Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri side event G20 India terkait Infrastructure Investors Dialogue, di Ghandhinagar India.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengatakan pembangunan infrastruktur merupakan komponen penting negara berkembang seperti Indonesia.
Baca Juga
Menurutnya berkat pembangunan infrastruktur membuat Indonesia mampu keluar dari Middle Income Trap, yaitu kondisi di mana suatu negara berpenghasilan menengah tidak bisa keluar menjadi negara maju.
Advertisement
Bendahara negara ini pun menyampaikan bocoran bagaimana Indonesia bisa menciptakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
"Untuk itu, bersama para hadirin dalam dialog infrastruktur G20 sore ini, saya berbagi mengenal bagaimana upaya Indonesia menciptakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan hingga ke tingkat Pemerintah Daerah," kata Sri Mulyani dikutip dari akun instagram pribadinya @smindrawati, Senin (17/7/2023).
Upaya pertama, yakni melalui hadirnya UU HKPD untuk mendukung Pemda meningkatkan infrastruktur publik, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, juga menurunkan ketimpangan sosial.
Kedua, Pemerintah Pusat juga memberikan akses kepada Pemda untuk mendapatkan pembiayaan infrastruktur daerah melalui soft loan BUMN.
"Program ini berperan penting mendukung pertumbuhan ekonomi di masa pandemi, melalui public-private financing, hingga akses ke pasar modal melalui obligasi dan sukuk daerah," ujar Menkeu.
Selain itu, untuk memperkuat komitmen Indonesia, pada Presidensi G20 Indonesia tahun lalu, Pemerintah Indonesia juga telah memperkenalkan ESG framework for infrastructure financing yang menghasilkan umpan balik dan dukungan positif dari banyak mitra pembangunan.
"Terima kasih Menteri @nsitharaman atas kesempatan yang diberikan kepada para anggota untuk bisa berbagi dan belajar bersama membangun masa depan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan," pungkasnya.
Sherpa G20 Kembali Berkumpul di India Bahas Leaders’ Declaration
Sherpa G20 melakukan pertemuan yang ketiga di Hampi, Karnataka, India, pada 13-15 Juli 2023. Pertemuan ini untuk membahas draf Leaders’ Declaration yang akan diadopsi oleh kepala negara/pemerintahan di Konferensi Tingkat Tinggi G20 tanggal 9-10 September 2023 mendatang di New Delhi – India.
Dalam pertemuan ini dihadiri oleh Sherpa dan Sous Sherpa negara anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional. Dari Indonesia hadir Co-Sherpa G20 Indonesia Edi Prio Pambudi.
Pertemuan dibuka oleh Sherpa G20 India yang meminta para Sherpa G20 mendorong konsensus untuk mencapai Leaders’ Declaration yang leaders-like, visioner, tidak teknikal, kompak, dan berisi arahan politik yang strategis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini dan masa depan.
Pembahasan Leaders’ Declaration dibagi menjadi 5 sesi yaitu:
- Sesi Preamble;
- Sesi Accelerated, Inclusive, Sustainable, and Resilient Growth;
- Sesi Technological Transformation and Digital Public Infrastructure dan Creating a More Inclusive World;
- Sesi Accelerating Progress on the Sustainable Development Goals dan Green Development for a Sustainable Future; serta
- Sesi Multilateral Institutions for the 21st Century, Safeguarding International Security, dan Gender Equality and Empowering All Women and Girls.
Penyiapan Leaders’ Declaration menjadi tugas yang tidak ringan karena fragmentasi negara anggota G20 yang terutama disebabkan oleh eskalasi tensi geopolitik. Namun sejauh ini, negara anggota G20 tetap berupaya mencari jalan keluar (way forward) untuk mencapai konsensus.
Co-Sherpa G20 Indonesia menyampaikan dukungan terhadap Presidensi G20 India dan mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai dalam Pertemuan Tingkat Menteri, tingkat working group, dan tingkat engagement group.
“Konsensus pada Leaders’ Declaration bukan prestasi Presidensi semata atau Troika (Indonesia, India, Brazil) saja, namun prestasi semua negara anggota G20 yang bersedia melakukan kompromi dan saling memberikan konsesi demi tercapainya suatu kesepakatan,” ujar Edi Prio Pambudi dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (16/7/2023).
Advertisement
Bali Leader’s Declaration
Indonesia juga mendorong dicantumkannya referensi terkait G20 Action for Strong and Inclusive Recovery yang merupakan lampiran Bali Leader’s Declaration demi kelanjutan inisiatif Indonesia pada Presidensi G20 tahun lalu.
Turut hadir dalam Pertemuan Sherpa G20 Ketiga tersebut yakni Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Dida Gardera dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian yang juga merupakan Co-Sous Sherpa G20 Indonesia Ferry Ardiyanto, serta Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Tri Purnajaya.