Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu pagi waktu Jakarta dan memperpanjang pemulihan dari level terendah dalam 15 bulan yang dibukukan pada perdagangan hari sebelumnya.
Harga minyak dunia hari ini mampu naik karena penyelamatan Credit Suisse meredakan kekhawatiran tentang risiko sektor perbankan global yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.
Baca Juga
Setelah mengalami kegelisahan di awal Senin, suasana di pasar keuangan telah membaik setelah pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS dan setelah bank sentral mengatakan mereka akan meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung sistem perbankan.
Advertisement
Mengutip CNBC, Rabu (22/3/2023), harga minyak mentah Brent naik 70 sen atau 0,95 persen menjadi USD 74,49 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 81 sen atau 1,20 persen menjadi USD 68,45 per barel.
"Kegelisahan mengenai kondisi perbankan mungkin telah mereda kemarin tetapi tetap masih ada dampaknya," kata pialang minyak PVM Stephen Brennock.
"Jadi meskipun krisis tampaknya telah bisa dihindari, tetapi masih ada kekhawatiran aksi jual lainnya." tambah dia.
Fokus Pelaku Pasar
Fokus berikutnya bagi investor adalah keputusan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) pada hari Rabu tentang apakah dan seberapa besar menaikkan suku bunga. Rabu the Fed selesai melakukan rapat selama dua hari dan akan segera mengumumkan keputusan.
Sejak krisis perbankan dimulai bulan ini, pasar telah merevisi turun ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Fed berikutnya menjadi 25 basis poin dari 50 basis poin.
Indeks dolar AS naik pada hari Selasa setelah mencapai level terendah dalam lima minggu di sesi sebelumnya. Dolar AS yang lebih kuat membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga dapat mengurangi permintaan.
Â
Pertemuan OPEC+
Pertemuan para menteri anggota OPEC+, yang mencakup anggota OPEC ditambah dengan Rusia dan sekutu lainnya, dijadwalkan pada 3 April2023.
Sumber-sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa penurunan harga mencerminkan ketakutan perbankan, bukan keseimbangan pasokan dan permintaan yang memburuk.
Hal ini terlihat dalam laporan persediaan minyak AS terbaru, yang menurut survei Reuters akan menunjukkan persediaan minyak mentah dan produk yang lebih rendah.
Laporan pertama, dari American Petroleum Institute, akan dirilis pada hari Selasa.
Advertisement