Janet Yellen Beri "Warning" Lagi: Gagal Bayar AS Bisa Turunkan Ekonomi Global

Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali mendesak kenaikan plafon utang negaranya, memperingatkan risiko pada ekonomi Amerika dan global.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Mei 2023, 13:41 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 13:41 WIB
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen kembali mendesak Kongres untuk menaikkan plafon utang, memperingatkan bahwa default atau gagal bayar berisiko menimbulkan malapetaka pada ekonomi dan sektor keuangan, memicu penurunan ekonomi global.

"Kegagalan akan mengancam keuntungan yang telah kami kerjakan dengan sangat keras selama beberapa tahun terakhir dalam pemulihan pandemi kami. Dan itu akan memicu penurunan global yang akan membuat kita mundur lebih jauh," kata Yellen, dikutip dari CNN Business, Jumat (12/5/2023).

"(Default) juga akan berisiko merusak kepemimpinan AS pada ekonomi global dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kami untuk mempertahankan kepentingan keamanan nasional," ujarnya di Niigata, Jepang, di mana Yellen menghadiri pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7.

Yellen mengatakan, kenaikan plafon utang atau menangguhkan batas utang bukan merupakan langkah pertama yang diambil Kongres, yang telah dilakukan hampir 80 kali sejak 1960 - dan mendesaknya untuk bertindak cepat melakukannya sekali lagi.

Pernyataan Yellen datang beberapa jam setelah mantan Presiden AS Donald Trump, menyarankan Partai Republik untuk menolak menaikkan batas utang jika Gedung Putih tidak menyetujui pemotongan belanja negara.

"Jika mereka tidak memberi Anda pemotongan besar-besaran, Anda kemungkinan akan default, dan saya tidak percaya mereka akan melakukan default karena saya pikir Demokrat akan benar-benar menyerah," sebut Trump.

Ketika kongres belum mencapai kesepakatan plafon utang, Yellen memperkirakan bahwa AS dapat kehabisan uang tunai dan pembayaran utang harus dilakukan paling cepat awal Juni mendatang.

Seorang sumber juga melaporkan, Yellen juga secara pribadi menelepon sejumlah CEO perusahaan AS untuk membahas konsekuensi dari ambang batas utang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


IMF : AS Default Bisa Timbulkan Dampak Serius pada Ekonomi Global

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan default utang Amerika Serikat yang dipicu oleh kegagalan untuk menaikkan plafon utang, dapat menimbulkan dampak yang sangat serius bagi ekonomi AS serta global.

IMF juga menyoroti kemungkinan biaya pinjaman yang lebih tinggi jika AS gagal menaikkan plafon utangnya.

Mengutip US News, Jumat (12/5/2023) juru bicara IMF Julie Kozack juga mengatakan bahwa otoritas AS perlu tetap waspada terhadap kerentanan baru di sektor perbankan, termasuk di bank regional, yang dapat muncul dalam penyesuaian suku bunga yang jauh lebih tinggi.

Dia menambahkan IMF belum bisa mengukur dampak default AS terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Pada April 2023, IMF memperkirakan pertumbuhan PDB global 2023 hanya akan menembus 2,8 persen, juga mencatat bahwa gejolak pasar keuangan yang lebih dalam, ditandai dengan penurunan harga aset dan pemotongan tajam dalam pinjaman bank, dapat membanting pertumbuhan output kembali ke 1,0 persen.

Ozack melanjutkan, suku bunga yang tinggi bisa menjadi salah satu akibat dari default AS dan beberapa ketidakstabilan yang lebih luas dalam ekonomi global.

"Kami ingin menghindari dampak yang parah itu," kata Kozack.

"Dan untuk alasan itu, kami sekali lagi menyerukan kepada semua pihak untuk bersatu, mencapai konsensus dan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," ujarnya.

Terkait krisis di sektor perbankan AS, Kozack mengatakan IMF menyambut baik tindakan tegas oleh regulator dan pembuat kebijakan untuk mengatasi kegagalan tiga pemberi pinjaman regional utama dalam beberapa pekan terakhir.

Ditambahkannya, IMF akan segera melakukan tinjauan tahunan "Pasal IV" terhadap kebijakan ekonomi AS, dan penilaian itu, yang akan dikeluarkan menjelang akhir bulan Mei, akan menganalisis dampak tekanan pada bank regional, termasuk pengetatan persyaratan kredit.


Bos JPMorgan Wanti-wanti Kebuntuan Plafon Utang AS Bikin Kepanikan

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Diwartakan sebelumnya, CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon mengingatkan bahwa kebuntuan kongres atas penentuan plafon utang dan potensi gagal bayar Amerika Serikat, dapat menciptakan kepanikan finansial di sektor keuangan.

"Panik belum tentu merupakan hal yang rasional,"ujar Dimon, dikutip dari US News, Kamis (11/5/2023).

"Orang-orang panik. Dan (ketika) Anda melihat orang-orang panik, dikhawatirkan (krisis) tahun 2008, 2009 (terulang) lagi, dan itulah yang ingin Anda hindari," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Punchbowl News .

Sementara itu, pihak JPMorgan menolak berkomentar terkait wawancara tersebut. Dimon menyebut, "ada kemungkinan kesalahan yang lebih tinggi di sini karena situasi politik" dengan konsekuensi pada ekonomi. 

Sebelumnya, Menteri keuangan AS Janet Yellen telah mengingatkan bahwa default AS bisa terjadi paling cepat pada 1 Juni mendatang jika kongres tidak segera menaikkan batas utang.

Pertemuan Presiden Joe Biden dan Ketua DPR AS dari Partai Republik Kevin McCarthy belum menghasilkan keputusan terkait utang AS yang telah mencapai ambang batas.

Pembicaraan mendetail tentang peningkatan plafon utang AS sebesar USD 31,4 triliun akan kembali dimulai dengan Partai Republik terus bersikeras pada pemotongan pengeluaran, sehari setelah pertemuan pertama Biden dan McCarthy.

Pertemuan selanjutnya akan melibatkan staf Biden, McCarthy, Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat Chuck Schumer, Senat Republik Mitch McConnell, dilaksanakan pada Rabu sore (10/5) dan Kamis (11/5) waktu setempat.

"Default bukanlah pilihan," kata Biden kepada wartawan setelah pertemuan dengan McCarthy.

"Saya memberi tahu para pemimpin kongres bahwa saya siap untuk memulai diskusi terpisah tentang anggaran saya," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya