Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) hari ini melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Aziz di sela-sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, salah satunya terkait ekspor nanas.
Secara keseluruhan, pria yang akrab disapa Zulhas itu menyampaikan tujuh hal dalam pertemuan bilateral tersebut. Ini termasuk hubungan perdagangan Indonesia-Malaysia, normalisasi perdagangan lintas batas di Entikog melalui Terminal Kargo Internasional (TBI) Entikong-Tebedu, Komisi Perdagangan dan Investasi Indonesia-Malaysia (JTIC), dan pembatasan ekspor Indonesia. nanas kalengan ke Malaysia.
Baca Juga
Terkait pembahasan hubungan dagang Indonesia-Malaysia, Zulhas mengatakan hubungan dagang Indonesia-Malaysia sudah terjalin lama. Bahkan, perdagangan Indonesia-Malaysia diperkirakan tumbuh 30,37 persen pada 2022 dibandingkan 2021, dari USD 21,4 miliar menjadi USD 27,9 miliar.
Advertisement
Selain itu, surplus Indonesia dengan Malaysia sebesar 2,9 miliar USD pada tahun 2022, meningkat 18,13% dari tahun 2021. Selain itu ekspor impor Indonesia ke Malaysia meningkat sebesar 29,08 persen dan impor sebesar 32 persen pada tahun 2022.
"Ke depan, kita sama-sama sepaham bahwa hubungan dagang ini harus diperkuat agar bisa mendatangkan kesejahteraan bagi kedua negara," kata Zulhas dalam keterangan tertulis, Kamis (11/5/2023).
Sementara terkait normalisasi perdagangan lintas batas di Enticon, Zulhas mengatakan saat ini Indonesia sedang dalam proses koordinasi internal untuk mempersiapkan operasionalisasi TBI Enticon.
"Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan penyelesaian pembangunan TBI Entikong," ujarnya.
Lebih lanjut, Mendag Zulhas menambahkan mengingat Indonesia-Malaysia Joint Trade and Investment Commission (JTIC), Indonesia siap menjadi tuan rumah JTIC ke-4. Ia juga mengusulkan penyelenggaraan JTIC Ministers’ Meeting ke-4 bersamaan dengan ASEAN Economic Ministerial Meeting yang akan diselenggarakan di Semarang pada Agustus 2023.
Kendala Ekspor
Berhubung dengan kendala ekspor nana kaleng Indonesia ke Malaysia, Mendag Zulhas meminta dengan harapan Malaysa Menimalisir kendala teknis yang bisa menghambat perdagangan kedua negara.
“Kemendag meminta bantuan Kementerian Investasi, Perdagangan dan Perindustrian Malaysia untuk mendorong Kementrian Kesehatan Malyasia bersikap lebih kooperatis dan transparan terutama dalam kebijakan yang berdamppak pada ekspor nanas kaleng Indonesa ke Malaysia,”imbuhnya.
Selanjutnya, Zulhas juga menyebutkan Indonesia akan membuka usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Malaysia. Pasalnya, kata nya ekspor Indonesia ke negara tetangga tumbuh lebih dari 30 persen setiap tahunnya.
Pertemuan bilateral tersebut dihadiri oleh Zulhas di daming Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kemenda, Djatmiko Bris Wtjaksono, dan Staf Khusus (Stafsus) Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag, Bara Krishna Hasibuan.
Advertisement
Mendag: Negara ASEAN Perlu Perkuat Perdagangan Intra-ASEAN dan Penguatan Rantai Pasok Kawasan
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan ke-22 ASEAN Economic Community Council (AECC) di Jakarta, Indonesia. Pada pertemuan ini, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dan Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Mendag) Djatmiko Bris Witjaksono.
Pertemuan ini membahas berbagai isu terkait integrasi ekonomi ASEAN, yang akan disampaikan bersama para kepala negara pada KTT ASEAN ke-42 pada tanggal 10-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Pertemuan ini termasuk dukungan AECC untuk 16 hasil ekonomi prioritas yang akan dipromosikan Indonesia selama Keketuaan ASEAN tahun ini, kemajuan dalam implementasi Rencana Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, dan perumusan visi ASEAN pasca-2025.
“Berbagai progress signifikan telah ASEAN lakukan dalam mengimplementasikan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, termasuk dalam memperkuat perdagangan intra-ASEAN serta mendorong penguatan rantai pasok kawasan dan investasi. AECC mendorong agar seluruh badan sektoral terus melanjutkan upaya menyelesaikan berbagai inisiatif dibawah Cetak Biru dimaksud, dan selanjutnya mempersiapkan visi ASEAN paska 2025,” ujar Zulkifli Hasan, Selasa (9/5/2023).
Sebagai informasi, Pertemuan ini mengangkat dua tema: digitalisasi dan keberlanjutan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi ASEAN saat ini dan masa depan.
AECC menekankan, pentingnya penguatan ekonomi digital sebagai kunci pengembangan ASEAN menjadi komunitas digital terkemuka, dan menyerukan agar studi pembentukan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) segera diselesaikan, sehingga putaran pertama negosiasi bisa dimulai akhir tahun ini.
Strategi Netralitas Karbon ASEAN
Di samping itu, AECC akan mengadakan sesi khusus berupa retret untuk membahas berbagai isu keberlanjutan ASEAN, yaitu pengembangan Strategi Netralitas Karbon ASEAN, implementasi ASEAN Circular Economy Framework, upaya transisi energi dan kerja sama pembangunan ASEAN. Ekosistem EV di ASEAN.
“Pertemuan AECC ini menjadi momentum baik untuk membahas pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan sebagai upaya bersama menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global untuk industri kendaraan listrik dan mendukung perekonomian yang berkelanjutan di ASEAN. Dalam hal ini, para Kepala Negara ASEAN direncanakan akan mengeluarkan Deklarasi untuk Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN yang aman, efisien, dan berkelanjutan di ASEAN pada saat KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo,” pungkas Mendag.
Inisiatif lain yang dibahas oleh AECC dan akan diadopsi oleh para Kepala Negara pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo adalah usulan para Kepala Negara untuk Meningkatkan Konektivitas. Dengan demikian, promosi pembayaran regional dan transaksi mata uang lokal dan penerapan peta jalan Timor-Leste untuk keanggotaan penuh ASEAN. Timor-Leste juga menghadiri pertemuan AECC sebagai pengamat untuk pertama kalinya.
Reporter: Elza Hayarana Sahira
Advertisement