kita terus mendorong program kerakyatan seperti KUR, PNM Mekaar dan Makmur dapat meningkat dan menjangkau lebih banyak para pelaku usaha, termasuk usaha mikro," lanjut Erick.
Â
BUMN Garda Terdepan
Erick menyebut BUMN-BUMN perbankan atau Himbara menjadi garda terdepan dalam keberpihakan terhadap para pelaku usaha mikro. Mengingat penyaluran KUR oleh Himbara telah mencapai Rp 345 triliun ke 7,2 juta pelaku usaha di seluruh Indonesia, program Mekaar pun mengalami kenaikan jumlah nasabah sejak pandemi Covid-19 menyerang.
Erick menyampaikan jumlah nasabah Mekaar sebelum pandemi hanya berjumlah 5,6 juta dan berdasarkan data per November 2022 telah berjumlah 12,7 juta. Sedangkan Makmur telah memberdayakan 43.079 petani di seluruh Indonesia dan terbukti berhasil meningkatkan 36 persen produktivitas dan 46 persen pendapatan.
"Hal ini juga menjadi komitmen kita untuk mendorong para pelaku usaha mikro bisa naik kelas. Penguatan terhadap sektor ini akan sangat besar dampaknya bagi perekonomian Indonesia secara umum," tegas Erick Thohir.
Â
Advertisement
Kredit Mikro BRI
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan usaha mikro di Indonesia. Salah satunya melalui sebaran kredit mikro ke berbagai usaha.
Sepanjang 2022, BRI tercatat menyebarkan kredit mikro sebanyak Rp 551,26 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,92 persen dari tahun sebelumnya. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan salah satu pendorong utama kinerja bisnis mikro BRI yakni dengan keberadaan integrasi ekosistem ultra mikro yang kini menjadi sumber pertumbuhan baru BRI.
"Berikutnya adalah strategi inisiatif terkait dengan post integration pasca pembentukan ekosistem Ultra Mikro kita sudah siapkan dengan tujuh inisiatif utamanya, framework pemberdayaan dalam rangka mendalamkan inklusi keuangan, literasi kita juga sudah punya. Maka dengan dukungan IT capability BRI, kemudian riset dan data analytic yang capable, berikutnya kita punya BRIKodes rasanya target-target yang diberikan oleh stakeholder terkait dengan holding ultra mikro itu pasti akan bisa kita lampaui," terangnya dalam keterangan resmi, Minggu (19/2/2023).
Berkat keberadaan ekosistem ultra mikro, komposisi kredit mikro BRI mencapai 48 persen dari keseluruhan kredit BRI, angka ini meningkat dari sebelumnya sebesar 40 persen.
Jika dirinci, saat ini sudah terdapat 35,3 juta debitur ultra mikro, dimana 14,4 juta orang merupakan debitur BRI, 14 juta debitur PNM dan 7 juta debitur Pegadaian. Sementara itu, dari sisi rekening simpanan, saat ini tercatat lebih dari 144 juta rekening simpanan dengan kategori ultra mikro.
Â
Tumbuh Dua Digit
BRI pun optimistis untuk tahun ini kredit mikro dapat tetap tumbuh double digit. Perseroan telah mempersiapkan beberapa strategi agar mencapai target tersebut. Pertama, program revitalisasi mantri (pemasar mikro BRI) yang menempatkan para mantri di wilayah spesifik sehingga engagement dengan masyarakat semkin kuat. Mantri dapat mengenali lebih dalam calon nasabah nya sehingga bisa mengetahui profil risiko dari masyarakat atau calon nasabah.
Kedua, BRI terus melakukan enhancement business process di BRISPOT sehingga Mantri mampu memantau secara harian kualitas nasabah kelolaannya. Berkat keberadaan BRISPOT, BRI mampu mencairkan KUR sebesar Rp1 triliun per harinya.
"BRI percaya, masyarakat di level grassroot aktivitas ekonominya akan meningkat kalau terintegrasikan dan diberdayakan sehingga memberikan benefit terhadap segmen diatasnya," pungkas Supari.
Advertisement