Tekan Emisi Karbon, Bentoel Group Resmikan Proyek PLTS Tahap 2

Bentoel Group meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap (solar panel) tahap kedua dengan kapasitas 0,8 MW inverter.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jul 2023, 07:45 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 07:45 WIB
Bentoel Group meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap (solar panel) tahap kedua dengan kapasitas 0,8 MW inverter.
Bentoel Group meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap (solar panel) tahap kedua dengan kapasitas 0,8 MW inverter.

 

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environmental Day yang diperingati pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya, Bentoel Group telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap (solar panel) tahap kedua dengan kapasitas 0,8 MW inverter. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2023 yang lalu di pabrik Bentoel Group yang berada di Karanglo, Malang.

Pengoperasian tambahan kapasitas 0,8 MW tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan kontribusi Perusahaan dalam mengatasi masalah perubahan iklim global.

“Pengoperasian PLTS Atap tahap kedua ini merupakan upaya kami dalam mendukung program pemerintah dalam menerapkan energi terbarukan untuk mendukung lingkungan dan komitmen kami terhadap keberlanjutan. Ini juga merupakan investasi strategis jangka panjang kami yang akan membantu kami mencapai target carbon neutrality untuk scope 1 dan 2 pada tahun 2030," kata Head of Operations Regulatory & External Affairs Bentoel Group Latifu Shabur dikutip Senin (3/7/2023).

"Selain itu, kami berharap dapat menginspirasi dan mendorong perusahaan lain serta komunitas di sekitar kami untuk beralih ke energi terbarukan," tutur dia.

Tahap kedua proyek PLTS Atap ini merupakan bagian dari upaya Bentoel Group untuk meningkatkan penggunaan sumber energi bersih dan mengurangi emisi karbon.

Sebelumnya, Bentoel Group juga telah mengoperasikan PLTS Atap sebesar 0,7 MW inverter pada tahun 2021, sehingga saat ini kapasitas total yang telah beroperasi adalah sebesar 1,5 MW. Bentoel Group berinvestasi dalam solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Pada tahun 2022, Bentoel Group juga telah menerima penghargaan IDX Awards atas inisiatif pengurangan emisi, konservasi energi, serta penggunaan energi terbarukan. Bentoel Group juga berkomitmen untuk terus mengejar inovasi dan solusi berkelanjutan dalam operasi bisnis Perusahaan, sejalan dengan komitmen Bentoel Group untuk menjaga bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.

“Bentoel Group juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam inisiatif ini, utamanya kepada PLN dan Kementerian ESDM baik di tingkat pusat maupun di Jawa Timur, serta karyawan yang telah mendukung upaya Perusahaan dalam menerapkan teknologi hijau. Dengan kerjasama yang baik, kami dapat mempercepat peralihan ke energi bersih dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup kita bersama," tutup dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kementerian ESDM Hibahkan PLTS Atap dan Sumur Bor ke Pemda

PLTS di Sekolah Jadi Media Pembelajaran dan Pasokan Listrik
Siswa kompetensi keahlian Teknik Energi Surya Hidro dan Angin (TESHA) melakukan praktek perawatan solar panel di SMK Negeri 1 Kemang Bogor, Jawa Barat, Kamis (19/5/2022). Solar panel teserbut selain sebagai media pembelajaran siswa juga menghasilkan energi listrik yang digunakan untuk kebutuhan pasokan listrik di lab sekolah tersebut. (merdeka.com/Arie Basuki)

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bersama dengan Badan Geologi Kementerian ESDM menghibahkan Barang Milik Negara (BMN) berupa infrastruktur Penerangan Jalan Umum - Tenaga Surya (PJU-TS), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, revitalisasi PLTS Terpusat dan sumur bor.

Penyerahterimaan BMN ini merupakan wujud akuntabilitas pengelolaan BMN di lingkungan Kementerian ESDM, khususnya di Ditjen EBTKE dan Badan Geologi.

"Acara ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Kementerian ESDM secara lebih akuntabel, khususnya pada Ditjen EBTKE dan Badan Geologi yang handal dan berkualitas," kata Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Sahid Junaidi dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (23/6/2023).

Serahterima infrastruktur EBTKE ke Pemerintah Daerah ini, lanjut Sahid, juga merupakan upaya Pemerintah dalam melakukan percepatan dan mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan di daerah, Dimana saat ini Indonesia sedang memasuki masa transisi energi, menuju energi bersih dan berkelanjutan sampai dengan tahun 2060.

"Pemerintah sedang berkomitmen untuk meingkatkan Bauran EBT 23% tahun 2025, juga target pengurangan GRK melalui NDC tahun 2030 dengan target-target yang cukup ambisius, seluruhnya sejalan dengan Road Map Net Zero Emission 2060 dan harus menjadi acuan dalam pengembangan energi mulai saat ini," urainya.

Sahid mengungkapkan, hingga saat ini, dalam kurun waktu 12 tahun, tercatat sebanyak 477.483 unit infrastruktur EBTKE telah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah/Pemerintah Kota dengan total senilai 5,6 Triliun Rupiah. Sementara total BMN yang diserahterimakan pada kesempatan ini sebanyak 6.453 unit yang tersebar di 14 kabupaten dan 2 provinsi dengan total nilai perolehan senilai 48,6 Miliar Rupiah berupa PJU-TS, PLTS Atap dan Revitalisasi PLTS Terpusat.

"Kami berharap infrastruktur tersebut dapat dipelihara untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya guna peningkatan pelayanan masyarakat. Melalui tangan-tangan orang baik Bapak/Ibu sekalian, masyarakat dapat memperoleh akses terhadap energi bersih dan berkelanjutan," ungkapnya.


Energi Berkeadilan

PLTS Atap Serena
PLTS Atap di pabrik Serena yang berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto mengatakan bahwa akses air bersih bagi kehidupan menjadi komitmen utama Kementerian ESDM dalam mewujudkan energi berkeadilan. Oleh karenanya, Badan Geologi dari tahun ke tahun selalu meningkatkan jumlah titik sumur bor.

Namun, penyediaan sarana air bersih melalui pengeboran sumur bor air tanah dalam tahun 2020 merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Badan Geologi mengingat pertimbangan surat dari Bappenas bahwa untuk selanjutnya tugas dan fungsi penyediaan air bersih menjadi kewenangan dari Kementerian PUPR.

"Badan Geologi sendiri telah berhasil membangun sebanyak 3.478 unit sumur bor tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 145,95 juta m3/tahun, yang dapat melayani sebanyak kurang lebih 6,6 juta jiwa. Padahari ini, sebanyak 81 buah sumurbor yang tersebardi 31 kabupaten/kota dengan nilai perolehan 68,2 Miliar Rupiah sebanyak 55 unit BMN pada Pusat Informasi Geologi Ciletuh Sukabumi dengan nilai sebesar Rp1,8 miliar," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya