Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin ini setelah libur panjang Hari Raya Paskah. Penguatan nilai tukar rupiah ini lebih disebabkan sentimen eksternal mengenai pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (Fed).
Pada Senin (21/4/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta menguat sebesar 46 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.831 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.877 per dolar AS.
Baca Juga
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah menguat seiring persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Advertisement
“Tekanan terhadap dolar AS terbaru datanya dari persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Trump yang meminta Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga acuannya,” ujarnya dikutip dari Antara.
Pernyataan tersebut dianggap mengintervensi tugas The Fed yang bisa berdampak buruk ke perekonomian AS.
Dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya, Truth Social, pada 17 April 2025, Trump menyatakan antara lain bahwa "Powell’s termination cannot come fast enough!”.
Makna dari unggahan tersebut adalah Trump sangat menanti-nanti momen ketika Powell diberhentikan dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan bank sentral AS.
Bahkan, pada hari yang sama, berbagai media internasional juga melaporkan Trump telah berkata kepada para wartawan bahwa "Saya (Trump) tidak senang dengan dia (Powell). Saya membuat dia mengetahuinya.”
Trump Tekan Fed
Salah satu pemicu yang membuat Trump tak suka dengan Powell adalah mengenai paparan penilaian suram oleh Gubernur The Fed terhadap prospek ekonomi terhadap perombakan tarif besar-besaran Trump sejak 3 April 2025.
Selain itu, beberapa kali Trump telah mendorong Fed untuk segera menurunkan suku bunga, tetapi Powell mengatakan pihaknya masih membutuhkan "kejelasan yang lebih besar" mengenai dampak kebijakan tarif Trump sebelum melakukan tindakan apapun.
Penguatan rupiah juga dipengaruhi pelemahan dolar AS yang tertekan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS karena kenaikan harga-harga barang konsumsi.
“Potensi penguatan ke arah Rp 16.700, dengan resisten di kisaran Rp 16.830,” ucap dia.
Aris melaporkan bahwa nilai tukar regional pagi ini rata-rata menguat terhadap dolar AS, sehingga rupiah pun bisa turut menguat.
Indeks dolar AS pagi ini bergerak lebih rendah dari pekan lalu di kisaran 98 dari sebelumnya di atas 99.
Advertisement
Viral Uang Rp 50.000 Kurang Nol, Ini Penjelasan Bank Indonesia
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengelolaan Bank Indonesia, Anwar Bashori, menanggapi terkait beredarnya isu di media sosial mengenai uang pecahan Rp 50.000 yang disebut-sebut mengalami kesalahan cetak karena kekurangan satu angka nol.
Anwar menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak pernah menerbitkan uang Rupiah pecahan Rp50.000 dengan kekeliruan pada penulisan nominal.
"Terkait dengan isu konten uang yang nominalnya kurang 0 satu, perlu kami tegaskan bahwa Bank Indonesia tidak pernah menerbitkan uang Rupiah Rp 50.000 dengan tulisan kekurangan satu angka nol," kata Anwar kepada Liputan6.com, Selasa (15/4/2025).
Penerbitan dan pengedaran Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp 50.000 Tahun Emisi 2022 telah diatur secara resmi dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 24/9/PBI/2022.
"Pengeluaran dan Pengedaran Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp 50.000 Tahun Emisi 2022 diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 24/9/PBI/2022," jelasnya.
Dikutip dari PBI tahun 2022 Pasal 1, Bank Indonesia mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah pecahan 50.000 (lima puluh ribu) tahun emisi 2022 sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia.
Cara Lapor ke BI
Sementara itu, dalam hal masyarakat menemukan uang Rupiah yang diragukan keasliannya atau dipandang tidak sesuai dengan ciri keaslian uang Rupiah, Bank Indonesia menghimbau agar segera melakukan klarifikasi ke kantor Bank Indonesia terdekat.
Bank Indonesia juga terus mengedukasi masyarakat untuk mengenali keaslian uang Rupiah melalui metode 3D yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu merawat uang Rupiah sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga alat pembayaran sah sekaligus melindungi diri dari risiko peredaran uang palsu.
Advertisement
