Liputan6.com, Jakarta - PT Lapindo Brantas Inc dan PT Lapindo Minarak Jaya (LMJ) masih belum membayarkan utang kepada negara dengan nilai Rp 2 triliun. Hal tersebut diungkap oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban.
Rionald menjelaskan, utang Lapindo Minarak Jaya ini berasal dari dana talangan penanggulangan musibah lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Lapindo itu sudah saya serahkan kepada PUPN cabang Jakarta. Jumlahnya Rp 2 triliunan," ujar Rionald, dalam acara media briefing DJKN Kemenkeu, di Jakarta, pada Selasa 20 Juni 2023.
Advertisement
Kendati begitu, Rio mengaku tidak terlalu mengingat angka pastinya, namun dia yakin angka tersebut lebih dari Rp 2 triliun.
"Jumlahnya Rp 2 triliun something. Kita sudah surat menyurat, kita nagih dan bersangkutan menyampaikan dalilnya dan kita serahkan ke PUPN," terang dia.
Sebagai informasi, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, Rionald Silaban mengatakan, dua perusahaan keluarga Bakrie mengajukan surat terkait pelunasan utang oleh dalam kasus lumpur Lapindo. Inti dari surat tersebut membahas nilai kewajiban PT Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya yang dinilai terlalu tinggi.
Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2019, hingga 31 Desember 2019, total utang dua perusahaan tersebut kepada pemerintah sebesar Rp 1,91 triliun. Adapun rinciannya yakni pokok utang sebesar Rp 773,38 miliar, bunga Rp 163,95 miliar, dan denda Rp 981,42 miliar.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Kondisi Lumpur Lapindo Terkini, Bagaikan Luasnya Lautan
Lumpur Lapindo yang berada di Sidoarjo sudah hadir sejak 29 Mei 2006 dan menjadi salah satu sejarah kelam untuk negara Indonesia. Terhitung hampir 17 tahun lumpur lapindo telah menenggelamkan ribuan rumah masyarakat saat itu.
Adapun semburan lumpur Lapindo tersebut masih belum berhenti dan belum bisa diprediksi kapan berhentinya. Sejumlah ahli geologi memperkirakan fenomena semburan masih akan berlangsung lebih dari puluhan tahun.
Hal ini dikarenakan fenomena mud volcano atau gunung lumpur yang masih terkait akan aktivitas vulkanisme. Tak hanya itu ada faktor-faktor lainnya yang membuat lumpur lapindo tersebut masih terus menyemburkan lumpurnya.
Saat ini, kondisi dari lumpur Lapindo sendiri diketahui sudah sangat luas bahkan sudah seperti lautan. Melansir dari kanal YouTube Aventurero Saputra ia merekam tampilan lumpur lapindo menggunakan drone.
Jika diperhatikan lumpur Lapindo tersebut sudah sangat luas bahkan sudah seperti pemandangan laut. Terlihat juga lumpur tersebut ditahan menggunakan tanggul untuk menghindari luasnya penyebaran lumpur Lapindo tersebut.
Adapun video yang direkam kanal YouTube Aventurero Saputra tersebut pun diambil pada tanggal 20 April 2023 lalu. Saat itu, daerah Sidoarjo masih musim penghujan dan terlihat lumpur menyatu dengan air.
Saat ini, di sekitar lokasi lumpur Lapindo tersebut sudah jarang rumah-rumah pemukiman warga. Hanya saja terdapat jalur kereta serta jalan raya Porong adapun tanggul lumpur Lapindo jauh lebih tinggi daripada jalan dan rumah warga yang terdapat di sana.
Melansir dari kolom komentar video tersebut banyak masyarakat Indonesia yang masih mengingat tentang kejadian lumpur Lapindo. Tidak sedikit juga yang mendoakan agar korban dan juga semburan lumpur dapat segera berhenti.
Advertisement
Dampak Lumpur Lapindo
Hampir 17 tahun lamanya lumpur Lapindo tidak pernah berhenti menyemburkan lumpurnya tentu saja lumpur ini memberikan banyak dampak terutama kepada masyarakat Sidoarjo. Terdapat sekitar 16 desa pada 3 kecamatan yang tergenang oleh lumpur yang meluas dari titik semburan.
Bahkan, ada sekitar 30 pabrik yang juga terkena dampak akibat dari genangan lumpur Lapindo yang membuat pabrik tersebut harus ditutup dan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Ada sekitar ribuan bangunan yang terendam terutama rumah-rumah dari para warga sekitar.