Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hening Parlan mengajak umat Muslim berusaha memulai transisi energi.
Hal ini, kata dia, sebagai upaya memulihkan bumi yang semakin rusak akibat penggunaan energi fosil yang berlebihan.
"Data dari berbagai riset menunjukkan muslim Indonesia percaya untuk melakukan inisiatif perubahan dalam menjaga dan merawat bumi sebagai wujud wakil Allah di muka bumi atau khalifah fil ardh," kata Hening dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).
Advertisement
"Transisi energi yang berkeadilan adalah wujud pengamalan Al-Qur’an tentang adil yang adabanyak sekali kata adil di dalamnya," sambungnya.
Dia menekankan pentingnya keseimbangan untuk tidak terus menggunakan energi fosil yang eksploitatif ke arah pemanfaatan energi secara adil dan seimbang. Selain itu, Hening menilai pentingnya menggerakkan inisiatif-inisiatif transisi energi berkeadilan di level umat.
"Dukungan kebijakan hingga bantuan teknis diperlukan agar berbagai inisiatif ini menjadisesuatu yang lebih besar," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan pentingnya pemetaan yang menyeluruh untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi dengan tuntutan pekerjaan terkait bidang transisi energi. Sebab, hal ini akan berdampak pada ketidakadilan penggajian.
"Jika tidak kita tidak petakan dengan baik akan memunculkan ketidakadilan seperti isu penggajian hingga ketimpangan gender," ujar Anwar.
Sensivitas Gender
Dia juga menjelaskan perlunya menempatkan sensitivitas gender dalam transisi energiberkeadilan. Salah satunya, melalui regulasi perlindungan kesejahteraan sosial yang mengatur hak-hak pekerja perempuan.
"Kita ingin transisi berkeadilan ini adalah sebagai sebuah kata kunci untuk membawa peningkatan keterampilan dan taraf hidup pekerja terutama di sektor-sektor yang ekonominya sedang berkembang," tutur Anwar.
Advertisement
