Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif terus mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung percepatan program transisi energi guna menggapai target net zero emission 2060, atau lebih cepat.
Namun ongkosnya tidak murah. Indonesia butuh dana investasi hingga USD 1 triliun, atau setara Rp 15.000 triliun (kurs USD 15.000 per dolar AS) untuk menggapainya.
Baca Juga
"Indonesia membutuhkan investasi hingga USD 1 Triliun pada tahun 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan," ujar Arifin dalam acara peluncuran perpanjangan Program MENTARI antara Indonesia-Inggris di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023).
Advertisement
Menurut dia, kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat. Sebab, Indonesia akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang.
"Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut," imbuh Arifin.
Program MENTARI
Sebagai upaya menggalang dana tersebut, Kementerian ESDM dan Kementerian Keamanan Energi dan Net Zero Inggris meluncurkan perpanjangan Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI).
Mulanya, program MENTARI dijadwalkan akan berakhir pada 2024. Namun dengan adanya kesepakatan ini akan diperpanjang hingga 2027. Indonesia pun memperoleh hibah tambahan dari Inggris senilai GBP 6,5 juta, atau setara Rp 135 miliar.
Arifin mengapresiasi para pemangku kepentingan program MENTARI, baik dari unsur pemerintah, sektor swasta, maupun komunitas, yang telah terlibat dalam proses perencanaan dan implementasi program tersebut.
"Dukungan berkelanjutan, kolaborasi, dan komitmen, akan memastikan program MENTARI berada di jalur yang tepat dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat," kata Arifin.
Genjot Investasi dan Transisi Energi, Indonesian Petroleum Association Gelar IPA Convex 2023
Sebelumnya, Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali menggelar Konvensi dan Pameran IPA ke-47 tahun 2023 (47th IPA Convex 2023), dengan mengusung tema Enabling Oil & Gas Investment and Energy Transition for Energy Security. Kegiatan ini akan berlangsung secara luring (offline) pada 25-27 Juli 2023, di ICE, BSD City.
Vice President IPA, Ronald Gunawan mengatakan, tema IPA Convex tahun ini dipilih dengan mempertimbangkan dua kondisi utama yang ada di sektor hulu migas. Kedua isu yang jadi perhatian secara nasional maupun global tersebut, yakni transisi energi dan investasi hulu migas.
Ronald menyatakan, para pelaku sektor hulu migas sepakat bahwa transisi energi merupakan keniscayaan dan tidak bisa dihindari. Namun dalam konteks kebutuhan energi yang masih tinggi dan cenderung meningkat karena pertumbuhan ekonomi, diyakini bahwa energi yang bersumber dari migas masih diperlukan.
"Oleh karena itu, energi fossil masih akan memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung ketahanan energi," ujarnya dalam konferensi pers Road to IPA Convex 2023 di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Ditambahkan dia, sektor hulu migas menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari rencana para pemangku kepentingan di sektor energi untuk menghasilkan energi yang bersih ke depannya. Sehingga target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat dapat tercapai.
Adapun usaha penurunan emisi karbon salah satunya dilakukan terutama dengan menggunakan teknologi CCS/CCUS.
Ronald menyebutkan, sejumlah sesi diskusi bersama para pemangku kepentingan di sektor hulu migas akan digelar pada perhelatan IPA Convex tahun ini untuk mencari solusi agar kedua target yang ditetapkan pemerintah, yaitu penurunan emisi karbon dan peningkatan produksi migas, dapat tercapai.
"Pemenuhan kebutuhan energi dan upaya mengurangi emisi karbon untuk membantu mengurangi pemanasan global harus dapat berjalan bersama," imbuh dia.
Advertisement
White Paper
Selain berbagai sesi diskusi, panitia IPA Convex 2023 juga menyiapkan dokumen kajian (white paper) yang merupakan usulan dari para pelaku industri migas bagi tercapainya investasi migas yang diinginkan. Serta usaha penurunan emisi karbon yang secara teknis dan keekonomian dapat diterapkan di Indonesia.
Ketua Panitia Convex IPA 2022, Krishna Ismaputra memaparkan, perhelatan ini didukung penuh para sponsor yang terdiri dari berbagai perusahaan migas nasional dan internasional. Seperti, PT Pertamina Hulu Energi sebagai sponsor Titanium, MedcoEnergi, Elsewedy Electric, COSL, BP Indonesia, Wood Mackenzie, Petronas Indonesia, dan Exxonmobil Indonesia.
Sebagai sponsor platinum, turut ikut serta Energi Mega Persada dan Mubadala Energy sebagai sponsor Gold, serta Conrad Asia Energy Ltd, Sinopec International Petroleum E&P Corporation (SIPC) Indonesia, Chevron, Harbour Energy, dan INPEX Masela LTD sebagai sponsor silver.
"Harapannya, IPA Convex 2023, menjadi perhelatan penting untuk seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk lebih memahami peran penting industri migas dalam masa transisi energi. Sekaligus memberikan awareness tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan menekan emisi karbon," tutur Krishna.Â