Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat bakal menjual produk BBM baru, yakni campuran Pertamax dan nabati bioetanol (Bioetanol) dengan nilai oktan atau RON 95.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memperkirakan, produk BBM baru RON 95 tersebut tidak akan mendapatkan subsidi dari pemerintah selayaknya Pertalite (RON 90).
"Harganya seharusnya tidak mempengaruhi yang ada sekarang. Kalau bisa jangan sampai lah. Masa subsidi lagi Pertamax," ujar Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Advertisement
Secara target, Pertamina rencananya akan meluncurkan produk BBM campuran RON 95 Pertamax 95 persen dan etanol 5 persen ini pada Juni 2023.
Namun, Arifin belum bisa memastikan kapan produk baru tersebut bakal diberikan izin komersialisasi.  "Kan baru uji coba, karena kuantumnya sudah memadai belum," imbuh dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sempat memberikan bocoran soal peluncuran BBM baru Bioetanol.Â
Ia juga membeberkan kisaran harga dari produk baru ini, yakni akan sama dengan BBM dengan angka oktan 95. Tapi, ia enggan memberitahukan berapa besaran pastinya. "Nanti kisaran harganya sama dengan RON 95 ya," kata Nicke pendek.
Â
Pertamina Bakal Punya Produk BBM Baru Berbahan Baku Tebu, Seperti Apa?
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkap rencana perusahaan dalam waktu dekat. Salah satunya soal peluncuran satu produk baru hasil pengolahan BBM Pertamina.
Produk itu adalah bioetanol yang disebut akan diluncurkan pada Juni 2023, bulan ini. Menurut Nicke, ini jadi salah satu bagian dalam upaya membuka peluang atau unlock value dari bisnis-bisnis yanh dijalankan Pertamina.
"Jadi nanti kita di bulan ini, gak apa-apa ya Pak Alfian kita bocorin dulu, kita mau launching produk baru. Yaitu bioetanol, jadi Pertamax kita campur dengan etanol," ujar dia dalam Media Briefing Capaian Kinerja Pertamina, di Grha Pertamina, Jakarta, ditulis Rabu (7/6/2023).
Potensi ini bahkan diakui tidak akan mengganggu industri lain, seperti industri gula. Mengingat, ada bahan lain yang dibutuhkan adalah moleses tebu. Nicke menyebut, tebu pun bukan satu-satunya bahan yang digunakan. Substitusinya bisa kepada singkong ataupun jagung.
"Etanolnya itu dari moleses tebu, ini nanti rebutan ga dengan pabrik gula? engga. Ini cuma tetes tebu aja, jadi pabrik gula jalan, ada tetes tebunya dan potensi kita besar. Selain itu juga bisa dibuat dari cassava, dari singkong. Dari jagung juga," paparnya.
"Jadi kita akan terus lakukan riset-riset untuk menghasilkan bioenergi dari bahan baku nabati," sambung Nicke.
Â
Advertisement
Transisi Energi
Pada kesempatan ini, Nicke mengatakan kalau ini bagian dari proses transisi energi. Dengan hadirnya bioetanol yang bisa diproduksi Pertamina, artinya ada pemanfaatan yang lebih luas dari produk-produk milik Pertamina.
"Kita harus belajar natural base solution, sebelumnya gak pernah terpikir kita itu memproses tebu kita proses menjadi etanol agar ini menjadi bioenergi yang mengurangi ketergantungan," kata dia.
"Bagi Pertamina, transisi energi itu bukan hanya mau menurunkan karbon emisi, tapi lebih penting lagi bagi Indonesia adalah untuk mewujudkan kemandirian energi. Karena kita akan mengembangkan yang berbasis sumber daya alam yang dimilik indonesia," urai Nicke Widyawati.
Â