Usai Pakai QR Code, Ini Tahapan Lanjutan Program Subsidi Solar Tepat Sasaran

Masyarakat yang ingin membeli solar diwajibkan menunjukkan QR Code hasil dari registrasi ke sistem MyPertamina.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 24 Jun 2023, 21:44 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 19:00 WIB
Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra dalam sosialisasi penggunaan QR Code dalam pembelian Solar atau BBM Subsidi
Masyarakat yang ingin membeli solar diwajibkan menunjukkan QR Code hasil dari registrasi ke sistem MyPertamina. (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat yang ingin membeli solar diwajibkan menunjukkan QR Code hasil dari registrasi ke sistem MyPertamina. Namun, penggunaan QR Code ini ternyata tak selesai disini saja.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menerangkan, secara total program subsidi tepat MyPertamina akan melewati 5 tahapan. Penggunaan QR Code ini baru pada tahap ke-3, artinya masih ada 2 tahapan lagi yang harus dilalui agar penyaluran Solar bersubsidi diyakini tepat sasaran.

"Subsidi tepat ini belum selesai, tahapan setelah utilisasi, tadi saya sampaikan ada 5 tahap, setelah utilisasi masyarakat menggunakan QR Code kita akan mempunyai data. Nah data inilah yang akan kita validasi," kata dia di SPBU COCO, Utan Kayu, Matraman, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

3,61 Juta Pengguna

Dia mengatakan, proses validasi ini ditarget dalam waktu 1 tahun kedepan setelah seluruh kota/kabupaten di Indonesia menerapkan pembelian solar subsidi dengan QR Code. Pada validasi ini, guna memastikan konsumen adalah pihak yang berhak mengonsumsi solar subsidi.

Artinya, dari 3,61 juta pengguna, kemungkinan ada sejumlah data yang akan dianulir. Ega mengatakan, ada kemungkinan data yang tidak sesuai.

"Dari mulai Juli, mudah-mudahan kita lihat nanti maturity datanya. Kalau setengah tahun bisa kita validasi sehingga maturity datanya bagus, tapi secara moderat target mungkin satu tahun kedepan kita udah validasi datanya atau 6 bulan setelah itu tahapnya kita akan melakukan keyakinan bahwa data ini valid data ini betul, sehingga data ini bisa dipertsnggungjawabkan secara governance nya," jelas dia.

"Ada 2 tahap lagi. Tapi data ini menjadi salah satu kunci. Nah setelah data ini setelah utilisasi seeldai mudah-mudahan bisa kita lakukan tetapi sekali lagi tahap utilisasi ini paling krusial karena disinilah interaksi konsumen dengan Pertamina terjadi," sambug Ega.

 


Data Tak Cocok

Pertamina
Ilustrasi - Pengisian BBM

Pada proses validasi nantinya, Ega menerangkan akan memproses data yang masuk selama utilisasi QR Code di lapangan. Nantinya, data yang masuk akan disesuaikan dengan data yang dimiliki oleh Korlantas Polri.

Harapannya, dengan begitu akan didapat data akurat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah. Jika demikian, penyaluran solar bersubsidi dinilai sudah tepat kepada konsumen yang berhak.

"Jadi gini, validasinya gimana? Validasinya mencocokan data dengan aturannya. Apakah mungkin ada yang tak cocok? Ada pak, kami melihat," kata dia.

"Contoh, ini mobil platnya sekian, terdaftar di kita adalah rodanya 6 tapi terdaftar, kita kan per februari sudah bisa koneksi dengan korlantas ya, data base nya ini kok roda enam disini kok roda 4 ini kan berbeda nih. Kalau disini mobilnya register mobilnya solar, disini kok terdaftramya mobil bensin, nah ini kita akan perhatikan," bebernya.

 


Wajib Pakai QR Code MyPertamina

Uji Coba Beli Pertalite Pakai MyPertamina
Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Kamis (30/6/2022). PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, akan melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, secara terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT Pertamina Patra Niaga telah mewajibkan seluruh konsumen BBM Subsidi Solar untuk membeli dengan melakukan pemindaian QR Code. Langkah ini sudah mulai diterapkan di sekitar 4.300 SPBU Pertamina di seluruh Indonesia.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengungkapkan, awal penerapan dilakukan pada 1 Juli 2022 lalu. Kurang dari satu tahun, layanan ini berlaku untuk 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Mulanya dilakukan uji coba dan pengintegrasian sistem. Sambil berjalan, Ega menuturkan, semakin banyak juga orang-orang yang melakukan pendaftaran ke platform MyPertamina, baik website, aplikasi, maupun pendaftaran secara langsung.

"Proses integrasi selesai, kita launching di 1 Juli 2022, masuk utilisasi pertama masuk untuk solar subsidi," kata dia dia SPBU COCO, Utan Kayu, Matraman, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

 


Alasan

Pembelian Solar Bersubsidi di Jakarta Bakal Gunakan QR Code Mypertamina
Petugas menunjukan aplikasi mypertamina di salah satu SPBU di Jakarta, Kamis (25/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penerapan QR Code subsidi tepat di Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar bukan tanpa alasan. Utamanya karena penyediaan solar dibatasi oleh pemerintah. Kemudian, ada disparitas harga yang tinggi antara solar subsidi dan non-subsidi.

"Karena disini yang disparitas harga antara subsidi dan non subsidi paling besar dan potensi penyimpangan sangat besar," terangnya.

Untuk itu, dihadirkan QR Code sebagai salah satu upaya untuk melakukan verifikasi data penerima. Termasuk verifikasi penggunaan QR Code sesuai dengan data kendaraan yang mengisi solar subsidi di SPBU.

"Kita pakai QR untuk verifikasi awal. Mulai dari solsialisasi, komunikasi, diskusi, bahkan program transisi, dari yang boleh pakai QR dan tidak, policy-nya yang pakai QR gimana dan yang enggak pakai QR gimana," jelasnya.

"Akhirnya, per 22 Juni 2023 seluruh transaksi solar subsidi wajib menggunakan QR Code," sambung Ega.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya